Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111439
Title: Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Petani dalam Pengelolaan Penyakit Tanaman Jeruk di Kabupaten Garut
Other Titles: Knowledge, Attitudes, and Practice of Farmers in Management of Orange Diseases in Garut Regency
Authors: Soekarno, Bonny Poernomo Wahyu
Tondok, Efi Toding
Idris, Pahmi
Issue Date: 2022
Publisher: IPB University
Abstract: Indonesia merupakan negara agraris dengan sebagian besar warganya bermata pencaharian sebagai petani. Peran sektor pertanian sangat penting dalam mendukung perekonomian nasional. Jeruk (Citrus spp.) merupakan salah satu tanaman yang termasuk ke dalam famili Rutaceae dengan potensi nilai ekonomi tergolong tinggi. Tanaman jeruk mempunyai akar tunggang panjang dan akar serabut (bercabang pendek kecil) serta akar-akar rambut. Rentang waktu 10 tahun terakhir, jumlah tanaman jeruk di Kabupaten Garut sebanyak 3.154.268 pohon Jeruk Siam/Keprok, dengan hasil produksinya sebesar 153.534 ton. Sedangkan, sebanyak 19.331 pohon varietas Jeruk Besar dengan hasil panen mencapai 86 ton/tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis mengenai pengetahuan, sikap, dan tindakan petani dalam pengelolaan penyakit tanaman jeruk di Kabupaten Garut. Penelitian dilaksanakan pada Januari hingga Maret 2021 di sentra produksi jeruk Kabupaten Garut dengan menggunakan metode survei, meliputi wawancara secara langsung dengan 30 petani serta pengamatan langsung penyakit tanaman di lapangan. Data hasil survei disajikan secara deskriptif dan dilakukan uji chi-square untuk mengetahui hubungan antara karakteristik petani dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan petani dalam pengelolaan penyakit tanaman jeruk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik petani dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan tidak berbeda nyata dan tidak berhubungan terhadap pengelolaan penyakit tanaman jeruk. Akan tetapi, ketika dilihat dari data pengetahuan, semakin tinggi umur petani, maka pengetahuannya semakin baik. Begitu juga dengan pendidikan, semakin tinggi pendidikan petani, maka pengetahuan petani semakin baik. Petani dengan tingkat pendidikan sarjana/diploma dan petani yang berumur > 50 tahun mempunyai pengetahuan lebih baik dari pada yang lainnya. Begitupun dengan petani yang memiliki lahan > 1 ha dan pengalaman budi daya > 10 tahun memiliki pengetahuan lebih baik. Penyakit diplodia lebih banyak menyerang di Kecamatan Pasirwangi dengan keparahan mencapai 50,83%. Sedangkan Kecamatan Bayongbong menjadi Kecamatan dengan tingkat keparahannya paling rendah yaitu sebesar 44,18%. Kata kunci: Diplodia, karakteristik petani, pohon jeruk, Rutaceae, uji chi-square
Indonesia is an agrarian country, with most of its citizens living as farmers. The role of the agricultural sector is crucial in supporting the national economy. Orange (Citrus spp.) is one of the plants classified into the Rutaceae family with higher potential economic value. Orange plants have long taproots, fibrous roots (short branches), and hair roots. In the last 10 years, the number of Siamese/tangerine citrus trees in Garut Regency was 3.154.268, with a production yield of 153.534 tons. Meanwhile, there were 19.331 trees of large oranges variety, with yields reaching 86 tons/year. This study aims to determine and to analyze farmers' knowledge, attitudes, and practice (KAP) in managing orange plant diseases in the Garut Regency. The research was carried out from January to March 2021 at the Garut Regency orange production center using survey methods, including direct interview with 30 farmers and direct observation of plant diseases in the field. The survey data were presented descriptively, and a chi-square test was conducted to determine the relationship between farmer characteristics and the KAP of the farmer in the management of orange plant diseases. The results showed that the characteristics of farmers with KAP were not significantly different and not related to the management of orange plant diseases. However, when viewed from the knowledge data, the higher the farmer's age, the better the farmer's knowledge. Likewise with education, the higher the education of farmers, the better their knowledge. Farmers with a bachelor's/diploma education level and farmers aged above 50 years have better knowledge than others. Likewise, farmers that own more than 1 ha of orange plantation and of more than 10 years of cultivation experience have better knowledge. Diplodia disease is more common in Pasirwangi District, with disease severity reaching 50,83%. In comparison, Bayongbong District became the district with the lowest disease severity of Diplodia diseases of 44,18%. Keywords: Diplodia, farmer’s characteristics, orange trees, Rutaceae, chi-square test
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111439
Appears in Collections:UT - Plant Protection

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
COVER-A34170001-PAHMI IDRIS.pdf
  Restricted Access
Cover590.48 kBAdobe PDFView/Open
A34170001_PAHMI IDRIS.pdf
  Restricted Access
Fullteks1.35 MBAdobe PDFView/Open
LAMPIRAN-A34170001-PAHMI IDRIS.pdf
  Restricted Access
Lampiran269 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.