Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111445
Title: Sebaran intrusi Air Laut dan Kaitannya dengan Strategi Pengelolaan Ekosistem Mangrove di Pesisir Teluk Banten
Other Titles: The Seawater Intrusion Distribution and Its Relation to Mangrove Ecosystem Management Strategy in Banten Bay’s Coastal Area
Authors: Yulianto, Gatot
Damar, Ario
Santosa, Raden Rakhmad Bakti
Issue Date: 2022
Publisher: IPB University
Abstract: Mangrove sebagai salah satu sumberdaya pesisir memiliki jasa beberapa ekosistem diantaranya sebagai pencegah intrusi air laut. Konversi ekosistem mangrove menjadi lahan tambak di Pesisir Teluk Banten diduga telah menyebabkan intrusi air laut. Masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih karena air sumur telah tercemar air laut. Kondisi ini mengakibatkan masyarakat harus membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Tujuan riset ini yaitu (1) menentukan sebaran spasial dan tingkat intrusi air laut; (2) menduga nilai kerugian ekonomi akibat intrusi air laut; (3) menganalisis struktur komunitas mangrove saat ini; (4) mendeskripsikan serta menentukan tingkat persepsi dan partisipasi masyarakat mengenai pengelolaan mangrove; dan (5) mendesain strategi pengelolaan ekosistem mangrove di pesisir Teluk Banten. Penelitian menggunakan beberapa metode sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sebaran spasial intrusi air laut dipetakan menggunakan metode interpolasi berdasarkan hasil analisis rasio klorida bikarbonat. Untuk menghitung kerugian ekonomi akibat intrusi air laut, digunakan pendekatan biaya pengganti atau replacement cost. Selanjutnya, metode transek kuadrat digunakan untuk mengetahui struktur komunitas mangrove. Metode skala likert diterapkan untuk menentukan tingkat persepsi dan partisipasi masyarakat. Strategi pengelolaan ekosistem mangrove dianalisis menggunakan metode Interpretative Structural Modelling (ISM). Hasil riset menunjukkan bahwa intrusi air laut terjadi secara meluas di semua desa lokasi penelitian mulai dari tingkat sedang hingga tinggi. Intrusi air laut telah menimbulkan kerugian ekonomi di empat desa lokasi penelitian senilai Rp15.552.756.400 selama satu tahun. Nilai tersebut merupakan akumulasi dari biaya pengganti untuk pembelian air bersih melalui langganan PDAM senilai Rp8.141.300.000, air galon Rp7.066.648.400, dan air eceran Rp344.808.000 per tahun. Mangrove yang ada saat ini belum mampu mencegah terjadinya intrusi air laut. Kerapatan mangrove menunjukkan kondisi yang baik atau rapat, namun dari tingkat ketebalan dinilai masih rendah. Komposisi vegetasi mangrove di pesisir Teluk Banten terdiri atas enam jenis yaitu Avicennia marina, A. lanata, A. officinalis, A. alba, Rhizophora apiculata, dan R. mucronata. Jenis mangrove yang paling banyak ditemukan yaitu A. marina dan A. lanata dengan jenis yang dominan yaitu A. marina. Indeks keanekaragaman menunjukkan nilai yang rendah. Intrusi air laut dapat dicegah secara optimal oleh mangrove dengan tingkat keanekaragaman yang tinggi karena terkait dengan zonasi. Jenis mangrove yang memiliki kontribusi tertinggi dalam mencegah intrusi air laut yaitu A. marina dan R. mucronata. Pengelolaan ekosistem mangrove memerlukan keterlibatan aktif masyarakat setempat untuk menjamin kelestarian dan keberlanjutan pengelolaan mangrove di daerahnya. Tingkat persepsi masyarakat mengenai ekosistem mangrove di pesisir Teluk Banten tergolong baik yang ditunjukkan dengan nilai indeks persepsi masyarakat 4,47. Tingginya tingkat persepsi masyarakat tersebut tidak diimbangi dengan tingkat partisipasi masyarakat. Indeks tingkat partisipasi masyarakat hanya mendapatkan nilai 24,79 yang artinya rendah. Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian dari stakeholder terkait agar peran serta masyarakat dapat meningkat. Peningkatan peran serta masyarakat diharapkan dapat berkontribusi terhadap meningkatnya luasan ekosistem mangrove sehingga dapat menghambat semakin meluasnya intrusi air laut. Berdasarkan kondisi faktual di lapangan dan pendapat pakar, strategi pengelolaan ekosistem mangrove di Pesisir Teluk Banten harus menempatkan dua tujuan dasar dari pengelolaan yaitu kelestarian ekosistem dan meningkatnya luasan ekosistem mangrove. Pemerintah daerah perlu memfokuskan kebijakan pada upaya penangangan kendala/permasalahan kunci yang menjadi sumber dari kendala-kendala yang lain yaitu: (1) pembangunan pesisir yang berorientasi pada kepentingan ekonomi/industri, (2) rendahnya komitmen politik dan dukungan dari pimpinan daerah, dan (3) lemahnya penegakan hukum. Program kunci yang prioritas untuk dilaksanakan yaitu meningkatkan keterpaduan pengelolaan, penataan peraturan termasuk penegakan hukum, dan pendanaan yang berkelanjutan. Salah satu program yang dinilai mampu berkontribusi dalam mencegah intrusi air laut yaitu rehabilitasi mangrove. Pesisir Teluk Banten memiliki karakteristik ekologi yang sangat sesuai untuk lokasi rehabilitasi mangrove. Akan tetapi, upaya rehabilitasi terkendala oleh kebijakan penataan ruang pesisir yang cenderung mengutamakan pembangunan industri sehingga memperkecil luasan lahan yang dapat digunakan sebagai lahan rehabilitasi mangrove.
Description: Tidak ada
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111445
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
COVER.pdf
  Restricted Access
Cover23.78 MBAdobe PDFView/Open
FULL TEXT.pdf
  Restricted Access
Fullteks28.41 MBAdobe PDFView/Open
LAMPIRAN.pdf
  Restricted Access
Lampiran27.81 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.