Jaringan Komunikasi Difusi Inovasi Bibit Kakao Masamba Cacao Clone (Mcc) 02 Di Kecamatan Sabbang Kabupaten Luwu Utara

Abstract

Kakao merupakan salah satu komoditi unggulan pertanian di Luwu Utara yang diusahakan petani dalam bentuk perkebunan rakyat, namun dalam beberapa kurun waktu terakhir produksi kakao mengalami penurunan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan turunnya produksi kakao di Luwu Utara mulai dari bibit tidak unggul, kakao sudah tua, serangan hama dan penyakit. Maka dilakukan kegiatan peremajaan tanaman kakao untuk peningkatan produksi komoditas perkebunan berkelanjutan di Kabupaten Luwu Utara, salah satunya dengan memberikan bantuan dalam bentuk inovasi bibit sambung pucuk Masamba Cacao Clon (MCC) 02 kepada kelompok tani, dengan menggunakan varietas unggul baru. Namun banyak inovasi teknologi pertanian yang dihasilkan oleh pemerintah terkait belum diadopsi dengan baik dan pada skala luas. Sehubungan dengan bibit kakao sambung pucuk MCC 02 agar sampai kepada kelompok tani maka diperlukan proses difusi mengenai bibit kakao sambung pucuk MCC 02 melalui saluran komunikasi interpersonal yang diberikan oleh pendamping perkebunan dan penyuluh pertanian kepada kelompok tani. Agar proses difusi inovasi bibit sambung pucuk MCC 02 berjalan dengan baik dan efektif tidak terlepas dari peran jaringan komunikasi antar anggota kelompok tani melalui jaringan ini akan terjadi proses interaksi pertukaran informasi dan pengetahuan antar aktor-aktor yang mempunyai peranan yang berbeda-beda, sehingga dari proses pertukaran informasi dalam jaringan tersebut menimbulkan pengetahuan terkait bibit sambung pucuk MCC 02 kemudian mengadopsi inovasi tersebut Penelitian ini bertujuan untuk : (1) menganalisis hubungan antara karakteristik petani dengan jaringan komunikasi dalam difusi inovasi bibit sambung pucuk MCC 02 pada kelompok tani, (2) menganalisis hubungan antara keterdedahan media dengan jaringan komunikasi interpersonal, (3) menganalisis hubungan penilaian terhadap inovasi dengan efektivitas difusi inovasi, (4) menganalisis hubungan antara jaringan komunikasi interpersonal dengan efektivitas difusi inovasi. Unit analisis penelitian adalah petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Limbong Dewata dan Kelompok Tani Rante Sipulung. Total responden dalam penelitian ini berjumlah 51 orang yang terdiri dari 26 orang dari Kelompok Tani Limbong Dewata dan 25 orang dari Kelompok Tani Rante Sipulung. Analisis data untuk analisis jaringan komunikasi menggunakan perangkat lunak UCINET VI, sedangkan analisis hubungan antar variabel menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) variabel karakteristik individu yang berhubungan dengan dengan variabel jaringan komunikasi pada Kelompok Tani Limbong Dewata adalah pendidikan formal dengan indegree centrality.(2) variabel keterdedahan media dengan jaringan komunikasi, Kelompok Tani Limbong Dewata dan Kelompok Tani Rante Sipulung belum dapat untuk mengakses informasi terkait inovasi bibit kakao sambung pucuk MCC 02 melalui media, namun petani masih bisa mendapatkan informasi dari petugas penyuluh, tengkulak maupun instansi-instansi terkait yang melakukan pelatihan ataupun sosialisasi. Selain itu beberapa anggota kelompok tani juga keluar desa untuk pemenuhan kebutuhan informasi terkait inovasi bibit kakao. Dari informasi tersebut maka terjadi penyebaran informasi di dua kelompok sehingga membentuk suatu jaringan komunikasi. (3) Terdapat hubungan nyata antara penilaian terhadap inovasi dengan efektivitas difusi inovasi pada taraf kognitif di dua kelompok. Pada Kelompok Tani Limbong Dewata variabel penilaian inovasi yang berhubungan dengan efektivitas difusi inovasi pada taraf kognitif antara lain keuntungan relatif, kerumitan dan kemudahan diamati. Sedangkan pada Kelompok Tani Rante Sipulung variabel yang berhubungan antara lain keuntungan relatif dan kerumitan. Variabel penilaian inovasi yang berhubungan dengan efektivitas difusi inovasi pada taraf adopsi inovasi bibit sambung pucuk MCC 02 pada Kelompok Tani Limbong Dewata antara lain keuntungan relatif, kerumitan dan kemudahan dicoba sedangkan Kelompok Tani Rante Sipulung yang berhubungan nyata dan positif antara lain keuntungan relatif, kerumitan dan kemudahan diamati, sedangkan kesesuaian memiliki hubungan nyata dan negatif. (4) Terdapat hubungan yang nyata antara variabel jaringan komunikasi interpersonal dengan efektivitas difusi inovasi pada taraf kognitif di dua kelompok. Pada Kelompok Tani Limbong Dewata variabel yang berhubungan nyata dan positif adalah outdegree centrality, sedangkan pada Kelompok Tani Rante Sipulung variabel yang berhubungan nyata dan negatif adalah indegree centrality, closeness centrality dan betweness centrality. Selanjutnya tidak terdapat hubungan yang nyata antara variabel jaringan komunikasi interpersonal dengan efektivitas difusi inovasi pada taraf adopsi di dua kelompok antara lain indegree centrality, outdegree centrality, closeness centrality dan betweeness centrality.