Ekstrak Bunga Cengkih, Daun Sirsak, dan Buah Cabai Jawa untuk Pengendalian Ulat Grayak Jagung Spodoptera frugiperda J. E. Smith (Lepidoptera: Noctuidae)

Abstract

Ulat grayak jagung (UGJ) Spodoptera frugiperda merupakan serangga invasif dan hama penting jagung Zea mays L. (Poaceae) yang dilaporkan masuk ke Indonesia pada tahun 2019. Salah satu pengendalian hama yang ramah lingkungan yaitu dengan memanfaatkan insektisida nabati. Bahan tanaman yang digunakan sebagai ekstrak meliputi bunga cengkih Syzygium aromaticum (L.) Meer. & Perry (Myrtaceae), daun sirsak Annona muricata L. (Annonaceae), dan buah cabai jawa Piper retrofractum Vahl. (Piperaceae). Penelitian bertujuan untuk mengetahui konsentrasi yang efektif dari tiga jenis ekstrak tersebut terhadap mortalitas larva, penghambatan makan larva, penghambatan peneluran imago, keamanannya terhadap tanaman jagung, dan intensitas serangan larva UGJ pada jagung skala semi lapangan. Pengujian skala laboratorium meliputi uji toksisitas ekstrak dengan metode residu pada daun dan topikal pada larva, uji penghambatan makan dengan metode tanpa pilihan, serta uji penghambatan peneluran dengan metode pilihan. Pengujian skala semi lapangan meliputi uji fitotoksisitas ekstrak pada tanaman jagung, uji toksisitas ekstrak pada larva, dan keefektifan ekstrak terhadap serangan larva UGJ pada tanaman jagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak S. aromaticum pada 0,108% dan 0,461%; A. muricata pada 0,182% dan 0,713%; dan P. retrofractum pada 0,140% dan 0,329%) dengan menggunakan metode residu pada daun, serta ekstrak S. aromaticum pada 5,422 μg/larva dan 18,621μg/larva; A. muricata pada 7,155 μg/larva dan 24,854 μg/larva; dan P. retrofractum pada 2,832 μg/larva dan 13,566 μg/larva dengan menggunakan metode topikal memiliki aktivitas mortalitas tinggi terhadap larva UGJ dan tidak berbeda nyata dengan insektisida sintetik emamektin benzoat (EB) pada 96 jam setelah aplikasi. Ekstrak P. retrofractum pada 0,461% menyebabkan penghambatan makan larva UGJ tertinggi sebesar 90,14%. Ketiga ekstrak uji pada konsentrasi LC99 dan 2 x LC99 menunjukkan penghambatan aktivitas peneluran imago UGJ sebesar 100%. Ekstrak S. aromaticum menunjukkan efek fitotoksik terhadap daun jagung, sedangkan ekstrak A. muricata dan P. retrofractum tidak. Ekstrak A. muricata dan P. retrofractum pada taraf LC99 dan 2 x LC99 menyebabkan kematian larva UGJ pada 7 hari setelah aplikasi pada jagung skala semi lapangan dan tidak berbeda nyata dengan EB. Ekstrak P. retrofractum pada taraf 2 x LC99 menunjukkan intensitas serangan UGJ yang lebih rendah terhadap jagung dibandingkan kontrol dan perlakuan lainnya, meskipun tidak sebaik pada perlakuan EB. Ekstrak P. retrofractum berpotensi besar dikembangkan lebih lanjut sebagai insektisida nabati untuk mengendalikan UGJ pada jagung pada masa depan.

Fall armyworm (FAW) Spodoptera frugiperda is an invasive insect and a major pest on maize. Synthetic insecticides application in controlling FAW in Indonesia has the potential to cause negative impacts. One of the environmentally friendly control strategies of pest is by utilizing plant-based insecticides from potential plants. The plant materials used as the extracts were clove Syzygium aromaticum (L.) Meer. & Perry (Myrtaceae) buds, soursop Annona muricata L. (Annonaceae) leaves, and javanese long pepper Piper retrofractum Vahl. (Piperaceae) fruits. The aim of the study was to determine the effective concentration of the three extracts on larval mortality, feeding inhibition against larvae, oviposition deterrence against female, extracts safety against maize, and intensity of FAW larvae attack on maize under semi-field scale condition. Tests under laboratory condition were toxicity test of the extracts using the leaf residual method and topical application on the larvae, the feeding inhibition test with the no choice method, and the oviposition deterrence test with the choice method. The semi-field scale tests were phytotoxicity test of the extracts on maize, toxicity test of the extracts against the larvae on maize, and effects of the extracts against the attack intensity by FAW larvae on maize. The results showed that extracts of S. aromaticum at 0.108% and 0.461%; A. muricata at 0.182% and 0.713%; and P. retrofractum at 0.140% and 0.329% using leaf residual method, and the extracts of S. aromaticum at 5.422 μg/larva and 18.621 μg/larva; A. muricata at 7.155 μg/larva and 24.854 μg/larva; and P. retrofractum at 2.832 μg/larva and 13.566 μg/larva using topical application method on larvae show high mortality activity against FAW larvae and were not significantly different with synthetic insecticides of emamectin benzoate (EB) at 96 hours after application. P. retrofractum extract on 0.461% gave the highest feeding inhibition by 90.14%. Three plant extracts at LC99 and 2 x LC99 levels caused oviposition deterrence on female by 100%. S. aromaticum extract showed phytotoxic effects on maize leaves, while A. muricata and P. retrofractum did not. Extracts of A. muricata and P. retrofractum at LC99 and 2 x LC99 levels caused the death of FAW larvae at 7 days after application on maize under semi-field scale condition and were not significantly different with EB. P. retrofractum extract at LC99 and 2 x LC99 levels gave effects on the intensity of FAW attacks on maize were lower than control and other treatments, although not as good as in EB. P. retrofractum extract has great potential for further development as a botanical insecticide to controlling FAW on maize in the future.