Analisis Risiko Produksi dan Harga Terhadap Perilaku Ekonomi Rumahtangga Petani Kelapa di Kabupaten Seruyan Kalimantan Tengah

Abstract

Kelapa merupakan salah satu komoditas pertanian unggulan Kabupaten Seruyan. Dalam usahatani kelapa rumahtangga petani kelapa selalu dihadapkan pada risiko, khususnya risiko produksi dan harga produk. Adanya risiko produksi dan harga produk akan mempengaruhi perilaku ekonomi rumahtangga petani kelapa. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) menganalisis risiko produksi dan risiko harga produk dalam kegiatan usahatani, 2) menganalisis pengaruh risiko produksi dan harga terhadap perilaku ekonomi rumahtangga petani kelapa dalam mengambil keputusan produksi, alokasi waktu kerja, pendapatan dan pengeluaran rumahtangga petani kelapa sebagai akibat adanya risiko produksi dan harga kelapa, dan 3) menganalisis pengaruh peningkatan risiko produksi dan risiko harga terhadap perilaku ekonomi rumahtangga petani. Rumahtangga petani yang dijadikan sampel dalam penelitian berjumlah 200 rumahtangga yang tersebar Kecamatan Seruyan Hilir Timur Kabupaten Seruyan. Hasil identifikasi model ekonomi rumahtangga petani kelapa menunjukkan model over identified sehingga diestimasi menggunakan metode 2SLS. Tingkat risiko produksi yang dihadapi oleh rumahtangga kelapa sebesar 1.891,31 butir/ha/panen, sedangkan tingkat risiko harga sebesar Rp307,52/butir. Hasil analisis terhadap fungsi risiko kelapa menunjukkan Input garam dan herbisida menjadi faktor yang menimbulkan risiko produksi (risk inducing factors) sedangkan tenaga kerja dalam keluarga menjadi faktor yang mengurangi risiko produksi (risk reducing factors). Perilaku rumahtangga petani dalam proses produksi dengan adanya risiko produksi dan harga termasuk sebagai risk aversion dengan melakukan pengurangan penggunaan input dan tenaga kerja luar keluarga. Perilaku rumahtangga petani dalam pengambilan keputusan alokasi tenaga kerja dengan adanya risiko produksi dan harga produk melakukan pengurangan penggunaan tenaga kerja dalam keluarga pada kegiatan usahatani, sebaliknya meningkatkan penggunaan tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani non kelapa dan non pertanian. Selanjutnya perilaku rumahtangga petani dalam pengambilan keputusan konsumsi dengan adanya risiko produksi dan harga yaitu melakukan pengurangan pengeluaran rumahtangga. Peningkatan risiko produksi kelapa akan meningkatkan penggunaan input dan penggunaan tenaga kerja luar keluarga, serta penggunaan tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani non kelapa dan kegiatan non pertanian. Namun peningkatan risiko produksi akan menurunkan produktivitas, pendapatan dan pengeluaran rumahtangga. Sedangkan adanya peningkatan risiko harga akan menyebabkan penurunan produktivitas, penggunaan input, penggunaan tenaga kerja luar keluarga, penggunaan tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani kelapa, pendapatan danpengeluaran rumahtangga

Coconut is the main agricultural commodities in Seruyan Regency. In coconut farming, coconut farmers are always faced with risks, especially the risk of production and product prices. The existence of production risks and product prices will affect the economic behavior of coconut farmers' households. The aims of this research are: 1) to analyze production risk and product price risk in farming activities , 2) to analyze the effect of production risk and price on the economic behavior of coconut farmer households in decisions making of production, labor allocation, income and household expenditure of coconut farmers as a result of production risk and coconut prices, and 3) analyzing the effect of increased production risk and price risk on the economic behavior of farmer households. Farmer households that were sampled in the study amounted to 200 households spread across the East Seruyan Hilir District, Seruyan Regency. The results of the identification of the coconut farmer household economic model show that the model is over identified so that it is estimated using the 2SLS method. The level of production risk faced by coconut households is 1,891.31 grains/ha/harvest, while the level of price risk is Rp. 307.52/grain. The results of the analysis of the coconut risk function show that the input of salt and herbicides is a risk inducing factor, while the workforce in the family is a risk reducing factor. The behavior of farmer households in the production process with production and price risk is included as risk aversion by reducing the use of inputs and labor outside the family. The behavior of farmer households in making labor allocation decisions in the presence of production risks and product prices reduces the use of labor in the family in farming activities, on the contrary, increases the use of labor in the family in non-coconut and non-agricultural farming. Furthermore, the behavior of farmer households in making consumption decisions in the presence of production and price risks is to reduce household expenditures. Increased production risk in farming activities will increase the use of inputs and the use of labor outside the family, as well as the use of labor within the family in non-coconut farming and non-agricultural activities. However, increased production risk will reduce household productivity, income and expenditure. Meanwhile, an increase in price risk will cause a decrease in productivity, use of inputs, use of labor outside the family, use of labor in the family in coconut farming, household income and expenditure.