Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111981
Title: Estimasi Hambur Balik Ikan dan Karakteristik Bottom Scattering Di Perairan Pulau Tidung Menggunakan Metode Echo Integration
Authors: Manik, Henry M
Pujiyati, Sri
Alajuri, M Hasbi Sidqi
Issue Date: 6-Jun-2022
Publisher: IPB University
Abstract: Perairan Pulau Tidung termasuk kedalam wilayah WPPNRI 712. Kelompok sumber daya ikan yang dapat diestimasi potensinya di perairan WPPNRI 712 terdiri dari 9 kelompok yaitu ikan pelagis kecil, ikan pelagis besar, ikan demersal, ikan karang, udang vaname, lobster, kepiting, rajungan, dan cumi-cumi. Potensi perikanan khususnya perhitungan densitas ikan di perairan Pulau Tidung perlu dikaji untuk dijadikan acuan pembuatan kebijakan dalam bidang perikanan tangkap agar sumber daya ikan dapat dikelola dengan baik. Selain potensi perikanan, informasi mengenai karakteristik bottom scattering (SS) juga penting dilakukan karena dapat memberikan informasi mengenai jenis substrat dan sebarannya secara spasial di perairan Pulau Tidung. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sebaran nilai SV ikan dan TS ikan baik secara horizontal maupun vertikal serta densitas ikan di perairan Pulau Tidung dengan pendekatan metode akustik, serta memberikan gambaran tentang karakteristik dari dasar perairannya dan melihat hubungan sebaran parameter biotik (SV, TS dan densitas ikan) terhadap parameter abiotik (Svb, SS, MGS, R, suhu dan salinitas). Penelitian ini dilakukan di perairan Pulau Tidung Kepulauan Seribu pada tanggal 10 sampai 13 Juni 2021. Kecepatan kapal pada saat survei akustik adalah 4 knot atau 7,408 km/jam dan pengambilan sampel sedimen dan pemeruman data akustik di setiap stasiun dilakukan selama 10 menit. Alat akustik yang digunakan SIMRAD EK-15 dengan frekuensi 200 kHz. Threshold yang digunakan untuk pengolahan data kolom perairan adalah -60 dB sampai -39 dB dan threshold untuk pengolahan data dasar perairan adalah -50 dB sampai 0 dB dengan ESDU yang digunakan adalah 50 ping. Sementara itu, ketebalan integrasi untuk kolom perairan 1 m diukur dari 2 m di bawah permukaan air sampai 1,5 m diatas permukaan dasar perairan, sedangkan dasar perairan adalah 0,2 m diukur dari permukaan dasar perairan. Data suhu dan salinitas diperoleh dari CTD. Suhu di setiap stasiun sangat bervariasi yaitu dengan kisaran antara 29,8 sampai 31,2 0C, sedangkan nilai salinitas di setiap stasiun berkisar antara 32,2 sampai 33,3 PSU. Hasil grabs ST1 didominasi oleh pecahan karang, kemudian pada ST2 sampai ST4 didominasi oleh sedimen jenis pasir dan ditemukan sedikit kerikil, lanau dan lempung. Semetara itu, pada ST5 ditemukan jenis kerikil dan sedikit pasir. ST6 didominasi oleh pasir dan kerikil, kemudian pada ST7 sampai ST11 didominasi oleh pasir dan sedikit kerikil, lempung dan lanau. ST12 didominasi oleh pasir dan kerikil, serta di ST13 didominasi oleh pecahan kerang dan karang. Kisaran MGS sedimen di 13 stasiun sebesar 0,31 sampai 136,57 mm dengan nilai koefisien refleksi sebesar 0,42 sampai 0,75. Nilai TS dan densitas diperoleh dari hasil perhitungan nilai SV. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai Nilai SV ikan dan densitas ikan di 13 stasiun tersebar dari rentang nilai -54,02 dB sampai -57,82 dB dengan nilai densitas ikan antara 0,81 – 6,17 ekor/m3 . Nilai SV tertinggi ditemukan di Stasiun 2 yaitu -54,02 dB dengan densitas ikan sebesar 3,05 ekor/m3 , sedangkan nilai SV terendah ditemukan pada Stasiun 9 yaitu -57,82 dengan densitas ikan sebesar 6,17 ekor/m3 . Sementara itu, nilai TS tertinggi diperoleh pada stasiun 6 sebesar -47,55 dB, sedangkan TS terendah diperoleh di stasiun 9 yaitu -59,08 dB. Kisaran nilai SV ikan secara vertikal adalah -59 dB sampai -47 dB, sedangkan TS berkisar antara -59 dB sampai -39 dB. Kisaran nilai SV ikan secara horizontal adalah - 59,70 dB sampai -49,40 dB, sedangkan TS berkisar antara -59,70 dB sampai - 42,30. Nilai sebaran densitas ikan di perairan Pulau Tidung bervariasi mulai dari 0,11 (individu/m3 ) sampai 2,29 (individu/m3 ). Densitas tertinggi ditemukan di bagian utara Pulau Tidung, sedangkan densitas terendah ditemukan di bagian selatan Pulau Tidung. Nilai Svb diperoleh berkisar -7,14 dB hingga -19,01 dB. Sedangkan, nilai surface backscattering strength tertinggi diperoleh dari substrat rubble yaitu -13,22 dB, sedangkan nilai terendah diperoleh pada substrat pasir berlumpur yaitu -25,09 dB. Semakin besar ukuran butir sedimen maka nilai SS akan semakin tinggi. Hasil analisis PCA diperoleh dua komponen yaitu PC1 dan PC2 yang memiliki nilai proporsi kumulatif sebesar 69,70%. Artinya kedua komponen tersebut mempresentasikan 69,70% keragaman data. Berdasarkan grafik loading plot bahwa parameter abiotik seperti MGS, R (koefisien refleksi), SS, dan Svb memiliki nilai loading plot paling tinggi dan garis resultan terpanjang terhadap PC1 dan PC2. Ke 4 variabel tersebut memiliki kontribusi besar sebagai variabel asli yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan variabel baru. Variabel SV memiliki hubungan dengan variabel TS, variabel MGS memiliki hubungan dengan R (koefisien refleksi), Variabel Svb memiliki hubungan dengan SS. Parameter biotik (SV, TS) dipengaruhi oleh salinitas, sedangkan densitas ikan dipengaruhi oleh suhu. Berdasarkan score plot diperoleh beberapa kelompok data yang memiliki kedekatan. Kedekatan tersebut masing-masing yaitu ST1 dengan ST13, ST4 dengan ST10, ST2 dengan ST8, ST3 dengan ST12, ST7 dengan ST11 dan antara ST6, ST2, ST8, ST3, ST12, ST11, serta ST7. Nilai kedekatan ini dapat dilihat dari parameter yang memiliki kesamaan atau mendekati. Berdasarkan hasil analisis cluster akustik sedimen diperoleh dua cluster utama. ST1 dan ST13 memiliki cluster yang terpisah, dikarenakan Stasiun tersebut memiliki nilai hambur balik akustik dan ukuran MGS yang tinggi dan kesamaannya sekitar 59,52%. Cluster 2 dibentuk oleh 4 cluster yang diurutkan berdasarkan nilai hambur balik dan ukuran MGS memiliki nilai kesamaan sebesar 87,28%. ST 5 pada cluster 2 membentuk cluster ke 3 memiliki nilai kesamaan sebesar 92,43% dengan stasiun lainya. Cluster 4 dan seterusnya pada cluster 2 memiliki nilai kesamaan diatas 97%. ST1 dan ST13 pada analisis cluster komposisi fraksi sedimen memiliki nilai kesamaan sebesar 15,98%. kesamaan tersebut relatif kecil dikarenakan pada ST1 tidak ditemukan fraksi pecahan kerang. Cluster 2 antara ST5 dan Stasiun lainnya memiliki nilai kesamaan sebesar 26,27%. Cluster 3 yang dibentuk oleh 2 cluster utama yang terdiri dari 6 Stasiun dan 4 Stasiun memiliki nilai kesamaan sebesar 51,23%. Sementara itu, cluster 4 dan seterusnya memiliki nilai kesamaan diatas 73%. Hasil clustering dari parameter akustik sedimen dan komposisi fraksi sedimen menunjukkan beberapa perbedaan. Perbedaan tersebut diakibatkan karena hasil analisis didasarkan pada 2 parameter yang berbeda.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111981
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover501.48 kBAdobe PDFView/Open
Full Text (6).pdf
  Restricted Access
Fullteks6.69 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran1.47 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.