Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/109886
Title: Komunitas Virtual sebagai Media Komunikasi Risiko Pandemi COVID-19 di Indonesia
Authors: Lubis, Djuara
Hermadi, Irman
Damayanti, Annisa
Issue Date: 2021
Publisher: IPB University
Abstract: Pandemi global COVID-19 yang dideklarasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020 lalu membawa pada permasalahan besar lainnya yang dikenal dengan infodemik. Informasi yang meluap-luap (baik atau buruk) yang mempersulit orang membuat keputusan untuk kesehatan mereka disebut dengan infodemik. Misinformasi (informasi yang tidak akurat), disinformasi (informasi yang salah atau tidak akurat yang dimaksudkan untuk menyesatkan), dan berita palsu dapat menyebabkan bahaya nyata bagi kesehatan, kepercayaan publik, kohesi sosial, dan tanggap darurat. Publik tidak hanya memerangi pandemi, tetapi juga sedang melawan infodemik, berita dan informasi palsu menyebar lebih cepat dan lebih mudah daripada virusnya dengan jumlah yang meluas secara eksponensial di media sosial dan hal tersebut sama berbahayanya. Penggunaan media sosial secara positif dikaitkan dengan keyakinan disinformasi terkait COVID-19. Kepercayaan pada informasi yang salah terkait COVID-19 akan memicu kelalaian dan keengganan melakukan tindakan perlindungan, memicu respons kacau dari masyarakat dan mengurangi kepatuhan karantina rumah dan menjaga jarak fisik (physical distancing) sehingga berdampak pada terhambat upaya pemerintah merubah persepsi dan perilaku masyarakat. Warganet Indonesia pro data yang berlatar belakang praktisi kesehatan, akademisi dan peneliti, serta profesional dibidang teknologi dan komunikasi massa berinisiatif membentuk sebuah situs bernama Kawalcovid19.id sebagai sumber informasi terpercaya terkait COVID-19 dan mendorong komunikasi risiko yang tepat di Indonesia. Situs ini memiliki akun pada beberapa media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Media sosial merupakan suatu nama untuk situs web dan layanan interaktif web 2.0 yang mencakup komunitas virtual. Komunitas virtual adalah entitas online di mana anggota saling berkomunikasi satu sama lain berbagi informasi untuk pembelajaran bersama yang hadir dalam bentuk pertukaran pengetahuan. Kawalcovid19.id adalah tipe dari komunitas virtual distributed community of practice, di mana komunitas tersebut berfungsi sebagai kendaraan untuk pertukaran data dan informasi di antara profesional, praktisi, dan ilmuwan yang tersebar, multisektoral, dan sangat terdistribusi yang tertarik pada masalah COVID-19 dan praktik komunikasi risiko. Komunikasi risiko adalah bagian vital dari setiap strategi manajemen risiko, dan menjadi lebih penting lagi dimasa krisis kesehatan global COVID-19 ini. Komunikasi risiko mencakup kapasitas komunikasi yang diperlukan melalui fase kesiapsiagaan, respos dan pemulihan dari peristiwa kesehatan masyarakat yang serius untuk mendorong pengambilan keputusan yang terinformasi, perubahan perilaku positif, dan pemeliharaan kepercayaan. Tujuan komunikasi risiko adalah untuk berbagi informasi penting untuk menyelamatkan nyawa, melindungi kesehatan dan meminimalkan bahaya bagi diri sendiri dan orang lain dengan mengubah keyakinan dan perilaku. Komunikasi risiko berfungsi untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong perilaku protektif. Persepsi risiko penting dalam komunikasi risiko karena menentukan bagaimana bahaya dipedulikan dan dihadapi oleh seseorang. Persepsi risiko mengacu pada penilaian seseorang tentang kemungkinan hasil negatif dari risiko kesehatan. Orang yang merasa rentang terhadap pandemi dan keparahan penyakit yang dirasakan lebih besar akan cenderung meningkatkan kemungkinan perilaku pencegahan atau penghindaran. Keberhasilan komunikasi risiko akan berdampak pada tingginya persepsi risiko publik terhadap penyakit COVID-19 yang tengah mengancam kesehatan dan membantu menurunkan angka kasus terkonfirmasi dan korban meningggal. Kajian mengenai komunikasi risiko di media sosial dan persepsi risiko publik selama pandemi COVID-19 telah banyak dilakukan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tersebut cenderung menggunakan metode kuantitatif yaitu survei. Penelitian ini mencoba untuk menggunakan pendekatan baru yaitu paradigma interpretif yang mengarahkan pembacaan atau pemeriksaan terperinci yang merujuk pada teks percakapan, kata-kata tertulis, gambar dan video, untuk menemukan makna tersirat dan mengungkap motif seseorang dalam bertindak. Metode yang digunakan adalah netnografi, suatu penilaian kualitatif yang mempelajari kebiasaan unik dari berbagai jenis komunitas dan budaya yang terjadi dalam komunikasi termediasi komputer. Objek penelitian adalah Instagram kawalcovid19.id yang dipilih karena bersifat visual centric sehingga dapat meningkatkan perhatian, pemahaman, dan ingatan terkait informasi kesehatan. Penelitian ini menggunakan pedoman penelitian netnografi yang dijelaskan oleh Kozinet, dan teknik pengambilan data Instagram kawalcovid19.id menggunakan aplikasi Instascrape dan observasi online. Data Instagram yang dapat ditarik adalah kode postingan, waktu postingan, captions, tags, komentar, dan usernames. Penelitian ini menemukan bahwa komunitas ini menjalankan strategi komunikasi risiko seperti yang direkomendasikan oleh ahli dan Kementerian Kesehatan, yang menekankan pada peningkatan persepsi risiko melalui frekuensi pesan tertinggi mengenai perbaruan data kasus COVID-19. Selain itu, penekanan terhadap peningkatan kewaspadaan dan menjaga kepatuhan masyarakat juga dilakukan melalui frekuensi pesan edukatif yang cukup tinggi. Penelitian ini juga menemukan bahwa aktor yang terlibat dalam percakapan virtual cenderung memiliki karakteristik berusia milenial, berjenis kelamin laki-laki, dan pekerja swasta, serta memiliki kecenderungan sentimen politik yang kontra terhadap pemerintah, yang terlihat dari narasi komentar yang mengkritik dan mencela kinerja pemerintah dalam penanganan pandemi COVID-19, serta ekspresi kekecewaan, kemarahan, dan tidak percaya kepada pemerintah. Pola dan budaya interaksi komunikasi yang terjadi diantara warganet memiliki frekuensi tertinggi, dengan empat aktivitas komunikasi dominan adalah pro-kontra, membagikan konten postingan, ungkapan emosi dan dukungan emosi, dan ungkapan sentimen negatif. Konten yang diperdebatkan cenderung berisikan informasi mengenai sikap yang seharusnya dilakukan pemerintah dalam menurunkan laju kasus, sementara, konten postingan yang dibagikan cenderung yang berikan informasi pengalaman keberhasilan negara lain dalam menurunkan laju kasus COVID-19. Terakhir, terdapat tiga kategori persepsi risiko warganet, yaitu tinggi, rendah, dan moderat, di mana frekuensi tertinggi berada pada kategori persepsi risiko tinggi, namun yang memiliki kategori persepsi risiko rendah juga jumlahnya tidak jauh berbeda
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/109886
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover, Lembar Pengesahan, Prakata, Daftar Isi.pdf
  Restricted Access
Cover522.89 kBAdobe PDFView/Open
I352190121_Annisa Damayanti.pdf
  Restricted Access
Fullteks2.99 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran442.77 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.