Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112934
Title: Manajemen Burung Kuntul Yang Menggunakan Gts Pertamina Hulu Mahakam Sebagai Roosting Site
BASELINE STUDY
Authors: Mardiastuti, Ani
Mulyani, Yeni A.
Issue Date: 2020
Abstract: Beberapa GTS (Gathering Testing Satellites) yang dikelola oleh Pertamina Hulu Mahakam (PHM) telah dipakai oleh burung-burung kuntul sebagai tempat bermalam dan bertengger (roosting). Burung kuntul yang roosting di GTS tersebut mulai mengganggu akibat banyaknya kotoran (feses) dan muntahan burung. Laporan ini berisi hasil baseline study terkait burung kuntul, GTS yang digunakan oleh burung kuntul, serta data/informasi yang diperlukan untuk mengambil kebijakan dan tindakan selanjutnya. Kunjungan lapang dilakukan pada tanggal 30-31 Agustus 2019 dan 1 September 2019 (pra-survey) dan 8-13 Februari 2020. GTS yang dikaji untuk baseline study ini adalah GTS yang dipakai roosting burung yaitu GTS-Ax, GTS-Dx, dan GTS-C. Burung kuntul yang roosting di GTS terdiri dari 2 spesies, yaitu kuntul besar (Egretta/Ardea alba) dan kuntul sedang (Egretta intermedia). Jumlah rata-rata burung kuntul di GTS-C adalah sebanyak 600 ekor dan di GTS Ax ±70 ekor. Burung di GTS-Dx hanya sedikit dan tidak dihitung. Burung-burung kuntul tersebut tiba di GTS (dari awal tempat mencari makan di Delta Mahakam) pada sore hari, antara jam 17.30–19.00 WITA. Pada pagi hari burung kuntul meninggalkan GTS pada jam 6.00–6.15 WITA. Pada saat terbang ke GTS, burung-burung pada umumnya membentuk kelompok kecil (3-10 ekor) atau terbang secara soliter. Di GTS-C yang digunakan oleh banyak burung untuk roosting banyak ditemukan feses dan muntahan burung. Di GTS tersebut ternyata ditemukan pula telur (1 butir) dan bangkai burung (1 ekor), sementara di GTS-Dx dan GTS-Ax ditemukan pula ranting untuk bahan sarang. Banyaknya burung yang melakukan roosting di GTS-C disebabkan oleh beberapa faktor, yakni (a) tidak adanya lokasi roosting di daratan Delta Mahakam, (b) jarak yang dekat dengan daratan sebagai lokasi foraging site (tempat mencari makan), dan (c) banyaknya struktur pipa dan railing yang memungkinkan digunakan untuk tempat roosting. Dari analisis tutupan lahan di dekat GTS C diketahui bahwa 23.71% daratan terdekat (radius 5 km) merupakan tambak udang milik masyarakat. Kegiatan penambangan gas yang akan dihentikan di GTS-D memberi peluang untuk memanfaatkan GTS-D sebagai habitat bertengger bagi burung kuntul. Dari hasil kunjungan dan analisis situasi di GTS-D dapat disimpulkan bahwa GTS-D memungkinkan untuk dikonversi sebagai habitat buatan/alternatif bagi burung kuntul. DST ...
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112934
Appears in Collections:Research Report

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Laporan Manajemen Kuntul_Baseline Study_Prof Ani dan Dr Yeni_IPB (1).pdfFullteks1.88 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.