Strategi Fleksibilitas Pembiayaan Komoditas Pertanian Sistem Resi Gudang Berkelanjutan di Indonesia

Abstract

Pembiayaan komoditas pertanian penting untuk mengisi lesunya sumber pembiayaan pembangunan usaha pertanian, terutama usaha pertanian skala kecil yang memiliki kredibilitas lemah dibandingkan dengan perusahaan skala besar. Pembiayaan komoditas pertanian sistem resi gudang (SRG) secara konsep dan literatur adalah salah satu solusi pembiayaan yang dapat dikembangkan mendukung pembiayaan pertanian berkelanjutan. Penerapan pembiayaan komoditas sistem SRG di beberapa negara menunjukkan gambaran yang beragam, beberapa dinyatakan berhasil dan beberapa kurang berhasil termasuk di Indonesia. Hal tersebut diduga karena karakteristik lingkungan pasar dan permasalahan yang dihadapi pada satu tempat dan tempat lain relatif berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi, mengidentifikasi kendala, menentukan model pemecahan, dan menentukan langkah aksi kebijakan untuk mendorong kelangsungan dan keberlanjutan pembiayaan komoditas sistem resi gudang di Indonesia. Tujuan tersebut diawali dengan studi literatur untuk menentukan karakteristik penerimaan masyarakat pada layanan, pengamatan lapangan untuk mengidentifikasi kendala, merumuskan model pemecahan melalui strategi fleksibilitas dan menentukan langkah kebijakan strategis yang direkomendasikan untuk mendorong kelangsungan dan keberlanjutan pembiayaan. Penelitian dilakukan dengan pengumpulan data melalui survei dan wawancara kepada responden dan ekspert yang memiliki pengalaman atau pengetahuan tentang pembiayaan komoditas pertanian sistem SRG pada komoditas kopi, lada, beras dan jagung di beberapa lokasi Indonesia. Data dianalisa menggunakan beberapa metode analisis Structural Equation Model Partial Least Square, Soft System Methodology, Interpretive Structural Model dan Analytical Hierarchy Process untuk memberikan kajian lengkap tentang objek yang diteliti. Temuan dan kesimpulan penelitian ini adalah: Pertama, karakteristik pembiayaan komoditas pertanian sistem SRG yang tepat dibangun di Indonesia bercirikan nilai sosial dan komersial, terdapat kesesuaian atribut produk dengan lingkungan pasar dan kesetaraan informasi. Kedua, kendala penghambat perkembangan pembiayaan komoditas pertanian sistem SRG adalah elemen-elemen sistem (attributes) sistem belum sepenuhnya dibangun bersinergi sesuai kondisi lingkungan dan karakteristik usaha petani. Ketiga, fleksibilitas sumber daya dan fleksibilitas koordinasi dapat diimplementasikan di lingkungan internal dan eksternal pembiayaan sistem resi gudang. Keempat, pembiayaan komoditas pertanian sistem SRG berkelanjutan dapat dibangun dengan adanya koordinasi stakeholder untuk pembangunan sumber daya kompeten, membangun nilai bersama, membangun kelembagaan dan kebijakan, membangun kontinuitas suplai dan sistem pasar komoditas dan pembiayaan inklusif melalui pembiayaan pertanian sistem SRG.