Strategi Penanggulangan Insiden Leachate Air Asam Tambang di Areal Reklamasi Tambang Batu Bara

Abstract

Penambangan batubara umumnya menggunakan metode penambangan terbuka, dimana penambangan terbuka berdampak pada semua komponen ekosistem seperti: substrata, topografi, hidrologi permukaan dan air tanah, tanah, vegetasi, fauna, atmosfer dan juga lanskap. Mengacu pada permasalahan tersebut, sehingga kegiatan reklamasi menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting untuk dilakukan. Air asam tambang (AAT) saat ini merupakan permasalahan besar yang dihadapi pada proses reklamasi di industri pertambangan. Ancaman terbesar akibat AAT adalah menurunnya kualitas lingkungan berupa penurunan pH air dan kandungan logam berat yang tinggi. Pembuangan AAT ke dalam air atau tanah harus memenuhi persyaratan mengenai kandungan zat-zat yang berbahaya bagi lingkungan. Sehingga diperlukan pengendalian pencemaran air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu. Untuk menjawab permasalahan di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memetakan penyebaran leachate AAT, mengetahui karakteristik tanah dan tutupan lahan yang menjadi penyebab terjadinya leachate AAT dan pengujian bahan organik Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai penetral leachate AAT. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 16 titik sumber leachate yang tersebar pada area penelitian. 16 titik tersebut berada di kaki/pinggiran area disposal yang telah dilakukan revegetasi maupun yang belum dilakukan revegetasi. Dari 16 titik sumber leachate, terdapat 15 titik yang memiliki nilai pH dalam kategori masam yaitu berkisar dari 2,9 hingga 5,88 dan hanya 1 titik saja yang memiliki pH 6,13. Tutupan lahan diklasifikasikan menjadi 2 kelas, yaitu vegetasi dan non vegetasi. Porositas tanah pada jenis tutupan lahan memiliki nilai yang berbeda-beda, dengan porositas terendah adalah pada tutupan lahan vegetasi yaitu sebesar 38.08 % dan nilai porositas yang tertinggi terdapat pada lahan terbuka atau yang belum dilakukan penanaman yaitu sebesar 63,92%. Nilai pH pada tutupan lahan non vegetasi berkisar antara 3,2-6,4 dan pada tutupan lahan vegetasi berkisar antara 4,2-6,6. Pengujian tandan kosong kelapa sawit dilakukan secara in situ dengan membuat sekatan sebanyak 4 buah. Berdasarkan analisis regresi, nilai R2 sebesar 0,9762, hal ini menunjukkan ada hubungan antara tandan buah kosong dengan peningkatan nilai pH. Berdasarkan Anova, nilai F Hitung lebih besar dari F Tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa tandan kosong kelapa sawit memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap peningkatan pH leachate AAT. Hasil rata-rata tiga kali pengulangan pengambilan sampel air sebelum dan setelah pengujian tandan kosong kelapa sawit menunjukkan adanya dinamika konsentrasi Fe dan Mn. Nilai Fe awal sebesar 4,13 mg/L, penggunaan tandan kosong kelapa sawit menyebabkan meningkatnya nilai Fe menjadi 8,62 mg/L. Hal serupa juga terjadi pada Mn, dimana Mn mengalami peningkatan dari yang semula 1,302 mg/L menjadi 2,732 mg/L setelah pengaplikasian tandan kosong kelapa sawit.

Coal mining generally undertakes the open-pit mining method, where it impacted all components of the ecosystem such as: substrata, topography, surface of hydrology and groundwater, soil, vegetation, fauna, atmosphere, and landscape. Referring to these problems, reclamation activities become essential to be carried out. Since Acid mine drainage is currently a major problem faced within reclamation process in the mining industry. Then the significant threat due to acid mine drainage is the decline in environmental quality in the form of a decrease in water pH and high heavy metal content. Disposal of acid mine drainage into water or soil compulsory restrain the substances content which are harmful to the environment. Hence, it is necessary to control water pollution to ensure the quality of water in accordance with quality standards. According to the problem mentioned, this research was conducted with the aim of mapping the distribution of acid mine drainage leachate, to figure out the characteristics of the soil and land cover which may causes acid mine drainage and testing of organic matter for oil palm empty fruit bunches as neutralizing acid mine water leachate to produce strategies prevention of acid mine water leachate incidents. The identification results show 16 points of leachate sources scattered in the research area. The points located at disposal edge area both revegetated and yet revegetate. Founded there are 15 points that have a pH value in the acidic category range from 2.9 to 5.88 and 1 point has a pH of 6.13. Land cover classified into 2 classes, namely vegetation and non-vegetation. Soil porosity in each land cover types is varied, however, vegetation land cover has lowest porosity 38.08% and the highest porosity value founded in open land or which has not been planted, which is 63.92%. The pH value on non-vegetated land cover ranged from 3.2-6.4 and on vegetated land cover ranged from 4.2-6.6. Other results conducted by Testing the oil palm empty fruit bunches carried out in situ by making 4 blocks. Based on regression analysis, the value of R2 is 0.9762, this indicates the relationship between empty fruit bunches and an increase in pH value. Based on the ANOVA, the F calculation value is greater than F Table, it can be concluded that oil palm empty fruit bunches have a very significant effect on increasing the pH of leachate acid mine water. The average results of three repetitions of water sampling before and after testing empty oil palm fruit bunches showed the dynamics of Fe and Mn concentrations. The initial Fe value was 4.13 mg/L, the use of oil palm empty fruit bunches increased the Fe value to 8.62 mg/L. Similarity to Mn, it indicates Mn increased from the original 1.302 mg/L to 2.732 mg/L after the application of oil palm empty fruit bunches.