Perdagangan Herpetofauna Melalui E-commerce di Indonesia

Abstract

Pemasaran satwa liar dalam skala komersial saat ini berkembang melalui platform perdagangan elektronik, namun penelitian terkait perdagangan satwa liar di Indonesia khususnya herpetofauna melalui media internet masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah perdagangan herpetofauna pada platform e-commerce yang populer di Indonesia yaitu Tokopedia, Shopee, Lazada dan Bukalapak dengan metode pengambilan data melalui aplikasi web scraping. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 117 jenis herpetofauna dari 38 famili, yang terdiri dari 106 jenis reptilia dan 11 jenis amfibia. Kategori produk yang paling banyak ditawarkan adalah satwa hidup sebagai hewan peliharaan. Sebanyak 6 jenis termasuk dalam satwa dilindungi menurut Permen LHK No. 106 tahun 2018 yaitu Crocodylus porosus (buaya muara), Morelia viridis (sanca hijau), Python bivittatus (sanca bodo), Orlitia borneensis (kura-kura byuku), Varanus nebulosus (biawak abu-abu) dan Varanus panoptes (biawak argus). Perdagangan herpetofauna terbanyak terdapat di Jawa Barat kemudian Jakarta. Total nilai ekonomi yang dihasilkan selama tahun 2017 sampai 2022 sebesar Rp3.355.750.470.

Sales of wildlife use on a commercial scale has now developed into various online platform, however research related to wildlife trade in Indonesia, especially herpetofauna through the internet is still limited. This study aims to examine the herpetofauna trade on a popular e-commerce platform in Indonesia, namely: Tokopedia, Shopee, Lazada and Bukalapak using web scraping application data retrieval method. The results recorded 117 species of herpetofauna from 38 families, comprising of 106 species of reptiles and 11 species of amphibians. The most offered product category is live animals as pets. Six species are included under the protected animals list according to the Ministry of Environment and Forestry No. 106 from 2018, namely Crocodylus porosus (saltwater crocodile), Morelia viridis (green tree python), Python bivittatus (burmese python), Orlitia borneensis (Malaysian giant turtle), Varanus nebulosus (clouded monitor) and Varanus panoptes (argus monitor). The most herpetofauna trade is in West Java, then Jakarta. The total economic value during the period of 2017 to 2022 is IDR 3,355,750,470.