Analisis Kepuasan Kinerja Pembiayaan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (Studi Kasus : Badan Layanan Umum Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan)

Abstract

BAMBANG ADHITYO. Analisis Kepuasan Kinerja Pembiayaan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (Studi Kasus : Badan Layanan Umum Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan). Dibimbing oleh MEGAWATI SIMANJUNTAK dan LILIK NOOR YULIATI. Penyaluran FLPP diharapkan suku bunga kredit untuk pembiayaan perumahan bagi MBR bisa menjadi rendah dan tetap (fixed rate) sepanjang masa pinjaman sehingga angsuran kredit menjadi lebih terjangkau. Penilaian kinerja badan layanan umum yang baik tidak hanya dilihat dari hasil yang dikerjakan, tetapi juga proses yang dilalui tersebut sesuai dengan Standard Operation Procedures (SOP) yang berlaku dalam badan layanan umum PPDPP kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat, sehingga hasil akhir dapat dirasakan kepuasannya oleh Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Penyaluran FLPP dimaksudkan untuk meningkatkan akses dan keterjangkauan MBR dalam pembiayaan perumahan mengingat ketersediaan dana pokok untuk pembiayaan perumahan (khususnya KPR) dengan suku bunga yang murah dan tetap sepanjang masa angsuran (tenor) dari lembaga keuangan bank seringkali terbatas. Disisi lain diperlukan penilaian terkait dengan kepuasan dari stakeholder (konsumen, bank dan developer). Penelitian ini dilakukan di empat ibukota propinsi yaitu Samarinda, Palembang, Mataram dan Padang. Hal ini dipilih karena diarea tersebut merupakan daerah berkembang yang masih bisa dimaksimalkan lagi. Selain itu, penelitian ini dilakukan sejak April sampai dengan Juli 2020. Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah convinience sampling. Dasar dalam penentuan sampel didasari dari ketersediaan (self report) data dari Kementerian PUPR. Pada penelitian ini menggunakan dua macam analisis untuk menjawab permasalahan penelitian yaitu analisis deskriptif dan partial least square. Hasil pengujian dengan analisis partial least square menunjukkan bahwa daya tanggap dan bukti fisik mampu memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan atas kebijakan pembiayaan FLPP. Diketahui bahwa terdapat perbedaan kepuasan ditiap daerah yang menjadi objek penelitian namun masih dalam kategori yang baik. Hal ini mengindikasikan bahwa bagi bank dan developer implementasi kebijakan pembiayaan FLPP telah sesuai yang diekspetasikan. Pada kasus ini kepuasan konsumen harus terus diperhatikan agar kebijakan pembiyaan mencapai sasaran yang telah ditetapkan, pemerintah melalui Kementerian PUPR dituntut untuk selalu mengevaluasi serta mereview implementasi dari kebijakan pembiayaan tersebut.