Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/110664
Title: Ekologi dan Genetika Populasi Ficus (Moraceae) dengan Penanda Inter-Simple Sequence Repeat di Dua Tipe Ekosistem Berbeda
Authors: Qayim, Ibnul
Chikmawati, Tatik
Peniwidiyanti, Peniwidiyanti
Issue Date: 13-Jan-2022
Publisher: IPB University
Abstract: Tingginya kerusakan hutan dan fragmentasi habitat di kawasan perkotaan dapat menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati maka perlu upaya pemulihan pada ekosistem yang telah terganggu. Jenis tumbuhan yang digunakan dalam proses pemulihan lahan terdegradasi sebaiknya jenis muasal (native) yang bersifat adaptif dan mampu meningkatkan nilai ekologis pada ekosistem sekitar. Ficus spp. (Moraceae) merupakan salah satu jenis muasal kawasan tropis yang memiliki beragam jenis dan habitus. Ficus spp. dapat tumbuh diberbagai tipe ekosistem dan memiliki daya adaptasi yang tinggi, khususnya pada area yang terganggu. Kajian mengenai keragaman jenis dan variasi genetik Ficus spp. di Indonesia masih terbatas, sehingga menyebabkan rendahnya informasi referensi jenis Ficus spp. yang sesuai untuk program pemulihan ekosistem. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan keanekaragaman jenis, variasi morfologi daun, keragaman genetik dan struktur populasi Ficus spp. di dua tipe ekosistem yang berbeda yaitu hutan pegunungan di Resort Gunung Botol, Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dan kawasan perkotaan di Kota Bogor. Serangkaian kegiatan dilakukan dalam penelitian ini diantaranya pengambilan data ekologi dan sistematika tumbuhan Ficus spp. di dua lokasi penelitian. Pengambilan data ekologi diawali dengan analisis vegetasi di hutan pegunungan menggunakan transek garis petak bersarang dengan metode systematic sampling with random start. Selanjutnya, dilakukan perhitungan nilai Indeks Nilai Penting (INP) untuk setiap tingkat pertumbuhan dan berbagai nilai indeks ekologi lainnya seperti indeks keanekaragaman jenis (H’), indeks kekayaan jenis (R), indeks kemerataan jenis (E), dan indeks dominansi jenis (C). Metode pengamatan vegetasi di Kota Bogor menggunakan metode multistage sampling dengan membagi luas Kota Bogor menjadi 128 petak pengamatan (grid) berukuran 2×2 km. Data Ficus spp. yang dikumpulkan dari kedua lokasi penelitian yaitu nama jenis, jumlah individu, titik lokasi perjumpaan dan tipe habitus. Apabila habitus yang dijumpai berupa hemiepifit, maka data penunjang lainnya yang dilengkapi yaitu nama jenis substrat tumbuh dan lokasi menempel hemiepifit. Asosiasi jenis Ficus spp. dengan substratnya dianalisis menggunakan Tabel Kontigensi 2×2, kemudian dilanjutkan dengan menghitung nilai chi-square, menentukan tipe interaksi, serta menghitung nilai Indeks Ochiai (IO). Data distribusi Ficus spp. dianalisis menggunakan perangkat lunak QGIS versi 3.10.2-A Coruña. Tahap selanjutnya yaitu pengamatan morfologi daun Ficus spp. Pengamatan daun Ficus secara kualitatif dengan mengamati bentuk daun, jumlah lobus, ujung daun dan pangkal daun, sedangkan pengamatan secara kuantitatif dilakukan dengan mengukur panjang daun, panjang petiol, lebar daun, dan jarak daun terlebar ke petiol. Analisis morfometrik dilakukan dengan metode Principal Component Analysis (PCA) dengan menggunakan perangkat lunak Paleontological Statistics Software Package (PAST) 4.04. Amplifikasi menggunakan delapan primer Inter Simple Sequence Repeat (ISSR). Data keragaman genetik dan struktur populasinya menggunakan GenAlex versi 6.501. Konstruksi dendrogram dilakukan menggunakan metode Unweighted Pair Group Method with Arithmatic Average (UPGMA) berdasarkan koefisien kemiripan simple matching (SM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 58 jenis Ficus spp. telah terhimpun. Jenis yang paling banyak dijumpai yaitu subgenus Urostigma sebanyak 28 jenis, lalu subgenus Sycidium sebanyak 9 jenis, subgenus Sycomorus sebanyak 8 jenis, subgenus Synoecia sebanyak 7 jenis, subgenus Ficus sebanyak 4 jenis dan subgenus Pharmacosycea sebanyak 2 jenis. Ficus spp. yang dijumpai di Resort Gn Botol, TNGHS tercatat sebanyak 26 jenis dan yang dijumpai di Kota Bogor tercatat sebanyak 37 jenis. Sebanyak 5 jenis Ficus dijumpai pada kedua lokasi penelitian, yaitu F. ampelas, F. heteropleura, F. fistulosa, F. variegata, dan F. annulata. Sistem reproduksi Ficus spp. yang dijumpai selama penelitian berupa monoesis (32 jenis), dioesis (20 jenis) dan ginodioesis (6 jenis). Analisis vegetasi di Resort Gunung Botol, TNGHS menunjukkan bahwa komposisi utama pada hutan pegunungan ini diantaranya Castanopsis acuminatissima, Schima wallichii dan Liquidambar excelsa. Ficus spp. yang dijumpai dengan persentase tinggi berturut-turut F. cuspidata (13,33%), F. villosa (12,08%); dan F. tricolor (11,25%) dengan habitus yang paling umum berupa pohon (47,08%), liana (22,50%), dan hemiepifit (19,58%). Ficus spp. yang memiliki habitus hemiepifit memerlukan pohon lainnya untuk dijadikan sebagai pohon inang (host tree). Sebanyak 36 individu pohon dari 15 jenis tumbuhan digunakan hemiepifit Ficus spp. untuk hidup, dan jenis yang paling banyak menjadi pohon inang yaitu Schima wallichii dan Macropanax concinnus. Suku tanaman terbanyak yang dijumpai di Kota Bogor yaitu suku Moraceae (39 jenis), suku Fabaceae (35 jenis), suku Meliaceae (12 jenis), suku Euphorbiaceae (11 jenis), suku Myrtaceae (11 jenis) dan suku Apocynaceae (10 jenis). Secara umum, jenis tanaman yang dijumpai berupa jenis-jenis tanaman ornamental, menghasilkan buah yang ditanam di pekarangan rumah dan jenis-jenis tanaman pengarah jalan. Ficus spp. yang dijumpai dengan persentase tinggi yaitu yaitu F. benjamina (24,68%), F. septica (13,79%) dan F. callosa (13,15%) dengan habitus yang paling umum yaitu pohon (72,02%), perdu (14,48%), dan hemiepifit (9,56%). Ficus spp. paling banyak terdistribusi di sekitar Kebun Raya Bogor dan Hutan Kota Ahmad Yani. Hemiepifit Ficus spp. dijumpai tumbuh di 28 jenis tumbuhan, pagar dan bangunan. Pohon inang yang paling umum digunakan oleh Ficus spp. yaitu Canarium commune, Samanea saman dan Swietenia macrophylla. Variasi morfologi daun Ficus spp. di dua lokasi penelitian menunjukkan adanya perbedaan berdasarkan analisis kualitatif maupun kuantitatif. Analisis keragaman genetik dan struktur populasi menggunakan koleksi F. fistulosa yang dijumpai di dua lokasi menunjukkan hasil bahwa variasi genetik di dalam populasi lebih tinggi dibandingkan dengan variasi genetik antar populasi. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya yaitu sistem reproduksi F. fistulosa berupa dioesis dan kemampuan rentang tempat hidup yang luas.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/110664
Appears in Collections:MT - Mathematics and Natural Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover1.98 MBAdobe PDFView/Open
G353190131_Peniwidiyanti.pdf
  Restricted Access
Fullteks9.66 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran827.9 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.