Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/110660
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSetiawan, Yudi-
dc.contributor.advisorNurjaya, I Wayan-
dc.contributor.authorKusnanto-
dc.date.accessioned2022-01-18T03:16:18Z-
dc.date.available2022-01-18T03:16:18Z-
dc.date.issued2022-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/110660-
dc.description.abstractKabupaten Indramayu memiliki garis pantai terpanjang di pantai utara Provinsi Jawa Barat. Perubahan garis pantai baik abrasi maupun akresi di Indramayu selalu berubah setiap tahunnya. Abrasi dan akresi mempunyai pengaruh terhadap kehidupan masyarakat pesisir. Abrasi dapat mengakibatkan kerusakan tambak, rumah, pertanian, jalan dan lainnya. Sementara akresi dapat menyebabkan pendangkalan pada muara sungai yang menggangu lalu lintas nelayan. Akresi atau tanah timbul juga dapat menyebabkan konflik lahan apabila tidak tangani dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perubahan garis pantai di Kabupaten Indramayu, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya dan membuat strategi pengelolaan wilayah pesisir di Kabupaten Indramayu. Berdasarkan hasil analis overlay menunjukan terjadi perubahan garis perubahan garis pantai di Kabupaten Indramayu baik abrasi maupun akresi tahun 1989-2019. Tahun 1989-1999 terjadi abrasi seluas 1.291, akresi 319 ha, tahun 1999- 2009 abrasi seluas 1.125 ha, akresi 349 ha, tahun 2009-2019 abrasi seluas 358 dan akresi 689 ha. Secara umum tren abrasi pengalami penurunan sedangkan akresi mengalami peningkatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan garis pantai di Kabupaten Indramayu dari faktor alam adalah arah dan kecepatan angin, gelombang, arus laut, pasang surut, kebredaan sungai dan tipologi pantai. Sementara itu dari faktor manusia yang dominan adalah konversi lahan mangrove menjadi tambak. Strategi pengelolaan wilayah pesisir di Kabupaten Indramayu menggunakan SWOT menghasil beberapa strategi yaitu, Meminimalisir abrasi dengan program pembuatan pelindung pantai baik pendekatan hard enginer seperti groin, seawall, jetty dan lainnya pada wilyah yang tingkat abrasinya tinggi dan sedikit terjadi sedimentasi. Sementara itu pada wilayah yang tingkat abrasi rendah menggunakan soft enginering seperti (Hybrid Enginering), penanaman vegetasi mangrove dan vegetasi pantai. Memberikan sosialisasi kepada pelaku budidaya perikanan maupun pertanian yang ramah lingkungan dengan tidak menebang vegetasi mangrove, bahkan diharapkan melakukan tambak silvofhisery sehingga dapat meredam abrasi dan meningkatkan produktifitas tambak, memberikan pelatihan tentang pembuatan pelindung pantai tepat guna, pelatihan pengelolaan mangrove secara berkelanjutan sehingga dapat mengurangi abrasi dan diharapkan meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir dengan memanfaatkan produk olahan mangrove. Menegakan hukum yang tegas kepada yang melanggar seperti penebangan mangrove dan konversi lahan mangrove sesuai peraturan yang berlaku.id
dc.description.abstractIndramayu Regency has the longest coastline on the north coast of West Java Province. The coastline of both abrasion and accretion in Indramayu always changes every year. Abrasion and accretion have an influence on the lives of coastal communities. Abrasion can cause damage to ponds, houses, farms, roads and others. Meanwhile, accretion can cause silting of the river which interferes with fishing traffic. In addition, accretion or land arising can also cause land conflicts if not handled properly. The purpose of this study is to analyze line changes in Indramayu Regency, analyze the factors that influence it and make a strategy for managing coastal areas in Indramayu Regency. Based on the results of the overlay analysis, there was a change in the coastline of Indramayu Regency, both abrasion and accretion in 1989-2019. In 1989-1999 there were 1,291 abrasions, 319 ha of accretion, 1,125 ha of abrasion in 1999-2009, 349 ha of accretion, 358 ha of abrasion in 2009-2019 and 689 ha of accretion. While the trend of abrasion is decreasing, accretion is increasing. Factors that influence changes in coastline in Indramayu Regency from natural factors are wind direction and speed, waves, ocean currents, tides, river differences and coastal typology. Meanwhile, the dominant human factor is the conversion of mangrove land into ponds. The strategy for managing coastal areas in Indramayu Regency using SWOT resulted in several strategies, namely, Minimizing abrasion by making coastal protection programs both with a hard structure approach such as groins, seawalls, jetties and others in areas with high abrasion levels and little sedimentation that occurs. Meanwhile in low-level areas using soft structures such as (Hybrid Engineering), planting mangrove vegetation and coastal vegetation. Provide socialization to environmentally friendly aquaculture and agriculture actors by not cutting down mangrove vegetation, even silfivosery ponds are expected so that they can be considered abrasion and increase pond productivity. Provide information on the manufacture of appropriate coastal protection, training on sustainable mangrove management so that it can reduce abrasion and is expected to increase the income of coastal communities by utilizing processed mangrove products. Enforce laws for those who strictly violate such as logging of mangroves and conversion of mangroves according to applicable regulations.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePerubahan Garis Pantai dan Strategi Pengelolaan Wilayah Pesisir di Kabupaten Indramayuid
dc.title.alternativeCoastaline Changes and Management Coastal Strategies in Indramayu Regencyid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAbrasionid
dc.subject.keywordacretionid
dc.subject.keywordcoastal managementid
dc.subject.keywordoverlayid
dc.subject.keywordSWOTid
Appears in Collections:MT - Multidiciplinary Program

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover.pdfCover79.08 kBAdobe PDFView/Open
07. Berkas Utuh.pdf
  Restricted Access
Fullteks6.35 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.