Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112999
Title: Performa Ayam Pedaging KUB dan JOPER yang Diberi Formula Ransum Mengandung Sapuring sebagai Substitusi Jagung
Authors: Sukria, Heri Ahmad
Rengganis, Putri
Aditama, Ryzal Satria
Harum, Francis
Taryati
Issue Date: 2022
Abstract: Pengembangan usaha peternakan di suatu daerah harus disertai dengan pembangunan industri pakan untuk menyediakan pakan yang berkualitas dan berkelanjutan di wilayah tersebut. Pembangunan industri pakan harus didukung oleh ketersediaan sumber bahan baku pakan lokal yang cukup dan sistem rantai pasok yang baik untuk menghasilkan sistem produksi yang efektif dan efisien. Untuk memmenuhi kebutuhan pakan yang cukup dan bermutu sesuai dengan kebutuhan ternak yang dikembangkan, maka bahan bahan baku pakan tersebut harus diproduksi dan diolah dengan teknologi pengolahan untuk menghasilkan formula ransum yang bermutu dan ekonomis. Kawasan industri pakan sebaiknya dibangun dan dikembangkan di wilayah produksi ternak (on-farm) sehingga berdekatan dengan sumber bahan baku pakan dan kawasan produksi ternak sebagai sumber pasar (market area) Propinsi Riau mempunyai potensial yang sangat besar dalam pengembangan ternak baik ruminansia maupun unggas. Populasi ternak ruminansia dan unggas di Provinsi Riau cukup tinggi, sehingga pengembangan dan penyediaan pakan lokal harus menjadi prioritas dan perhatian yang serius dalam pembangunan industri pertanian di wilayah pedesaan (Rural Industrial Agriculture). Provinsi Riau memiliki potensi sumber daya pakan yang berasal dari tanaman perkebunan, tanaman pangan dan perikanan laut yang cukup tinggi. Khusus tanaman sagu hampir 99% terdapat di kabupaten kepulauan Meranti yaitu sebesar 37.968 Ha, dengan produksi sagu sebesar 198.191 Ton/tahun dan ampas sagu 873.112 Ton/tahun (Dinas Peternakan Provinsi Riau 2014). Menurut Hengky et al. dalam Bintoro (2019) menyatakan bahwa produksi pati di kepilauan Meranti berkisar antar 135 kg- 385 kg/pohon. Masyarakat sekitar kepulauan kabupaten Meranti memanfataatkan Tanaman sagu menjadi tepung sagu (Sago flour) sebagai produk utama pangan dan ampas sagunya sebagai bahan pakan yang dipelihara tradisional dan masih skala kecil. Pada saat ini masyarakat mulai memanfaatkan tanaman sagu tidak hanya untuk diambil pati sagunya akan tetapi juga empulur batang sagu yang diparut setelah dikeringkan dimanfaatkan langsung sebagai pakan ternak yang dikenal dengan nama sagu parut kering (Sapuring). Berdasarkan data produksi sagu per pohon menurut hasil penelitian Hengky (rataan 260 kg/pohon ) dan data produksi sagu di Kepulauan Meranti dari Dinas Peternakan provinsi Riau (198.191 Ton/tahun jika diproduksi menjadi Sapuring maka setara dengan 381.137 Ton/tahun. dst ..
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112999
Appears in Collections:Research Report

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Laporan Penelitian Ayam Kampung.pdfLaporan329.22 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.