Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111812
Title: Analisis Hubungan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) dengan Kualitas Perkawinan dan Kesejahteraan Keluarga.
Authors: Puspitawati, Herien
Herawati, Tin
Mutiarawana, Miranti
Issue Date: 2010
Publisher: IPB University
Abstract: Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui hubungan KDRT dengan kualitas perkawinan dan kesejahteraan keluarga. Tujuan khusus penelitian ini adalah (1) Menjelaskan karakteristik korban dan keluarga yang mengalami KDRT; (2) Menganalisis pandangan peran gender domestik dalam sebuah keluarga yang mengalami KDRT; (3) Menganalisis interaksi suami istri dalam sebuah keluarga yang mengalami KDRT; (4) Menganalisis bentuk dan tingkat KDRT dalam sebuah keluarga; (5) Menganalisi faktor-faktor yang berhubungan dengan timbulnya KDRT dalam sebuah keluarga; (6) Menganalisis hubungan KDRT dengan kualitas perkawinan dan kesejahteraan keluarga. Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota dan Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Contoh penelitian ini adalah seorang istri yang menerima perlakuan kekerasan dari suami dan kasusnya telah ditangani serta telah terdaftar secara lengkap di Kepolisian Resort Kota Bogor (Polresta Bogor) dan Pengadilan Agama Kabupaten Bogor. Jumlah contoh dalam penelitian ini sebanyak 30 contoh. Berdasarkan sumbernya, jenis data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara mendalam kepada contoh dengan menggunakan alat bantu kuesioner sedangkan data sekunder diperoleh dari Lembaga Pratista Indonesia dan Polresta Bogor. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis deskriptif, dan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian karakteristik keluarga menunjukkan lebih dari separuh keluarga contoh (66.7%) merupakan tipe keluarga kecil. Berdasarkan kelompok usia, persentase terbesar contoh (86.7%) dan suami (76.7%) berada pada kelompok usia dewasa muda. Persentase terbesar tingkat pendidikan contoh (40.0%) dan suami (56.7%) termasuk dalam kategori lulus SMU. Persentase terbesar contoh (40.0%) bekerja sebagai wirausaha dan suami (43.3%) bekerja sebagai karyawan swasta. Persentase pendapatan terbesar (33.3%) baik bagi contoh dan suami berada pada kurang dari sama dengan Rp 1 056 914.00 yang menandakan bahwa sebagian besar pendapatan contoh dan suami masih berada dibawah UMR wilayah Bogor. Pada penelitian ini kriteria kemiskinan yang digunakan adalah garis kemiskinan Provinsi Jawa Barat dengan hasil hampir seluruh keluarga contoh (96.7%) berada dalam kategori tidak miskin. Nilai personal contoh terhadap arti keluarga menunjukkan bahwa contoh menganggap bahwa keluarga merupakan sekelompok orang yang selalu berbagi suka dan duka untuk mencapai keharmonisan (36.7%). Mengenai arti perkawinan, contoh menganggap bahwa perkawinan merupakan suatu ikatan yang sakral dan suci (43.3%). Mengenai arti pasangan hidup, hampir setengah dari contoh (40.0%) mengungkapkan bahwa pasangan adalah seseorang yang dapat berbagi dalam suka dan duka. Sedangkan mengenai nilai personal contoh terhadap arti anak, contoh menganggap bahwa anak merupakan nilai psikologis yang merupakan tempat mencurahkan kasih sayang dan sumber kebahagiaan (53.5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak lebih dari separuh keluarga contoh (83.3%) berada pada kelompok rendah akan permasalahan keluarga. Lebih dari separuh contoh (80.0%) telah memperoleh dukungan sosial yang cukup baik. Persentase terbesar keluarga contoh (60.0%) berada pada kategori konservatif atau cenderung bias gender yang membagi tugas secara kaku. Mengenai keadaan interaksi antara suami istri lebih dari separuh contoh (63.3%) berada pada kategori interaksi yang kurang baik dengan suami. KDRT merupakan segala bentuk perbuatan kekerasan yang terjadi dalam sebuah rumahtangga dan mengakibatkan penderitaan kepada korban. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa proporsi terbanyak kekerasan fisik (83.3%), kekerasan psikis (66.7%), kekerasan seksual (96.7%), dan kekerasan sosial (76.7%) yang dilakukan suami terhadap contoh termasuk dalam kategori rendah. Persentasi terbesar contoh (43.3%) memperoleh kekerasan kombinasi antara kekerasan fisik dan kekerasan psikis atau sosial. Berdasarkan jawaban mengenai dampak yang dirasakan contoh akibat KDRT, dari separuh contoh (56.7) berada pada kategori rendah bagi diri korban. Pada kualitas perkawinan, contoh berada dalam kategori kualitas perkawinan yang buruk (86.7%), bahkan dapat menuju pada suatu keputusan untuk bercerai. Sedangkan untuk kesejahteran keluarga subjektif, hampir seluruh keluarga contoh (86.7%) berada pada tingkatan kesejahteraan keluarga subjektif yang cukup puas. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan terdapat hubungan yang nyata dan positif antara kekerasan psikis dengan kekerasan fisik (r=0.641, p<0.01), antara kekerasan seksual dengan kekerasan fisik (r=0.531, p<0.01) dan antara kekerasan seksual dengan kekerasan psikis(r=0.459, p<0.05). Hasil uji korelasi Spearman pun menunjukkan bahwa terhadap hubungan yang nyata dan positif (r=0.320, p<0.10) antara pendapatan suami dengan KDRT. Akan tetapi hasil penelitian tidak menunjukkan adanya hubungan antara KDRT dengan permasalahan keluarga. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan nyata dan negatif (r=-0.432, p<0.05) antara jenis kekerasan fisik dengan dukungan sosial dan hubungan nyata dan positif (r=0.514, p<0.01) antara kekerasan sosial dengan dukungan sosial. Selain itu terdapat hubungan nyata dan positif (r=0.375, p<0.05) antara pandangan peran gender domestik dengan KDRT dan terdapat pula hubungan yang nyata dan negatif (r=-0.639, p<0.01) antara interaksi suami istri dengan terjadinya KDRT. Hasil korelasi Spearman pun memperlihatkan terdapat hubungan nyata dan positif (r=0.756, p<0.01) antara KDRT dengan dampak yang akan diperoleh korban KDRT, terdapat hubungan nyata dan negatif (r=-0.522, p<0.01) antara KDRT dengan kualitas perkawinan, dan terdapat hubungan yang nyata dan negatif (r=-0.616, p<0.01) antara terjadinya KDRT dengan kesejahteraan keluarga subjektif. Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan, yaitu (1) Perlu diadakan penelitian lanjutan seperti, penelitian KDRT yang melihat keadaan suami sebagai pelaku kekerasan, penelitian kepada suami sebagai korban dan istri sebagai pelaku tindakan KDRT, atau penelitian dengan melihat variabel lain yang memiliki hubungan dengan timbulnya KDRT; (2) Pihak pemerintahan daerah dan institusi yang terkait seperti LSM sebaiknya lebih banyak melakukan penyuluhan mengenai KDRT pada seluruh keluarga; (3) Ada peran serta tokoh masyarakat untuk dapat mengubah pemahaman atau pemikiran masyarkat mengenai budaya patriarki menjadi budaya yang lebih dapat menempatkan lakilaki untuk sejajar dengan perempuan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111812
Appears in Collections:UT - Communication and Community Development

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
I10mmu.pdf
  Restricted Access
Fullteks15.07 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.