Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111187
Title: Strategi Pengembangan Pemanfaatan Berkelanjutan Tikus Hutan Ekor Putih Sebagai Satwa Harapan di Sulawesi Utara
Authors: Fuah, Asnath Maria
Masy'ud, Burhanuddin
Sumantri, Cece
Salundik
Laatung, Sylvia
Issue Date: 2022
Publisher: IPB University
Abstract: Tikus hutan memiliki peranan penting sebagai pemencar biji, penyeimbang ekosistem dan beberapa jenis diantaranya dipercaya dapat mengobati jenis penyakit tertentu. Tikus hutan telah lama dikonsumsi oleh masyarakat Sulawesi Utara khususnya penduduk Minahasa yang tinggal di pedesaan dan di pinggir hutan. Tikus hutan yang dikonsumsi adalah tikus yang memiliki ciri khusus, yaitu pada ujung ekor tikus berwarna putih sehingga penduduk setempat menyebutnya dengan sebutan “tikus ekor putih”. Perburuan yang tidak terkendali, dapat mengakibatkan berkurangnya populasi tikus ekor putih di habitat alaminya. Tujuan umum penelitian ini adalah perumusan strategi pengembangan tikus hutan ekor putih yang berkelanjutan di penangkaran. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan penelitian yaitu: (1) Mengidentifikasi keanekaragaman jenis tikus hutan ekor putih yang diburu dan diperdagangkan di Sulawesi Utara, dan gambaran umum habitatnya; (2) Menganalisis persepsi dan nilai sosial, ekonomi budaya masyarakat dalam pemanfaatan tikus hutan ekor putih. (3) Pengembangan penangkaran ex-situ tikus hutan ekor putih (Rattus xanthurus) sebagai satwa harapan; dan (4) Merumuskan strategi pengembangan penangkaran tikus hutan ekor putih berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah survey, dilanjutkan dengan identifikasi karakteristik morfologi dan analisis komponen utama (AKU). Metode wawancara digunakan untuk memperoleh informasi karakteristik pemburu, penjual dan konsumen dan persepsi pengembangan tikus hutan ekor putih Hasil penelitian menunjukkan, terdapat delapan jenis tikus hutan ekor putih yang diburu dan diperdagangkan yaitu Rattus xanthurus (Northeastern Xanthurus Rat), Bunomys fratrorum (Northeastern Peninsula Bunomys), Lenomys meyeri (Meyer’s Lenomys), Paruromys dominator (Giant Sulawesi Rat), Echiothrix leucura (Northern Sulawesi Echiothrix), Taeromys taerae (Northeastern Mountain Taeromys), Maxomys hellwaldi (Helwald’s Sulawesi Maxomys) dan Maxomys muschenbroekii (Musschenbroek’s Sulawesi Maxomys). Menurut status konservasi IUCN, terdapat 4 jenis tikus yang berada dalam status hampir terancam (Rattus xanthurus), rentan (Bunomys fratrorum dan Taeromys taerae) dan terancam (Echiothrix leucura). Berdasarkan indeks keanekaragaman (H’) diketahui bahwa keanekaragaman jenis tikus di Pinabetengan, Minahasa dan Singsingon Bolaang Mongondow memiliki keanekaragaman yang sedang, dengan nilai H’ berturut-turut 1,24 dan 1,98. Tikus hutan ekor putih yang diidentifikasi dalam penelitian ini, menempati habitat hutan primer, sekunder, dan perkebunan penduduk. Beberapa sumber pakan di habitat alami adalah daun dan buah pinang (Areca catechu), sirih hutan (Piper aduncum), sejenis beringin (Ficus spp) dan buah enau (Arenga piñnata). Tikus ekor putih biasanya bersarang di bawah pohon atau di dalam tanah. Beberapa pemburu memiliki keahlian membedakan bentuk sarang berdasarkan jenis tikus. Sarang yang dibuat pada struktur tanah liat, memiliki kedalaman 40 cm, dengan panjang 2 – 3 m. Sedangkan sarang pada tanah berpasir, memiliki kedalaman 1,5 m, dengan panjang 4 – 15 m. Tikus hutan ekor putih yang diperoleh dari hutan dan dipelihara di kandang penangkaran dapat beradaptasi dengan baik. Pertambahan bobot badan, konsumsi dan konversi tertinggi adalah pada perlakuan dengan kepadatan 4 ekor/1.250 m2, dengan nilai berturut-turut 4,78 ± 0,04 gram, 1,26 ± 0,04 gram dan 3,83 ± 0,27. Tikus ekor putih juga dapat beradaptasi dengan lingkungan kandang termasuk pakan yang diberikan. Persentase total tingkah laku harian tikus hutan ekor putih paling tinggi di dalam kandang penangkaran adalah makan (33,95%), istirahat (33,11%), lokomosi (11,98%), grooming (7,77%), berkelompok (6,81%), agonistik (5,09%) dan kawin (1,26%). Perubahan karakter kualitatif tikus mulai dari umur 3 sampai 8 minggu tidak begitu berbeda nyata. Karakter kuantitatif dapat menjadi dasar pendugaan umur tikus ekor putih terutama untuk jenis Turean (R. xanthurus) Tradisi berburu tikus hutan ekor putih telah berlangsung turun temurun. Aktivitas perburuan yang tinggi dapat mengakibatkan berkurangnya populasi tikus hutan ekor putih sehingga perlu dipikirkan upaya konservasi yang melibatkan pihak pemerintah dan pihak terkait lainnya, terutama penduduk disekitar hutan tentang tatacara melindungi, melestarikan serta kemungkinan upaya penangkaran di luar habitat aslinya. Upaya tersebut diharapkan menjadi solusi yang tepat untuk tetap menjamin pemanfaatan tikus ekor putih secara berkelanjutan. Berdasarkan hasil penelitian masyarakat mendukung dan memiliki keinginan untuk melakukan budi daya tikus hutan ekor putih. Hasil analisis usaha budi daya tikus hutan ekor putih menunjukkan bahwa, usaha ini menguntungkan karena memiliki nilai Break Event Point (BEP) 1,83%. Strategi pengembangan pemanfaatan berkelanjutan tikus hutan ekor putih dapat dilakukan melalui model pemanfaatan in-situ dengan pengaturan dan kontrol perburuan yang kuat oleh pemerintah dan model pemanfaatan ex-situ melalui sistem penangkaran intensif, semi intensif maupun ekstensif yang diintegrasikan dengan program wisata berburu atau pengamatan tikus ekor putih dan kuliner tikus (rats hunting-watching dan culinary tourism), yang berbasis pada kearifan lokal.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111187
Appears in Collections:DT - Animal Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover4.25 MBAdobe PDFView/Open
Bab I..pdf
  Restricted Access
Bab I2.81 MBAdobe PDFView/Open
Bab II.pdf
  Restricted Access
Bab II4.21 MBAdobe PDFView/Open
Bab III.pdf
  Restricted Access
Bab III1.02 MBAdobe PDFView/Open
Bab IV.pdf
  Restricted Access
Bab IV4.1 MBAdobe PDFView/Open
Bab V.pdf
  Restricted Access
Bab V3.07 MBAdobe PDFView/Open
Bab VI.pdf
  Restricted Access
Bab VI1.02 MBAdobe PDFView/Open
Simpulan dan Saran.pdf
  Restricted Access
Simpulan dan Saran510.1 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf
  Restricted Access
1.7 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran395.77 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.