Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112911| Title: | Dampak Kebijakan Domestik dan Perdagangan terhadap Industri Gula dan Molase Indonesia |
| Other Titles: | mpact of Domestic and Trade Policies on the Indonesian Sugar and Molasses Industry |
| Authors: | Sinaga, Onar M. Harianto Susilowati, Sri Hery Rachman, Muhamad Emil |
| Issue Date: | 2019 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Industri gula Indonesia merupakan salah satu sektor strategis untuk menghadapi tantangan pada era liberalisasi perdagangan dunia. Indonesia merupakan negara terbesar penghasil gula pada era sebelum kemerdekaan, namun pada akhir tahun 2016 Indonesia menjadi negara terbesar pengimpor gula dunia. Sektor perkebunan Indonesia khususnya untuk tanaman tebu sebagai bahan baku gula memiliki kinerja yang kurang baik, dimana perkembangan konsumsi gula yang terus meningkat setiap tahunnya tidak disertai dengan kemampuan produksi yang mencukupi. Kondisi tersebut diikuti dengan skema penghapusan hambatan perdagangan berupa pengurangan tarif impor yang menyebabkan persaingan yang tidak seimbang pada pasar gula domestik. Perkembangan produk turunan tebu (joint product) yang memiliki potensi untuk diperdagangkan di pasar dunia adalah tetes tebu atau molase (cane molasses), yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku bioethanol. Negara penghasil tebu utama memanfaatkan potensi tersebut dan melakukan ekspansi tanaman tebu untuk memproduksi bioethanol, sehingga produksi gula yang diperdagangkan di pasar dunia menurun. Indonesia merupakan negara pengekspor molase utama yang terus mengalami perkembangan, sehingga industri molase dapat mendorong produksi tebu.
Tujuan penelitian adalah untuk (1) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perdagangan gula dan molase di pasar dunia, (2) mengevaluasi dampak kebijakan domestik dan perdagangan, (3) meramalkan dampak kebijakan domestik dan perdagangan terhadap industri gula dan molase Indonesia. Data yang digunakan yaitu periode tahun 1995 hingga 2016, yang menggunakan model persamaan simultan terdiri dari 59 persamaan struktural dan 28 persamaan identitas yang diestimasi menggunakan metode Two Stage Least Square (2SLS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengurangan tarif impor gula akan meningkatkan jumlah impor gula Indonesia dan menurunkan luas lahan perkebunan tebu hingga produksi gula dan molase Indonesia. Nilai impor gula dan nilai ekspor molase berbanding negatif sehingga menambah defisit neraca perdagangan Indonesia. Perubahan harga ethanol dunia akan mempengaruhi tingkat ketersediaan gula di pasar dunia yang didominasi oleh negara Brazil sebagai penghasil gula dan ethanol terbesar.
Kebijakan domestik Indonesia berupa peningkatan harga gula tingkat petani, pengurangan subsidi, penerapan program revitalisasi industri gula Indonesia dilakukan untuk mengantisipasi kebijakan pengurangan tarif impor sehingga dapat mewujudkan tujuan swasembada gula Indonesia. Program revitalisasi berupa ekstensifikasi lahan tanam tebu dan panambahan jumlah pabrik gula akan meningkatkan secara keseluruhan industri gula dan molase Indonesia, sehingga pemerintah dapat memberlakukan kebijakan pengurangan subsidi pupuk dengan tujuan kemandirian dan efisiensi tingkat petani. The Indonesian sugar industry is one of the strategic sectors to face challenges in the era of world trade liberalization. Indonesia is the largest sugar-producing country in the era before independence, but until the end of 2016 Indonesia became the world's largest sugar importer. The Indonesian plantation sector, especially for sugar cane, which is used as raw material for sugar, has a poor performance, where the development of sugar consumption continues to increase every year not accompanied by sufficient production capacity. This condition was followed by a scheme to abolish trade barriers in the form of reducing import tariffs which would lead to unbalanced competition in the domestic sugar market. The development of cane products (joint products) that have the potential to be traded on the world market are drops of sugar cane or molasses (cane molasses), which can be used as raw material for bioethanol. This potential causes the expansion of sugarcane to produce bioethanol to increase, resulting in a decrease in the level of sugar production traded on the world market. The molasses industry has a different pattern from the sugar industry where Indonesia is the largest exporting country that continues to develop, so the molasses industry can encourage sugarcane production and make it an opportunity for Indonesia to realize sugar self-sufficiency. This study aims to analyze domestic and trade policies in the past period and predict future domestic and trade policy developments for the Indonesian sugar and molasses industry. The data used is the period 1995 to 2016, which uses a simultaneous equation model consisting of 59 structural equations and 28 identity equations estimated using the Two Stage Least Square (2SLS) method. The results showed that reducing the import tariff on sugar would increase the amount of Indonesian sugar imports and reduce the area of sugar cane plantations to the production of Indonesian sugar and molasses. The import value of sugar and the value of molasses exports are negative so that Indonesia's trade balance will experience a deficit. Changes in world ethanol prices will affect the level of availability of sugar in the world market which is dominated by Brazil as the biggest producer of sugar and ethanol. Indonesia's domestic policy in the form of increasing sugar prices at the farmer level, reducing subsidies, implementing the Indonesian sugar industry revitalization program were carried out to anticipate import tariff reduction policies so as to realize the goal of Indonesian sugar self-sufficiency. The policy of increasing farmer prices is carried out for the welfare of farmers so that the initiative of farmers to continue to plant sugar cane can increase the production of Indonesian sugar and molasses. The revitalization program in the form of extensification of sugar cane planting and the addition of sugar factories will increase the Indonesian sugar and molasses industry as a whole, so the government can implement a policy to reduce fe |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112911 |
| Appears in Collections: | DT - Economic and Management |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| Disertasi M. Emil Rachman EPN 2012.pdf Restricted Access | Fullteks | 6.06 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.