Kualitas Hijauan Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Berbeda Tipe Pertumbuhan: Riview Data

Abstract

Hijauan pakan sangat penting dalam menyediakan nutrien bagi ternak, terutama pada sistem produksi yang mengandalkan hijauan sebagai pakan utama seperti pada peternakan rakyat. Komersialisasi hijauan pakan terkendala oleh tingginya variasi kualitas terutama akibat perbedaan tipe pertumbuhan. Pemahaman terhadap kualitas hijauan disebabkan perbedaan struktur tanaman sangat penting bagi peternak, agar porsi hijauan dipertimbangkan saat pemberian pada ternak. Kajian data kualitas hijauan dilakukan untuk mengetahui kualitas hijauan rumput gajah yang berbeda tipe pertumbuhan dan secara morfologi berbeda. Di Indonesia terdapat dua tipe rumput gajah yaitu tipe tinggi dan tipe pendek. Data yang digunakan dalam kajian ini adalah hasil analisis proksimat dan Van soest dari sampel hijauan rumput gajah tipe tinggi yaitu Pennisetum purpureum Schumach. dan rumput gajah tipe pendek kultivar Mott dwarf, yang diperoleh dari Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan Bekasi dan data yang diperoleh dari jurnal. Hasil kajian menunjukan kandungan bahan kering rumput gajah tipe pendek lebih tinggi dibandingkan dengan bahan kering rumput gajah tipe tinggi (23% vs 20%), sedangkan fraksi serat seperti serat kasar, NDF dan ADF pada hijauan rumput gajah tipe pendek lebih rendah dibandingkan fraksi serat hijauan rumput gajah tipe tinggi berturut turut (32% vs 29%, 70% vs 65%, 43% vs 39%) sehingga nilai kualitas hijauan (RFQ) hijauan rumput gajah tipe pendek lebih tinggi dibandingkan dengan nilai RFQ hijauan rumput gajah tipe tinggi (68 vs 57). Kesimpulan dari kajian ini adalah terkait bahan kering dan fraksi serat kualitas hijauan rumput gajah tipe pendek kultivar Mott lebih baik dibandingkan kualitas hijauan rumput gajah tipe tinggi.

Forage is very important in providing nutrients for livestock, especially in production systems that rely on forage as the main feed such as on smallholder farms. The commercialization of forage is constrained by the high variation in quality mainly due to different types of growth. Understanding of forage quality due to differences in plant structure is very important for farmers, so that the portion of forage is considered when giving it to livestock study on forage quality data was conducted to determine the quality of napier grass forage with different growth types and different morphologies. In Indonesia, there are two types of napier grass, namely the tall type and the short type. The data used in this study are the results of proximate and van soest analysis of tall-type napier grass forage samples, namely Pennisetum purpureum Schumach. and short-type napier grass, cultivar Mott dwarf, which were obtained from the Quality Testing Center and Feed Certification-Bekasi and data obtained from journals. The results of the study showed that dry matter content of short-type napier grass was higher than those of tall-type napier grass (23% vs 20%), while fiber fractions such as crude fiber, NDF and ADF of short-type napier grass were lower than those of tall-type napier grass 32% vs 29%, 70% vs 65%, 43% vs 39%, respectively. It is therefore relative forage quality (RFQ) of short-type napier grass was higher than those of tall-type napier grass (68 vs 57). It is concluded that in relation to dry matter and fiber fraction, the quality of the short-type napier grass (cv. Mott) is better than those of tall-type napier grass.