Dinamika Kelarutan Fosfat Alam dan Hubungannya dengan Fraksi Fosfor dalam Tanah Masam

Abstract

Rendahnya kandungan fosfor di tanah masam mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Kendala ultisol salah satunya adalah kekurangan P. Kadar aluminium (Al) yang tinggi dan ketersediaan P yang rendah karena fiksasi merupakan salah satu penyebabnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menambahkan hara P melalui fosfat alam (FA). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dinamika P-tersedia akibat aplikasi fosfat alam pada tanah masam dengan kandungan kejenuhan berbeda, melihat pengaruh aplikasi FA terhadap sifat kimia dan pertumbuhan tanaman serta menentukan fraksi P dalam tanah masam. Penelitian ini menggunakan rancangan acak faktorial, faktor pertama terdiri dari 2 jenis ultisol (Gajrug dan Setu), faktor kedua terdiri dari 3 FA (FA Tuban, China dan Yordania) dan faktor ketiga terdiri dari 3 dosisFA (0 g/kg, 5 g/kg dan 10 g/kg). Penelitian ini meliputi penelitian inkubasi tanpa tanaman di laboratorium dan percobaan pot di Rumah Kaca dengan indikator sorgum. Inkubasi dilakukan selama 12 minggu pada suhu ruang dan pengamatan dilakukan secara berurutan mulai dari minggu ke-2 (M2), M4, M5, M6, M7, M8, M10 dan ke-12 (M12). Setelah selesai inkubasi, dilanjutkan dengan percobaan pot di rumah kaca selama 30 hari. Hasil penelitian inkubasi menunjukkan terjadi penurunan pH dari M2-M10 dan meningkat pada M12 untuk ultisol Gajrug, sementara ultisol Setu menunjukkan cenderung terjadinya kenaikan pH dari M2-M6 kemudian mengalami penurunan sampai M10 dan kembali naik di M12. Kebalikan dari pH, aluminium dapat ditukar (Al-dd) cenderung meningkat dari M2-M5 dan M6 untuk ultisol Gajrug dan cenderung meningkat dari M2-M4 pada ultisol Setu, selanjutnya mengalami penurunan sampai M10 dan naik kembali di M12 pada kedua ultisol. P tersedia cenderung menurun dari M2-M7 dan meningkat pada M8- M10 untuk ultisol gajrug dan cenderung meningkat dari M2-M4 kemudian mengalami penurunan sampai M7 dan meningkat kembali di M8-M12 untuk ultisol Setu. Aplikasi FA berpengaruh nyata terhadap fraksi Ca-P dan Ca-dd baik faktor tunggal, interaksi dua faktor maupun interaksi tiga faktor (ultisol, FA dan dosis FA), Interaksi dua faktor (ultisol dan dosis FA) dan faktor tunggal berpengaruh nyata terhadap fraksi Fe-P sedangkan fraksi Al,Fe-P hanya faktor tunggal saja. Percobaan dalam pot menunjukan hasil bahwa aplikasi perlakuan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada faktor tunggal dan interaksi 2 faktor (ultisol dan dosis FA). Aplikasi perlakuan juga berpengaruh nyata terhadap bobot basah dan bobot kering baik pada faktor tunggal (dosis FA), interaksi 2 faktor dan interaksi 3 faktor. kombinasi ultisol dan dosis FA berpengaruh nyata dalam meningkatkan pH dan P tersedia tetapi Al-dd hanya berpengaruh nyata pada faktor tunggal saja. Hasil analisis tanaman menunjukkan bahwa Aplikasi FA dan dosis FA pada faktor tunggal berpengaruh nyata terhadap kadar P dan Ca, sementara untuk interaksi 2 faktor (ultisol dan FA; ultisol dan dosis FA) hanya berpengaruh nyata pada kadar Ca. kata kunci : fosfat alam, P tersedia, ultisol, fraksinasi P

The low phosphorus content in acid soils causes plant growth to be disrupted. One of the ultisol constraints is P deficiency. High levels of aluminum (Al) and low availability of P due to fixation is one of the causes. One effort that can make is to add P nutrients through phosphate rock (PR). This study aims to examine the dynamics of available P due to the application of PR in acid soils with different saturation content, see the effect of PR application on chemical properties and plant growth, and determine the P fraction in acid soils. This study used a randomized factorial design, the first factor consisted of 2 types of ultisol (Gajrug and Setu), the second factor consisted of 3 PR (Tuban, China, and Jordan), and the third factor consisted of 3 doses of PR (0 g/kg, 5 g /kg and 10 g/kg). This research includes incubation without plants in the laboratory and pot experiments in the greenhouse with sorghum as an indicator. Incubation was carried out for 12 weeks at room temperature, and observations were carried out sequentially, starting from the 2nd week (M2) until the 12th week (M12). After incubation, the experiment pot was in the greenhouse for 30 days. The incubation study results showed a decrease in pH from M2-M10 and an increase in M12 for Gajrug ultisol, while Setu ultisol showed a tendency to increase in pH from M2-M6 then decreased to M10 and rose again at M12. In contrast to pH, exchangeable aluminum tends to increase from M2-M5 and M6 for Gajrug ultisols. It tends to increase from M2-M4 in Setu ultisols, then decreases to M10 and rises again at M12 in both ultisols. P available tends to decrease from M2-M7 and increase at M8-M10 for Gajrug ultisol and tends to increase from M2-M4 then decreases to M7 and increases again at M8-M12 for Setu ultisol. Application of PR had a significant effect on the Ca-P and Ca-dd fractions, single factor, two-factor interaction, and three-factor interaction (ultisol, FA, and FA dose), the interaction of two factors (ultisol and FA dose) and single factor significantly affected the Fe-P fraction. While the Al, Fe-P fraction is only a single factor. Experiments in pots showed that the treatment application had a significant effect on plant height on a single factor and the interaction of 2 factors (ultisol and PR dose). The application of treatment also significantly affected the wet weight and dry weight for a single factor (PR dose), the interaction of 2 and 3 factors. The combination of ultisol and FA dose significantly increased pH and available P, but Al-dd only had a significant effect on a single factor. The plant analysis results showed that the application of PR and dose of PR on a single factor had a significant effect on P and Ca levels, while the interaction of 2 factors (ultisol and FA; ultisol and PR dose) only had a significant effect on Ca levels. keywords: Available P, phosphorus fractions, phosphate rock, ultisol