Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/110339
Title: Pengaruh Kemitraan terhadap Efisiensi dan Risiko Produksi Usahatani Bawang Merah di Provinsi Jawa Tengah
Other Titles: The Effect of Contract Farming to Efficiency and Production Risk of Shallot Farming in Central Java Province
Authors: Fariyanti, Anna
Tinaprilla, Netti
Yuliastri, Deda Annasia
Issue Date: Dec-2020
Publisher: IPB University
Citation: Journal Title = Technical efficiency of Kenya’s smallholder food crop farmers: Do environmental factors matter? Journal Abbreviated Title = Environment Development and Sustainability Journal Volume = 16 Journal Issue Number = 5 Journal Issue Date = 2014 Paginatioan =1065-1076
Abstract: Bawang merah merupakan salah satu tanaman subsektor hortiklutura yang berperan penting dalam pengembangan agribisnis di Indonesia. Pengembangan agribisnis bawang merah sangat penting mengingat bawang merah merupakan komoditas penting pengendali inflasi sehingga produksi bawang merah di Indonesia perlu diperhatikan. Sebagai daerah sentra produksi bawang merah di Indonesia maka peningkatan produksi bawang merah di Jawa Tengah perlu diperhatikan, namun produktivitas bawang merah ternyata memiliki trend produktivitas yang semakin menurun selama tahun 2013-2018. Maka diperlukan upaya untuk meningkatkan produktivitas bawang merah salah satunya dengan cara intensifikasi dengan pengoptimalan penggunaan input dan teknologi yang ada untuk mencapai produksi yang maksimal atau efisien secara teknis. Hal yang tidak boleh dikesampingkan yaitu dalam upaya peningkatan produktivitas ini juga tidak terlepas dari adanya risiko, sehingga perlu adanya kemitraan yang dijadikan skema untuk meningkatkan efisiensi dan pengelolaan risiko produksi. Kemitraan diharapkan mampu memberikan bantuan dan pemberdayaan kepada petani baik dari segi modal, keterampilan budi daya, dan jaminan pasar yang pada akhirnya dapat meningkatkan keuntungan petani. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis pengaruh kemitraan terhadap efisiensi teknis dan persepsi petani terhadap risiko produksi serta pengelolaannya, dan melihat tingkat keuntungan antara petani yang bermitra dengan yang tidak bermitra usahatani bawang merah di Jawa Tengah. Metode analisis data menggunakan analisis kualitatif dan juga kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan gambaran umum kemitraan dan gambaran umum usahatani bawang merah serta upaya pengelolaan risiko produksi yang dilakukan. Analisis kuantitatif digunakan untuk menentukan efisiensi teknis menggunakan metode stochastic frontier, persepsi petani terhadap sumber risiko produksi menggunakan skala likert, dan analisis keuntungan usahatani bawang merah. Data yang digunakan adalah data Sensus Pertanian Survei Rumah Tangga Usaha Tanaman Hortikultura tahun 2013 untuk komoditas bawang merah. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 1 508 sampel. Hasil analisis menunjukkan rata-rata tingkat efisiensi teknis usahatani bawang merah di Jawa Tengah pada seluruh sampel sebesar 0.87 yang berarti masih terdapat peluang untuk meningkatkan tingkat efisiensi teknis petani di Jawa Tengah sebesar 13% jika semua kendala yang menyebabkan inefisiensi diperbaiki. Berdasarkan kemitraan rata-rata tingkat efisiensi petani mitra ternyata tidak lebih tinggi dibandingkan petani non mitra. Rata-rata tingkat efisiensi teknis petani mitra mencapai 0.79 sementara pada petani non mitra mencapai 0.88. Berdasarkan variabel dummy kemitraan ternyata tidak sesuai dengan hipotesis dimana hasilnya berpengaruh menurunkan efisiensi meskipun tidak signifikan. Sementara faktor lain yang berpengaruh signifikan meningkatkan efisiensi antara lain lama pendidikan formal, dummy penyuluhan, dummy kelompok tani, dan frekuensi penanaman. Hasil analisis persepsi petani terhadap sumber risiko produksi. Rata-rata persepsi petani terhadap sumber risiko serangan hama dan penyakit tumbuhan berdampak besar terhadap penurunan produksi baik pada petani non mitra maupun petani mitra. Sementara rata-rata persepsi petani terhadap sumber risiko perubahan iklim ini berbeda. Pada petani non mitra perubahan iklim berdampak kecil terhadap penurunan produksi, namun berpengaruh besar terhadap penurunan produksi bagi petani yang bermitra. Upaya pengelolaan baik pada petani mitra maupun non mitra terhadap serangan hama dan penyakit tumbuhan tidak ada perbedaan, keduanya sama-sama melakukan pengelolaan secara kimiawi yang lebih banyak dipilih. Sementara itu hasil analisis keuntungan usahatani menunjukkan keuntungan petani mitra lebih tinggi dibandingkan petani non mitra. Rata-rata keuntungan petani non mitra sekitar Rp 6 448 000 per hektar. Sementara rata-rata keuntungan petani mitra ternyata lebih besar yaitu sekitar Rp 20 204 000 per hektar. Begitu pula nilai R/C total petani mitra lebih tinggi yaitu sebesar 1.46 sementara R/C total petani non-mitra sebesar 1.11. nilai R/C ratio kedua petani menunjukkan angka lebih dari 1 yang berarti usahatani bawang merah di Jawa tengah menguntungkan dan efisien.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/110339
Appears in Collections:MT - Economic and Management

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover676.08 kBAdobe PDFView/Open
H351190576_Deda Annasia Yuliastri.pdf
  Restricted Access
Fullteks13.92 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran249.51 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.