Model Komunikasi Dalam Pemberdayaan Santri Melalui Pengembangan Life Skills di Pesantren Pertanian Darul Fallah Bogor

Abstract

Penelitian ini berawal dari semakin tingginya angka pengangguran Indonesia dikarenakan kurangnya life skills, karena di dalamnya mengandung kecakapan-kecakapan yang memberikan manfaat untuk memecahkan masalah-masalah pengangguran. Adanya problem pemahaman life skills yang tidak komprehensif, lemahnya implementasi life skills, dan belum adanya bangunan model Pendidikan berbasis life skills. Pada konteks ini, komunikasi memegang peran penting dalam mendukung proses pembelajaran sehingga bisa berjalan efektif. Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitian adalah: (1) menganalisis upaya apa saja yang dilakukan pesantren pertanian Darul Fallah dalam memberdayakan santri melalui pengambangan life skill, (2) menganalisis model dan proses efektifitas komunikasi dalam pemberdayaan santri melalui pengembangan life skill di pesantren pertanian Darul Fallah, (2) merumuskan strategi komunikasi yang solutif dalam pemberdayaan santri melalui pengembangan life skills di pesantren pertanian Darul Fallah Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori interaksi simbolik George Herbert Mead (1932) dan model komunikasi Julia T Wood (2013). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Untuk memperoleh data yang akurat, peneliti juga melengkapi dengan teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi dan berbagai literatur yang mendukung penelitian. Sedangkan teknik analisis data menggunakan konsep Mathew B.Miles dan Michael Hubberman, suatu analisis yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan temuan yaitu dengan menggunakan teknik triangulasi. Paradigma yang digunakan adalah paradigma konstruktivisme, dimana pengetahuan merupakan konstruksi manusia yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sebagai kebenaran yang tetap. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Upaya Pemberdayaaan Santri yang dilakukan oleh pesantren Pertanian Darul Fallah Bogor melalui pengembangan life skill yang dibutuhkan dalam kehidupannya. Adapun life skill yang dikembangkan pondok pesantren Pertanian Darul fallah meliputi personal skill, social skill, academic skill dan vokational skill. (a) Pemberdayan santri melalui pengembangan personal skill diaktualisasikan melalui program pengajian, program kuliah umum, pembiasaan shalat jama‟ah, program bahtsul masail, program muhadhoroh, pencak silat dan seni olahraga. (b) Pemberdayaan santri melalui pengembangan social skill diaktualisasikan melalui program muhadatsah, program pramuka dan himpunan santri darul fallah (hisdaf). (c) Pemberdayaan santri melalui pengembangan academic skill diaktualisasikan melalui pembelajaran kitab kuning dan pembelajaran al-qur‟an. (d) Pemberdayaan santri melalui pengembangan vocational skill diaktualisasikan melalui program proyek pertanian, program magang dan program koperasi. Model komunikasi dalam pemberdayaan santri melalui pengembangan life skills di pesantren pertanian Darul Fallah menggunakan tiga model komunikasi Julia T Wood (2013) yaitu: (1) Model komunikasi linier yang diaktualisasikan melalui pembiasaan sholat jama‟ah, pengajian dan program muhadhoroh sehingga membentuk santri yang berkarakter relijius dan percaya diri; (2) Model komunikasi interaksional yang diaktualisasikan dalam kegiatan pembelajaran Kitab, Al-Qur‟an, dan ektrakurikuler olahraga; (3) Model komunikasi transaksional yang diaktualisasikan dalam kegiatan pramuka, organisasi santri HISDAF, Muhadatsah dan proyek pertanian. Dari ketiga model komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai keterkaitan dengan teori interaksi simbolik. Model Komunikasi linier, interaksional dan transaksional akan membentuk mind, self dan society. Model komunikasi linier memudahkan bagi kiai untuk membentuk dan merubah pola pikir mind dan self diri santri melalui media pengajaran kitab klasik yang ajarkan dipesantren. Model Komunikasi interaksional antara ustadz dan santri akan sama-sama memberikan makna dan akhirnya membentuk pemikiran yang sama dengan ustadz sehingga ustadz dapat memberikan contoh perilaku yang baik bagi santri. Sedangkan model komunikasi transaksional, dipengaruhi atau dibentuk dari lingkungan sosialnya (society) di pesantren yang merupakan masyarakatnya agamis, mandiri dan entrepreneurship akan membentuk pribadi para santri yang agamis, mandiri dan berjiwa entrepreneurship. Strategi komunikasi dalam pemberdayaan santri melalui pengembangan life skills yaitu: ustadz cenderung lebih banyak berperan sebagai komunikator dalam pembelajaran kewirausahaan. Strategi pengemasan pesan yang mencakup pelajaran keagamaan, pelajaran umum, kewirausahaan dan pertanian dilakukan melalui tiga cara. Pertama, menerapkan kurikulum muatan lokal pada proses pembelajaran formal. Kedua, mengintegrasikan nilai-nilai entrepreneurship dengan kegiatan ekstrakulikuler. Ketiga, menyampaikan pesan kemandirian dan tanggung jawab dalam keseharian di lingkungan pesantren. Sementara itu, channel yang dimanfaatkan ialah komunikasi secara tatap muka dan menggunakan media seperti yaitu papan tulis, spidol, kitab kuning, komputer, internet, liquid crystal display (LCD), proyektor, laboratorium dan media audio visual. Komunikan yang dilibatkan adalah para santri yang duduk di kelas SMP dan SMA. Efek dari proses komunikasi berlangsung pada ranah kognisi, afeksi dan juga psikomotorik. Faktor pendukung dan penghambat dalam pemberdayaan santri melalui pengembangan life skills yaitu faktor pendukungnya antara lain visi dan falsafah, adanya kinerja yang baik dari pimpinan dan pengajar, adanya minat santri, dukungan positif tokoh masyarakat dan warga setempat serta letak pondok pesantren yang strategis. Sedangkan faktor penghambatnya adalah kesadaran santri untuk berdisiplin, manajemen waktu, finansial atau pendanaan dan sarana dan prasarana yang tidak terawat.