Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111554
Title: Strategi Pengembangan Perdesaan Berbasis Pariwisata Di Kabupaten Bogor
Authors: Juanda, Bambang
Mulatsih, Sri
Rustiadi, Ernan
Aldrianto, Edwin
Issue Date: 2020
Publisher: IPB University
Abstract: Pariwisata memiliki potensi menjadi penggerak pembangunan perdesaan melalui diversifikasi pendapatan sehingga desa-desa yang memiliki potensi daya tarik wisata dan sekaligus memiliki kedekatan dengan area perkotaan akan memiliki peluang yang lebih baik dalam mengembangkan destinasi wisata. Hal ini terlihat dengan adanya fenomena weekend tourism yang dapat menjadi elemen dominan dalam hubungan desa-kota, dalam berbagai ukuran dan posisinya pada skala hirarki sistem perkotaan. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pamijahan dan Kecamatan Tenjolaya yang merupakan kawasan wisata di bagian barat Kabupaten Bogor. Berdasarkan potensi dan tren wisata yang berkembang maka kawasan ini cocok dikembangkan wisata alam yang memberikan banyak aneka pengalaman yang bernilai bagi pengunjung. Sehingga perlu dianalisis daya tariknya berupa kesan terhadap lokasi wisata ( setting/sense of place) dan aktivitas yang dapat dilakukan (activities/think to do). Termasuk juga mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada keinginan pengunjung untuk berkunjung kembali dan pola assosiatif profil dan perilaku pengunjung. Keberhasilan pengembangan obyek wisata ditentukan oleh konstelasi atas variabel-variabel yang terdapat di wilayah perdesaan (lokasi dimana obyek wisata itu berada). Mengingat wisata merupakan “place based activities” yang ditentukan oleh sumberdaya endogen. Untuk itu maka perlu diketahui bagaimana kompleksitas kekuatan endogen dalam membentuk daya tarik dan daya saing wisata serta faktorfaktor apa saja yang secara dominan menentukan pengembangan wisata perdesaan dengan merujuk pada konsepsi kerangka kerja yang dinamakan rural web. Selanjutnya dalam rangka pengelolaannya, maka perlu diidentifikasi karakteristik sifat sumberdaya teritorial (territorial capital), yakni melihat sumberdaya dari sifat materialitasnya (tangible-intagible) dan sifat penguasaannya (open acces-private) untuk menentukan bentuk skenario pengelolaan obyek destinasi wisata. Berdasarkan persepsi responden pada lokasi penelitian (Gunung Salak Endah, Ciputri, Cipeteuy dan Bogor Tenjolaya Park) menunjukkaan bahwa Semakin dekat jarak asal pengunjung tempuh maka akan semakin rendah travel constrain yang dirasakan dan semakin memberikan respon positif dalam menikmati obyek wisata. Selain itu juga dengan adanya kesan positif terhadap obyek wisata (kesegaran iklim, keindahan alam, kejernihan air, keramahan petugas wisata/penduduk setempat, serta berkegiatan di lokasi (beraktivitas bersama dan relaksasi) maka akan dapat merasakan kepuasan, kemudian menjadi loyal terhadap obyek wisata dalam bentuk mengunggah (upload) foto-foto di sosial media, memberikan rekomendasi pada kerabat dan melakukan kunjungan kembali ke lokas wisata (revisit). Melalui metode regresi binomial logit dapat diketahui bahwa faktor kendala perjalanan berupa kondisi ketidakbosanan dalam perjalanan dan waktu tempuh yang tidak lama menjadi variabel yang menentukan peluang revisit ke lokasi wisata; Selain itu dapat diketahui pula bahwa AktProdTani/berharap ada daya tarik aktivitas produksi pertanian di lokasi dan camping merupakan kombinasi daya tarik wisata yang mampu membuat wisatawan datang kembali ke lokasi wisata Berdasarkan kedekatan asosiatif menunjukkan bahwa aktivitas camping, yang sangat berasosiasi dengan berendam dan menikmati air terjun, sedangkan di lokasi wisata buatan Bogor Tenjolaya Park berasosiasi dengan aktivitas jalan-jalan, menikmati pemandangan, pengunjung BTP dari jarak dekat dan pendapatan <Rp.2,5 juta dan berharap ada arena permainan yang menarik di BTP. Lokasi ini terlihat masih belum mendapatkan kunjungan yang memadai dari penduduk perkotaan di sekitar Bogor, yang harusnya menjadi potensi pasar yang terus tumbuh. Berdasarkan 24 faktor yang dianalisa MICMAC dengan kerangka kerja rural web menghasilkan klasifikasi faktor strategis, dimana faktor yang penting adalah faktor penentu (determinant/driver factor, faktor krusial (crucial factor) dan faktor pengatur (regulatory factor). Terdapat empat Faktor penentu yakni : (1) Keterlibatan investor eksternal dalam pengelolaan wisata alam, (2) kepemimpinan lokal, (3) daya tarik wisata alam dan (4) pembangunan infrastruktur. Beberapa faktor krusial pada sistem ini adalah: Valorisasi Aktivitas Ekonomi Lokal dan (2) Valorisasi Budaya Lokal, dan Tumbuhnya Pengusaha Lokal. Tiga faktor determinan berupa keterlibatan investor eksternal dalam pengelolaan wisata alam dan pembangunan infrastruktur tersebut dirumuskan sebagai pilihan strategi utama Sedangkan faktor krusial yang perlu dijadikan pilihan strategi adalah melakukanValorisasi Aktivitas Ekonomi Lokal, dimana yang potensial dikembangkan adalah Agrowisata. Faktor Pengatur yang terdiri dari (1) Pengelolaan oleh Masyarakat Lokal, (2) Kohesivitas dan Collective Action, (3) Kepatuhan pada Aturan dan (4) Perhatian terhadap lingkungan.dikembangkan bersama suatu format kepemimpinan lokal dalam kegiatan Community Development. Sehingga terdapat 4 skenario yang perlu dianalisa lebih lanjut yakni Pengembangan Infrastruktur, Konsesi pada investor, Agrowista dan Community Development. Berdasarkan Analisa Peluang Skenario partial yang diolah dengan SMIC-Prob maka skenario yang memiliki peluang terbesar adalah kombinasi Konsesi + Infrastruktur (10,6%), Agrowisata + Konsesi + Infrastruktur (9,9%) dan Agrowisata + Comdev (8,8%). Berdasarkan matriks elastisitas peluang maka agrowisata dan pemberian konsesi merupakan prime mover sekaligus dependent. Keduanya saling mempengaruhi untuk terjadi (terwujud) dalam konteks pengembangan pariwisata perdesaan. Untuk itu perlu didorong pelaku usaha Agribisnis di sekitar lokasi untuk mengintegrasikannya dengan pariwisata dalam bentuk Agrowisata dengan melibatkan masyarakat lokal. Untuk meningkatkan peluang revisit (kunjungan kembali) wisatawan maka diperlukan berbagai peningkatan daya tarik lokasi wisata berdasarkan formula pengembangan destinasi berupa strategi/formula 6 A (Aksesibilitas, Atraksi/daya tarik, Amenitas, Aktivitas, Adanya Paket Wisata, dan Ancillary/fasilitas pendukung). Hal ini dapat dipercepat dengan melibatkan peran invesator swasta dalam bentuk konsesi pengelolaan wisata alam di kawasan taman nasional yang saat ini masih dikelola secara terbatas oleh masyarakat.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111554
Appears in Collections:DT - Economic and Management

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover979.97 kBAdobe PDFView/Open
DISERTASI EDWIN ALDRIANTO PWD-wm.pdf
  Restricted Access
Fullteks10.73 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran2.54 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.