Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112004
Title: Pengobatan Penyakit Motile Aeromonas Septicemia pada Ikan Mas Menggunakan Simplisia Tanaman Air Pothos tener Wall
Other Titles: Treatment Disease of Motile Aeromonas Septicemia in Carp Using Water Plant Simplicia Pothos tener Wall
Authors: Wahjuningrum, Dinamella
Nuryati, Sri
Nugraha, Media Fitri Isma
Rusadi, Dian
Issue Date: 2022
Publisher: IPB University
Abstract: Dalam budidaya ikan mas secara intensif, peluang terjadinya penyakit infeksi lebih besar. Salah satu penyakit yang sering menginfeksi adalah penyakit motile aeromonas septicemia (MAS) yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila. Penggunaan antibiotik dapat menjadi pilihan untuk mengatasi infeksi bakteri, namun antibiotik memiliki dampak negatif yaitu dapat mengembangkan dan menyebarkan resistensi terhadap bakteri patogen. Oleh karena itu, diperlukan sebuah alternatif penggunaan bahan alami yang lebih aman dan ramah lingkungan, diantaranya yang berasal dari tanaman. Penggunaan tanaman terestrial sebagai obat sudah banyak digunakan dan dikembangkan, namun penggunaannya bersaing dengan kebutuhan manusia. Salah satu tanaman yang potensial adalah Pothos tener Wall yang merupakan tanaman air yang berasal dan tersebar di pulau Sulawesi dan Maluku. Sejauh ini belum ada penelitian terkait pengobatan ikan mas yang terinfeksi A. hydrophila menggunakan simplisia tanaman P. tener Wall. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas pemberian simplisia tanaman air P. tener Wall dalam kantung celup sebagai upaya pengobatan terhadap ikan mas yang telah diinfeksi A. hydrophila. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari dua tahap. Ikan uji yang digunakan adalah ikan mas dengan bobot rata-rata 10 ± 2 g. Pada tahap I terdiri dari enam perlakuan dan tahap II terdiri dari lima perlakuan dengan masing-masing perlakuan terdiri dari tiga ulangan. Simplisia tanaman air P. tener Wall dimasukkan kedalam kantung celup. Pada tahap I, ikan mas diuji tantang dengan bakteri A. hydrophila (106 CFU mL-1) yang diinjeksikan secara intramuscular dengan volume 0.1 mL/ekor pada semua ikan baik perlakuan maupun kontrol positif, sedangkan ikan pada kontrol negatif diinjeksikan dengan larutan PBS. Kemudian setelah terlihat gejala klinis berupa perubahan tingkah laku ataupun gejala klinis seperti kemerahan pada sirip dan hemoragi pada permukaan tubuh, akuarium ikan diberi masing-masing kantung celup dengan konsentrasi 0.1 g L-1 (C1), 0.2 g L-1 (C2), kontrol antibiotik oxytetracycline 0.05 g L-1 (KA), kontrol terestrial Allium sativum 0.15 g L-1 (KT) selama 15 hari tanpa pergantian. Pada tahap II dilakukan dengan skema uji tantang yang sama dengan tahap I, kemudian saat gejala klinis terlihat diberikan kantung celup dengan konsentrasi terbaik yaitu 0.1 g L-1 (C1) dengan perbedaan perlakuan dengan pergantian kantung celup sehari sekali (F1), tiga hari sekali (F3), dan lima hari sekali (F5). Parameter pengamatan meliputi gambaran darah terdiri dari total eritrosit (TE), total leukosit (TL), konsentrasi hemoglobin (Hb), dan persentase hematokrit (Hc). Respons imun ikan terdiri respiratory burst (RB), aktivitas fagositik (AF), dan aktivitas lisozim (AL), perhitungan jumlah bakteri, gejala klinis, histopatologi, tingkat kelangsungan hidup (TKH), Relative Percent Survival (RPS), dan Mean Time to Death (MTD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada parameter gambaran darah dan respons imun pada tahap I di perlakuan C1 dan KA berbeda nyata (P<0.05) dengan kontrol positif, hasil yang sama juga didukung dengan parameter gejala klinis, kepadatan bakteri di hati, dan perubahan histopatologi yang mengalami penurunan kepadatan bakteri sehinga proses pemulihan lebih cepat dan menghasilkan nilai TKH, RPS, dan MTD pada perlakuan C1 yang tidak berbeda nyata dengan KA. Selanjutnya, konsentrasi yang terbaik pada tahap I diuji dengan frekuensi pemberian yang berbeda (tahap II) menunjukkan pada perlakuan F3 dan F5 berbeda nyata (P<0.05) dengan kontrol positif. Hasil yang sama juga ditunjukkan pada parameter TKH, RPS, dan MTD menunjukkan perlakuan F3 dan F5 tidak berbeda nyata (P<0.05). Parameter kepadatan bakteri, gejala klinis dan histopatologi ikan mas setelah pengobatan mengalami penurunan jumlah bakteri dan pemulihan secara makroskopis dan jaringan. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu konsentrasi pemberian simplisia tanaman air P. tener Wall dalam kantung celup sebesar 0.1 g L-1 dengan frekuensi pemberian selama 5 hari sekali sebagai upaya pengobatan terhadap ikan mas yang telah diinfeksi A. hydrophila.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112004
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover, Lembar Pernyataan, Ringkasan, Lembar Pengesahan, Prakata, Daftar Isi.pdf
  Restricted Access
Cover2.48 MBAdobe PDFView/Open
C151190031_Dian Rusadi.pdf
  Restricted Access
Fullteks5.66 MBAdobe PDFView/Open
LAMPIRAN.pdf
  Restricted Access
Lampiran2.73 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.