Kesesuaian bentuk kasko kapal untuk pengoperasian bubu dan gillnet di Kabupaten Tapanuli Tengah

Abstract

Statistik Perikanan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga 2016 hingga 2020 menunjukkan bahwa kunjungan kapal berukuran 11-30 GT didominasi oleh kapal liftnet, gillnet dan bubu yang tergolong dalam kelompok kapal static gear. Kelompok kapal static gear merupakan kelompok kapal yang memprioritaskan performa stabilitas, sehingga kelompok ini membutuhkan kapal dengan kasko yang memiliki stabilitas yang baik. Namun, kapal yang digunakan oleh nelayan Tapanuli Tengah berupa kapal dengan bentuk kasko round bottom. Hal ini dapat menjadi masalah, sebab kapal dengan bentuk kasko round bottom dapat memiliki kestabilan yang buruk. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kualitas stabilitas kapal yang dibangun di Tapanuli Tengah saat mengoperasikan alat tangkap bubu dan gillnet. Penelitian dilakukan dengan cara mengambil dua sampel kapal secara accidental sampling berukuran 11–30 GT yang sedang dibangun di galangan kapal tradisional di Tapanuli Tengah. Pengolahan data dilakukan dengan perhitungan matematis dan simulasi stabilitas. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi utama kasko kapal bubu dan gillnet yang diteliti telah sesuai sebagai kapal static gear pada umumnya di Indonesia. Stabilitas kapal yang diteliti juga telah sesuai dengan kriteria IMO. Berdasarkan simulasi, kondisi kapal saat beroperasi di fishing ground merupakan kondisi yang memiliki tingkat stabilitas paling tinggi. Selain itu, simulasi kapal menunjukkan stabilitas yang lebih baik diperoleh saat kapal mengoperasikan gillnet. Kata kunci: desain kapal, kapal perikanan, kasko kapal, stabilitas, vertical centre of gravity (KG)

Statistics of the Sibolga Archipelagic Fishing Port (PPN) for period of 2016 to 2020 shows that the type of 11-30 GT fishing vessels calling at the port are mostly liftnet, gillnet and trap. Those vessels are classified as vessels operating static fishing gear which require high stability performance, hence the hull should be designed accordingly. However, the vessels used by the fishers of Central Tapanuli are vessels with round bottom hull. This can be challenging, because rounded bottom can be very unstable. The purpose of this study was to analyze the stability of the vessel built in Central Tapanuli when operating traps and gillnets. The research was conducted by accidentally sampling two units of 11-30 GT vessels being built at a traditional vessels in Central Tapanuli. Data processing was carried out by mathematical calculations and stability simulations. Data analysis was carried out descriptively and comparatively. The results showed that the hull dimensions of the trap and gillnet vessels were similar to typical static gear operated in Indonesia. The stability of the vessel also met the IMO criteria. Stability simulation shows that when operating at the fishing ground, the vessel reach its highest level of stability. In addition, the simulation shows that better stability was obtained when operating gillnet. Keywords: fishing vessel, hull, stability, fishing vessel design, vertical centre of gravity (KG)