Perbandingan Dampak Kebakaran Perkebunan Sawit Terhadap Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu Antara PT RAJ dengan PT TPR, Sumatera Selatan

Abstract

Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia merupakan permasalahan yang terjadi setiap tahun dengan luas kebakaran terbesar di pulau Sumatera dan Kalimantan. PT RAJ dan PT TPR di Kabupaten Oki, Provinsi Sumatera Selatan merupakan perkebunan kelapa sawit yang mengalami kebakaran lahan pada tahun 2015 dan 2019. Luas kebakaran diperkirakan mencapai ±500 ha. Kebakaran lahan di perkebunan kelapa sawit diduga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Salah satu yang menjadi perhatian banyak peneliti adalah anggapan terjadi kepunahan keanekaragaman hayati termasuk jenis kupu-kupu. Pengumpulan data kupu-kupu menggunakan metode transek jalur dan metode perangkap yang dilakukan pada lahan tidak terbakar dan lahan terbakar secara simultan sebagai pembanding dampak kebakaran. Penelitian ini menemukan bahwa dampak kebakaran lahan terhadap keanekaragaman jenis kupu-kupu dan kekayaan jenis kupu-kupu terhadap tutupan lahan sawit lebih besar terjadi di PT RAJ (H’ = 0,5595, Dmg = 1,0564). Namun, dampak kebakaran terhadap jumlah jenis kupu-kupu dan kemerataan jenis kupu-kupu lebih besar di PT TPR (S = 5, E = 0,0473). Berbeda dengan dampak kebakaran terhadap tutupan lahan semak belukar yang lebih besar terjadi di PT TPR (S = 4, H’ = 0,08473, Dmg = 1,2629), kecuali untuk kemerataan jenis. Selanjutnya, dampak kebakaran terhadap dugaan kehilangan dan perolehan jenis kupu-kupu pada tutupan lahan sawit lebih besar terjadi di PT RAJ. Perolehan 3 jenis kupu-kupu dan kehilangan 9 jenis kupu-kupu. Sementara itu untuk tutupan lahan semak belukar dampak kebakaran lebih besar terjadi di PT TPR dengan perolehan 2 jenis kupu-kupu dan kehilangan 6 jenis kupu-kupu. Dampak signifikan ditunjukkan pada tutupan lahan NKT PT TPR karena tidak ditemukan jenis kupu-kupu yang bertahan. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa setelah satu tahun kebakaran tidak menunjukkan terjadinya kepunahan kupu-kupu, namun dampak yang ditimbulkan bervariasi. Variasi dari dampak kebakaran dikarenakan faktor suhu, jenis tumbuhan penyusun, sumber air, predator, dan aktivitas manusia.

Forest and land fires in Indonesia are problems that occurs every year with the largest fire area on the islands of Sumatra and Kalimantan. PT RAJ and PT TPR in Oki, South Sumatra are oil palm plantations that experienced land fires in 2015 and 2019. The fire area is estimated to be ± 500 ha. Land fires in oil palm plantations are thought to have a negative impact on the environment. One of the concerns of many researchers is the assumption that there is an extinction of biodiversity, including butterfly species. Butterfly data was collected using the path transect and baited trap methods carried out on unburned land and burned land simultaneously as a comparison of the impact of fires. This study found that the impact of land fires on butterfly species diversity and butterfly species richness on oil palm land cover was greater in PT RAJ (H’ = 0.5595, Dmg = 1.0564). However, the impact on the number of butterfly species and the evenness of butterfly species was greater in PT TPR (S = 5, E = 0.0473). In contrast to the impact of fires on bushland cover was greater in PT TPR (S = 4, H’ = 0.08473, Dmg = 1.2629), except for the evenness of species. Furthermore, the impact of land fires on the loss and gain of butterfly species on oil palm land cover was greater in PT RAJ. Gained 3 species of butterflies and loss 9 species of butterflies. Meanwhile, for bushland cover, the fires impact was greater in PT TPR with the gains of 2 species of butterflies and loss of 6 species of butterflies. A significant impact occurred on PT TPR's HCV land cover as no butterfly species survived. Overall, this study shows that after one year the fires did not cause the extinction of butterflies, but the impacts varied. Variations in the impact of fires are due to other factors such as temperature, types of constituent plants, water sources, predators, and human activities.