Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112231
Title: Model Komunikasi Digital Desa Wisata dalam Pengembangan Kapasitas Pelaku Wisata di Kabupaten Bogor”
Authors: Saleh, Amiruddin
Hubeis, Musa
Priatna, Wahyu Budi
Santoso, Hudi
Issue Date: 2022
Publisher: IPB University
Abstract: Pengembangan potensi desa wisata di Indonesia secara umum saat ini berbasis komunitas atau masyarakat. Desa yang sadar akan potensi pariwisata di desanya, saat ini termotivasi menggarap sektor wisata desa yang dimiliki. Ada desa yang berhasil menjadikan desanya sebagai desa wisata yang terkenal sampai mancanegara, tetapi tidak sedikit desa wisata yang belum mampu menunjukkan eksistensinya sebagai desa wisata. Pengembangan potensi desa wisata tidak hanya terjadi dan dapat dilakukan dalam lingkup nasional, tetapi juga dapat dikembangkan di daerah, terutama daerah-daerah yang mempunyai potensi wisata yang besar, salah satunya di Kabupaten Bogor. Kabupaten Bogor memiliki potensi desa wisata yang sangat besar, terutama desa-desa yang mempunyai daya tarik wisata berupa kekayaan alam, budaya, kuliner, dan atraksi lainnya. Terdapat 42 desa yang ditetapkan memiliki potensi desa wisata dan 25 desa diantaranya sudah aktif mengelola desanya sebagai desa wisata dengan basis kelompok masyarakat (community) yang didasarkan nilainilai kearifan lokal dan partisipasi dari masyarakat. Namun demikian, pengelolaan desa wisata dirasakan belum optimal terutama dalam melihat potensi suatu desa, melihat tren kebutuhan pasar dalam sektor pariwisata, menyelesaikan permasalahan yang dialami dalam mengelola desa wisata, serta memastikan keberlanjutan dan pengembangan desa wisata menjadi lebih menarik. Selain itu, pengelola desa wisata seharusnya memiliki kemampuan dalam mengakses, mengelola, memanfaatkan berbagai platform apps media untuk menyampaikan informasi, promosi, dan membangun reputasi desa wisata yang dikelola. Para pengelola desa wisata diyakini belum mampu melaksanakan praktik komunikasi pemasaran. Padahal ini merupakan unsur penting untuk pengembangan dan keberlanjutan desa wisata yang mampu menghadirkan banyaknya kunjungan wisatawan sehingga keuntungan dapat diperoleh secara optimal. Tujuan penelitian: (1) Mendeskripsikan dan menganalisis tingkat kapasitas pelaku wisata di Kabupaten Bogor; (2) Menganalisis dan mengidentifikasi pengaruh faktor internal, eksternal dan lingkungan terhadap pemanfaatan media digital pelaku desa wisata; (3) Menganalisis dan mengidentifikasi pengaruh faktor internal, eksternal, lingkungan dan pemanfaatan media digital terhadap komunikasi pemasaran pelaku desa wisata; (4) Menganalisis dan mengidentifikasi pengaruh faktor internal, eksternal, lingkungan, pemanfaatan media digital dan komunikasi pemasaran terhadap kapasitas pelaku wisata; (5) Merumuskan model komunikasi berbasis media digital dalam pengembangan kapasitas pelaku wisata di Kabupaten Bogor. Metode penelitian menggunakan survei terhadap 166 responden yang didapat dari 3320 orang populasi pelaku desa wisata di Kabupaten Bogor. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2020 di empat kecamatan, yaitu Pamijahan, Leuwiliang, Babakan Madang, dan Tenjolaya. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dengan kuesioner secara terbuka dan wawancara mendalam. Analisis data dilakukan menggunakan statistik inferensial dan statistik deskriptif. Structural Equation Modelling (SEM) Partial Least Square (PLS) dan analisis Model Logic untuk merumuskan strategi. Hasil penelitian menemukan: (1) Kapasitas pelaku wisata di Kabupaten Bogor berada pada kategori tinggi. Hal ini berarti bahwa pelaku wisata di Kabupaten Bogor sudah mampu menganalisis potensi, mengetahui pasar, mengatasi permasalahan dan menjaga keberlanjutan usaha desa wisata; (2) Pemanfaatan media digital oleh pelaku desa wisata di Kabupaten Bogor dipengaruhi secara nyata dan positif oleh faktor eksternal dan faktor lingkungan. Faktor eksternal direfleksikan oleh peran pemerintah dan tokoh masyarakat. Semakin tinggi peran pemerintah dan tokoh masyarakat maka pemanfaatan media digital menjadi semakin meningkat. Faktor lingkungan direfleksikan oleh lingkungan fisik dan kelembagaan. Semakin tinggi dukungan lingkungan secara fisik dan dukungan dari kelembagaan wisata, maka pemanfaatan media digital menjadi semakin meningkat; (3) Komunikasi pemasaran pelaku desa wisata di Kabupaten Bogor dipengaruhi secara nyata dan positif oleh faktor lingkungan dan pemanfaatan media digital. Faktor lingkungan direfleksikan oleh lingkungan fisik dan dukungan kelembagaan wisata. Semakin tinggi dukungan lingkungan secara fisik dan dukungan dari kelembagaan wisata maka komunikasi pemasaran menjadi semakin mudah meningkat. Pemanfaatan media digital direfleksikan oleh Facebook, Instagram, dan Youtube. Semakin tinggi pemanfaatan Facebook, Instagram, dan Youtube maka komunikasi pemasaran menjadi semakin meningkat; (4) Kapasitas pelaku wisata di Kabupaten Bogor dipengaruhi secara nyata dan positif oleh faktor internal, pemanfaatan media digital dan komunikasi pemasaran. Faktor internal direfleksikan oleh pendidikan formal dan motivasi. Semakin tinggi pendidikan formal dan motivasi maka kapasitas pelaku wisata menjadi semakin meningkat. Pemanfaatan media digital berpengaruh positif dan nyata terhadap kapasitas pelaku wisata. Pemanfaatan media digital direfleksikan oleh Facebook, Instagram, dan Youtube. Semakin tinggi pemanfaatan Facebook, Instagram dan Youtube maka kapasitas pelaku wisata menjadi semakin meningkat. Komunikasi pemasaran direfleksikan oleh periklanan, promosi, publisitas, dan pemasaran langsung. Semakin tinggi kemampuan periklanan, promosi, publisitas, dan pemasaran langsung maka kapasitas pelaku wisata menjadi semakin meningkat. Model komunikasi digital dalam pengembangan kapasitas pelaku wisata di Kabupaten Bogor didasarkan pada model logic. Input pada faktor internal berupa pendidikan formal dan motivasi, input pada faktor eksternal berupa peran pemerintah dan tokoh masyarakat, input pada faktor lingkungan berupa lingkungan fisik dan dukungan kelembagaan. Proses yang dilakukan antara lain pelatihan penggunaan media sosial, branding dan advertising usaha desa wisata, pengembangan sarana dan prasarana, penguatan Pokdarwis dan pelatihan atau sertifikasi pemandu wisata. Output yang diharapkan, yaitu meningkatnya penggunaan media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Youtube serta kemampuan komunikasi pemasaran berupa kemampuan periklanan, promosi, publisitas, dan pemasaran langsung. Outcome yang ditimbulkan, yaitu meningkatnya kapasitas dari pelaku desa wisata berupa kemampuan melihat potensi, pasar, menyelesaikan masalah, dan menjaga keberlanjutan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112231
Appears in Collections:DT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
DISERTASI - (I362170101) HUDI SANTOSO.pdf
  Restricted Access
Fullteks3.57 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.