Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112981
Title: Uji Multilokasi, Ketahanan Hawar Daun Bakteri serta Mutu Gabah dan Beras pada Galur-galur Dihaploid Padi Hitam (Oryza sativa L.) Hasil Kultur Antera
Authors: Purwoko, Bambang Sapta
Dewi, Iswari Saraswati
Suwarno, Willy Bayuardi
Firdaus, Muhammad Jauhar
Issue Date: 28-Jul-2022
Publisher: IPB University
Abstract: Padi hitam masih satu spesies dengan padi putih (Oryza sativa L.) namun adanya pigmen antosianin menyebabkan kandungan antioksidannya menjadi lima kali lebih banyak. Antioksidan yang ada pada padi hitam memiliki banyak manfaat, antara lain sebagai antikanker, anti penyakit jantung, antidiabetes, dan antialergi. Pengembangan padi hitam saat ini memiliki beberapa kendala antara lain adalah daya hasil dan umur tanaman yang dalam (> 150 HSS) sehingga kurang diminati oleh petani. Penelitian ini menggunakan materi genetik berupa galur-galur dihaploid padi hitam hasil kultur antera. Tujuan penelitian ini ialah mendapatkan galur dihaploid padi hitam unggul yang tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri serta memiliki kualitas gabah dan beras yang baik. Pengamatan yang dilakukan terhadap karakter agronomi dan produktivitas 14 galur dihaploid padi hitam dan 2 varietas pembanding pada 10 lokasi pengujian menunjukkan perbedaan yang nyata pada genotipe dan interaksi antara genotipe dan lingkungan. Metode analisis stabilitas menggunakan aplikasi PBSTAT-GE 3.0.3 yang dilakukan adalah dengan Yield stability index (Kang 1993), Coefficient of variability (Francis dan Kannenberg 1978), Coefficient of regression (Finlay dan Wilkinson 1963), Coefficient of regression and deviation from regression (Eberhart dan Russell 1966), Wricke ecovalence (Wricke 1962), Hanson genotypic stability (Hanson 1970), Shukla’s stability variance (Shukla 1972), Si (Nassar dan Hühn 1987), Top (Fox et al. 1990), NPi (Thennarasu 1995), Additive Main Effect and Multiplicative Interaction (AMMI) dan Genotype + Genotype by Environment (GGE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas galur-galur dihaploid padi hitam menunjukkan kondisi yang beragam di 10 lingkungan. Genotipe MW 3- 58-1-3 (AW8) memiliki rata-rata produktivitas tertinggi, stabil dan berbeda nyata dengan dua varietas pembanding dengan produktivitas 6,29 ton ha-1 dan potensi hasil mencapai 9,27 ton ha-1. Genotipe MW 2-7-1-1 (AW1), MW 3-19-1-2 (AW4), MW 3-24-2-5 (AW6) MW 3-32-2-4 (AW7), MW 3-58-1-3 (AW8), MW 3-58-2-1 (AW9), MW 6-8-1-1 (AW14), Aek Sibundong (AW15) merupakan genotipe yang memiliki produktivitas lebih tinggi dibanding rata-rata dan memiliki stabilitas dinamis berdasarkan metode Kang. Penyakit hawar daun bakteri merupakan salah satu permasalahan utama yang dapat menurunkan produksi tanaman padi. Pada fase generatif gejala penyakit ini menyebabkan daun menjadi kering hingga ke pelepah daun yang menyebabkan menurunnya kemampuan tanaman untuk melakukan fotosintesis sehingga pengisian gabah menjadi kurang sempurna (Sudir et al. 2012; Herlina dan Silitonga 2016). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ketahanan galur-galur dihaploid padi hitam terhadap hawar daun bakteri dengan menggunakan isolat HDB patotipe III, IV, dan VIII, sedangkan pengamatan dilakukan pada fase vegetatif dan generatif. Hasil pengujian bervariasi mulai dari menunjukkan rentan sampai sangat tahan. Diperoleh 9 galur DH padi hitam yang memiliki ketahanan berkisar dari agak tahan sampai sangat tahan terhadap patotipe III dan IV, yaitu MW2-7-1-1 (AW1), MW4- 2-1-1 (AW2), MW2-7-1-3 (AW3), MW3-19-1-2 (AW4), MW3-24-1-4 (AW5), MW3-32-2-4 (AW7), MW3-58-1-3 (AW8), MW2-7-1-2 (AW10), dan MW 4-2-2- 1 (AW12). Semua galur tersebut juga memiliki kisaran agak tahan sampai tahan di fase generatif terhadap patotipe VIII namun agak rentan pada fase vegetatif. Galur MW 3-19-1-2 (AW4) dan MW 3-58-13 (AW8) merupakan genotipe yang memiliki ketahanan terbaik yaitu tahan pada patotipe III dan IV pada fase vegetatif dan sangat tahan pada fase generatif, serta tahan pada patotipe VIII pada fase generatif. Kualitas mutu gabah dan beras yang merupakan perpaduan antara kualitas mutu fisik dan kimia (fisikokimia) penting sebagai pertimbangan bagi petani dan komersialisasi suatu varietas baru. Hasil menunjukkan dua varietas pembanding (Aek Sibundong dan Jeliteng) terdapat pada Grup 1 bersama dengan galur MW 3- 24-2-5 (AW6). Karakter penciri pada Grup 1 ialah kadar air 13,6%, beras kepala 88,7%, beras pecah kulit 76%, beras giling 70%, skor alkali 1-4, suhu gelatinisasi sedang hingga tinggi, bentuk ramping, rasa gurih dan pengapuran kecil. Galur harapan MW 3-19-1-2 (AW4) dan MW 3-58-1-3 (AW8) yang terdapat pada Grup 3 memiliki karakter penciri yang membedakan dengan Grup 1 dan 2 yaitu suhu gelatinisasi yang rendah dan skor alkali yang tinggi. Selain itu diperoleh galur harapan lain yaitu MW 3-24-2-5 (AW6), MW 3-32-2-4 (AW7), MW 3-58-2-1 (AW9) dan MW 6-8-1-1 (AW14) yang memiliki beras pecah kulit antara 71-77% sebanding dengan Jeliteng (75%) dan Aek Sibundong (78%) dan beras kepala yang tinggi yaitu sekitar 77-87% kecuali galur MW 3-19-1-2 (AW4) yang hanya 68%. Dari segi warna aleuron, semua galur uji berwarna hitam, kecuali galur MW 3-24-2-5 (AW6) yg merah. Galur AW6 mempunyai produktivitas sebanding dengan pembanding padi beras merah varietas Aek Sibundong, namun lebih baik dalam rasa (pulen), lebih beraroma, sama-sama gurih dan suhu gelatinisasi yang lebih rendah. Penelitian ini berhasil mendapatkan beberapa galur-galur padi dihaploid yang memiliki keragaan agronomi yang baik, stabil hasilnya, beradaptasi luas, tahan terhadap hawar daun bakteri dan memiliki mutu beras dan nasi yang baik. Berdasarkan hasil pengujian terhadap keragaan agronomi termasuk produktivitas dan potensi hasil, stabilitas hasil, ketahanan hawar daun bakteri dan mutu beras dan nasi didapatkan galur MW 3-19-1-2 (AW4) dan MW 3-58-1-3 (AW8) ialah galur terbaik pada penelitian ini. Selain itu terdapat empat galur harapan lainnya yang berpotensi sebagai pangan fungsional yaitu MW 3-24-2-5 (AW6), MW 3-32-2-4 (AW7), MW 3-58-2-1 (AW9) dan MW 6-8-1-1 (AW14). Galur-galur ini mempunyai karakter agronomi baik dengan produktivitas serupa dengan pembanding padi beras merah varietas Aek Sibundong tetapi lebih tinggi dibandingkan pembanding padi beras hitam varietas Jeliteng, memiliki ketahanan terhadap HDB, persentase beras pecah kulit yang tinggi serta kualitas beras yang baik. Galur-galur harapan padi pada penelitian ini masih harus diuji ketahanannya terhadap hama dan penyakit utama seperti WBC, tungro dan penyakit blas untuk keperluan pelepasan varietas berdasarkan Kepmentan No. 681 Tahun 2019. Selain itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan yang terdapat pada beras antara lain senyawa antosianin, antioksidan, karbohidrat, lemak dan protein sehingga dapat digunakan sebagai data pendukung pelepasan varietas beras khusus atau beras fungsional.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112981
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
COVER.pdf
  Restricted Access
Cover638.22 kBAdobe PDFView/Open
FULL TEXT.pdf
  Restricted Access
Full Text2.06 MBAdobe PDFView/Open
LAMPIRAN.pdf
  Restricted Access
Lampiran259.45 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.