Uji Daya Hasil Galur Dihaploid Padi Toleran Salinitas di Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Abstract

Perubahan iklim menyebabkan terjadinya cekaman terhadap produksi padi di Indonesia, salah satu cekaman iklim itu adalah salinitas. Perakitan varietas padi toleran salinitas perlu dilakukan dengan waktu yang singkat dan salah satu metode yang dapat digunakan ialah dengan kultur antera. Pemuliaan secara konvensional membutuhkan waktu yang lama, sedangkan dengan kultur antera waktu pemuliaan menjadi lebih singkat. Penelitian ini bertujuan mendapatkan galur-galur dihaploid padi toleran salinitas dengan produktivitas hasil sama atau lebih baik dari varietas pembanding. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor Jawa Barat pada Oktober 2021 - Maret 2022. Percobaan menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) satu faktor dengan tiga ulangan. Galur yang diuji sebanyak 12 galur dengan empat varietas pembanding yaitu Inpari 18, Inpari 32, Inpari 34 dan Ciherang. Hasil penelitian menunjukkan semua galur yang diuji memiliki produktivitas setara dengan ke empat varietas pembanding. Produktivitas galur dihaploid padi toleran salinitas berkisar 4,00-5,20 ton GKG ha-1 , sedangkan produktivitas varietas pembanding berkisar 3,30-4,72 ton GKG ha-1 . Galur HS4- 15-1-70 memiliki produktivitas tertinggi (5,20 ton GKG ha-1 ). Galur-galur padi tersebut memiliki karakter unggul dengan jumlah anakan sedikit sampai sedang, tinggi tanaman pendek sampai sedang, jumlah gabah isi banyak, bobot 1000 butir besar dan umur panen genjah. Galur-galur tersebut dapat diuji di lokasi lainnya, diuji kualitas beras dan nasi dan ketahanannya terhadap hama penyakit penting.

Climate change causes stress on rice production in Indonesia, one of which is salinity. Breeding salinity tolerant rice varieties needs to be done. Conventional breeding takes a long time, while with anther culture the time needed is shorter. The aim of this study was to obtain doubled haploid lines of salinity tolerant rice with yields equal to or better than the check varieties. The study was conducted in Dramaga District, Bogor Regency, West Java, from October 2021 to March 2022. The experiment used a one-factor in a randomized complete block design with three replications. There were 12 lines tested with four check varieties, namely Inpari 18, Inpari 32, Inpari 34 and Ciherang. The results showed that all tested lines had productivity equivalent to the four check varieties. Productivity of doubled haploid lines ranged 4.00-5.20 ton dry ready to mill rice ha-1 , while check varieties ranged 3.30-4.72 ton dry ready to mill rice ha-1. HS4-15-1-70 showed the highest productivity (5.20 ton dry ready to mill rice ha-1 ). These rice lines have superior characters with a small to medium number of tillers, short to medium plant height, a large number of filled grain contents, high weight of 1000 grains and an early harvest age. Selected lines can be tested in other locations, tested for quality and resistance to pests and disease.