Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/110767
Title: Karakterisasi dan Perbaikan Penampilan Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.) Varietas ‘Kristal’
Authors: Susanto, Slamet
Aziz, Sandra
Suketi, Ketty
Dadang
Musyarofah, Neni
Issue Date: 2022
Publisher: IPB University
Abstract: Tanaman jambu biji (Psidium guajava L.) var. ‘Kristal’ termasuk ke dalam famili Myrtaceae yang mudah ditemukan dan berkembang di Indonesia. Buah jambu ‘Kristal' sangat disukai karena tekstur yang renyah, rasa manis, sedikit biji dan kandungan gizinya yang kaya akan antioksidan, serat alami dan vitamin C. Buah jambu biji ‘Kristal’ memiliki kandungan vitamin C berkisar antara 121,30-146,18 mg 100 g-1. Kandungannya mencapai empat kali lebih tinggi dibandingkan dengan buah jeruk pamelo dengan kandungan vitamin C berkisar antara 38,5-48,2 mg 100 g-1. Buah jambu biji varietas ‘Kristal’ memiliki keragaman morfologi, baik bentuk maupun penampilan buahnya. Penampilan kulit buah yang tidak mulus karena adanya gejala burik kecokelatan menjadi permasalahan yang sering ditemui di lapangan. Burik pada jambu biji diduga terjadi akibat serangan hama. Saat ini permintaan buah jambu ‘Kristal’ semakin meningkat, oleh karena itu kualitas buah, baik eksternal maupun internal buah perlu diperhatikan. Untuk menjawab pertanyaan seberapa besar pengaruh burik terhadap kualitas dan penampilan buah, serta bagaimana upaya perbaikannya diperlukan suatu kajian yang komprehensif. Penelitian bertujuan untuk memperoleh tanaman buah jambu biji ‘Kristal’ yang memiliki karakter unggul dan menghasilkan buah berkualitas dan mulus. Penelitian terdiri atas tiga rangkaian percobaan. Percobaan ke-1 dengan judul “Karakterisasi buah jambu ‘Kristal’ berdasarkan kualitas dan penampilan buah pada berbagai praktik budi daya dan ketinggian tempat.” Percobaan dilakukan pada Januari-Maret 2019 di dua kebun dataran rendah Darmaga (± 200 m dpl) dan dua kebun dataran menengah Tamansari (± 550 m dpl) yang menerapkan praktik budi daya intensif dan kurang intensif. Percobaan ke-2 dengan judul “Identifikasi kerusakan buah akibat burik buah dan penyebabnya”. Percobaan dilakukan pada Januari-Juni 2019 di kebun dataran rendah Darmaga dan dataran menengah Tamansari, Bogor. Percobaan ke-3 dilakukan secara paralel 2 unit percobaan yaitu pencegahan burik buah dengan (a) kombinasi pemberongsongan dengan insektisida sintetik, dan (b) kombinasi pemberongsongan dengan insektisida nabati. Percobaan 3a dilakukan pada September-Maret 2020 di Kebun Percobaan Cikabayan IPB menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu kombinasi bahan pemberongsong: low density polyethylene (LDPE), high density polyethylene (HDPE), non woven polypropylene (NWPP) dan insektisida sintetik (abamektin, imidakloprid). Percobaan 3b disusun menggunakan RAL satu faktor yaitu kombinasi bahan pemberongsong (LDPE, HDPE dan NWPP) dan insektisida nabati (kontrol, Annona squamosa, dan Piper retrofractum). Karakter morfologi buah jambu ‘Kristal’ yang teridentifikasi yaitu buah berbentuk obloid (99%), bentuk pangkal buah cekung (92%), warna kuning kehijauan pucat hingga kuning kehijauan (100%), relief permukaan buah bersegi (86%) dan warna daging buah krem (100%). Keragaman bentuk relief permukaan buah (buah bersegi dan buah mulus) dan penampilan buah (buah mulus dan buah burik) dipengaruhi oleh jumlah biji dalam buah, ketinggian tempat dan praktik budi daya yang diterapkan. Faktor jumlah biji dan suhu diduga berpengaruh terhadap bentuk relief permukaan buah, ketinggian tempat berpengaruh terhadap kualitas buah, sedangkan praktik budi daya berpengaruh terhadap kemulusan dan kualitas buah. Keragaman kualitas buah dijumpai pada dataran rendah dan menengah dengan praktik budi daya yang berbeda. Praktik budi daya intensif baik di dataran rendah maupun menengah menghasilkan buah dengan bobot buah yang lebih besar, buah lebih manis dan lunak, meskipun vitamin C lebih rendah dibandingkan pada praktik budidaya kurang intensif. Dataran menengah memberikan kualitas lebih tinggi pada vitamin C, meskipun bobot buah lebih rendah. Penyebab burik buah yang ditemukan adalah hama thrips genus Thrips (Thysanopthera) dan tungau genus Brevipalpus (Tenuipalpidae). Kerusakan jaringan buah terjadi pada epidermis pericarp buah, dengan gejala jaringan kecokelatan dan menebal (54-215 μm). Kebun di dataran rendah menghasilkan lebih banyak buah dengan intensitas burik sedang, tinggi dan sangat tinggi sebesar 42%, sedangkan kebun di dataran menengah menghasilkan lebih banyak buah dengan intensitas burik rendah dan sangat rendah sebesar 94%. Kerusakan akibat burik tidak berpengaruh terhadap kualitas internal buah yang ditunjukkan dengan tidak adanya perbedaan yang nyata pada padatan terlarut total (PTT), asam tertitrasi total (ATT), rasio PTT/ATT, kandungan vitamin C dan total flavonoid. Kebun dataran menengah menghasilkan buah dengan ukuran dan bobot yang lebih tinggi (21,9 dan 6,13%), serta kelunakan buah yang lebih rendah (15,07%) dibandingkan dengan kebun dataran rendah. Senyawa hexadecanoic acid; 9,12-octadecadienoic acid; γ-sitosterol; furfural; hydroxy methylfurfural; dan 4H-pyran-4-one,2,3-dihydro-3,5-dihydroxy-6-methyl teridentifikasi pada buah mulus dan burik yang memiliki potensi sebagai antioksidan. Bahan pemberongsong LDPE baik yang diaplikasikan insektisida abamektin maupun imidakloprid dengan konsentrasi 0,025% menghasilkan buah dengan intensitas burik rendah yaitu sebesar 56,37 dan 44,86% dibandingkan tanpa aplikasi insektisida. Aplikasi insektisida abamektin dan imidakloprid menghasilkan ukuran buah, ATT, vitamin C dan total flavonoid yang lebih rendah, sedangkan rasio PTT/ATT lebih tinggi. Senyawa yang berpotensi sebagai antioksidan ditemukan dominan pada buah yang disemprot insektisida sintetik yaitu 9,12-octadecadienoic acid dan γ-sitosterol. Pemberongsongan menggunakan LDPE yang dikombinasikan dengan insektisida nabati baik A. squamosa konsentrasi 0,6% maupun P. retrofractum konsentrasi 0,3% menunjukkan intensitas burik lebih rendah sebesar 60,08 dan 44,86% dibandingkan kontrol. Indeks kematangan buah yang ditunjukkan oleh rasio PTT/ATT buah yang diberongsong dengan LDPE dan disemprot insektisida A. squamosa dan P. retrofractum cenderung lebih tinggi 21,98 dan 5,83% dibandingkan kontrol. Pemberongsongan menggunakan LDPE dengan penyemprotan insektisida nabati menghasilkan buah yang lebih lunak, ATT, vitamin C dan total flavonoid lebih rendah, serta rasio PTT/ATT yang tinggi. Senyawa 9,12-octadecadienoic acid; hexadecanoic acid; γ-sitosterol; δ-cadinene dan 4H-pyran-4-one,2,3-dihydro-3,5-dihydroxy-6-methyl teridentifikasi dominan pada buah yang diaplikasikan insektisida nabati dan berpotensi sebagai antioksidan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/110767
Appears in Collections:DT - Agriculture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A262160081_Neni Musyarofah.pdf
  Restricted Access
Fullteks4.64 MBAdobe PDFView/Open
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover2.55 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran2.29 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.