Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/109692
Title: Pemodelan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Keamanan Pangan serta Pencegahan Covid-19 pada Layanan Pesan Antar Daring Makanan di Jabodetabek
Other Titles: Structural Modelling of Knowledge, Attitudes, and Practices of Food Safety and Covid-19 Prevention among Online Food Delivery Services in Jabodetabek Area
Authors: Dewanti-Hariyadi, Ratih
Nurtama, Budi
Mutaqin, Muhammad Zakki
Issue Date: 1-Oct-2021
Publisher: IPB University
Abstract: Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak tahun 2020 telah mendorong penggunaan layanan pesan antar makanan daring di beberapa negara termasuk di Indonesia. Berbagai usaha pangan siap saji seperti restoran, cafetaria, dan rumah makan hanya menyediakan layanan antar karena di beberapa tempat layanan makan ditempat tidak diperbolehkan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan profil demografi penjamah dan pengantar pangan industri jasa boga, (2) Menggambarkan tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik terhadap keamanan pangan, (3) Menggambarkan tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik terhadap pengendalian transmisi Covid-19, (4) Menetapkan model hubungan antara pengetahuan, sikap, dan praktik terhadap keamanan pangan, (5) Menetapkan model hubungan antara pengetahuan, sikap, dan praktik terhadap transmisi Covid-19. Penelitian ini terdiri dari 5 tahap, yaitu: identifikasi responden, penyusunan dan verifikasi kuesioner, pengumpulan data, analisis data dan pemodelan. Penentuan responden dilakukan secara purposive. Responden ditentukan secara purposive dengan kriteria inklusi: (1) Bekerja di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, atau Bekasi; (2) Industri jasa boga yang melakukan mitra dengan aplikasi antar secara daring; (3) Industri jasa boga yang tidak melakukan mitra dengan aplikasi antar secara daring; (4) Pengantar yang bermitra dengan aplikasi pemesanan daring GoFood, GrabFood, Shopee, dan Kulina. Perangkat lunak G*Power 3.1.9.4 digunakan untuk menentukan jumlah sampel berdasarkan prediktor, ukuran efek sedang (f² = 0.15), dan kekuatan statistik 80%. Untuk memperoleh data yang lebih stabil, jumlah sampel ditingkatkan menjadi 700. Kuesioner dikembangkan berdasarkan 5 kunci keamanan pangan WHO (World Health Organization) dan Panduan Produksi dan Distribusi Pangan Olahan pada Masa Status Darurat Kesehatan Corona Virus Disease 2019. Uji coba kuesioner dilakukan terhadap 30 responden kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Pengumpulan data dilakukan secara langsung dan daring. Penyebaran kuesioner dilakukan melalui media sosial dan aplikasi instant messenger. Dari target 700 sampel, hanya 675 sampel yang memenuhi syarat untuk dilakukan analisis data. Penentuan tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik dilakukan dengan membandingkan skor responden dengan skor maksimal. Selanjutnya, model PLS- SEM (Partial least square-Structural equation modelling) dibuat untuk melihat pengaruh pengetahuan, sikap, dan praktik. Model dibuat dengan menggunakan aplikasi SMART-PLS 3. Penelitian ini menggunakan hipotesis model yaitu (1) Pengetahuan mempengaruhi sikap, (2) Sikap mempengaruhi praktik, dan (3) Pengetahuan mempengaruhi praktik. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan karakteristik demografi antara kelompok penjamah dan pengantar pangan. Responden didominasi oleh usia kisaran 21 sampai dengan 40 tahun. Daerah Jakarta dan Bogor merupakan 2 daerah terbanyak untuk kelompok penjamah pangan. Pengantar pangan paling banyak berasal dari Jakarta (30.80%). Penjamah pangan didominasi oleh wanita (53.89%) sementara pengantar pangan didominasi oleh pria (86.16%). Lebih dari separuh (61.40%) penjamah pangan adalah lulusan akademi atau perguruan tinggi sementara tingkat pendidikan kelompok pengantar didominasi oleh lulusan SMA (65.05%). Kebanyakan (31.35%) penghasilan penjamah pangan masuk ke dalam kategori tinggi (> Rp 4.000.000) sedangkan penghasilan pengantar makanan (38.06%) tergolong kategori menengah ke bawah (Rp 1.000.001 – 2.000.000). Tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik terhadap keamanan pangan penjamah pangan masuk ke dalam kategori baik (> 80%). Kelompok ini memiliki tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik terhadap keamanan pangan yang lebih tinggi dibandingkan kelompok pengantar pangan. Untuk pengantar pangan, tingkat pengetahuan dan sikap terhadap keamanan pangan adalah < 80%. Pada kelompok pengantar pangan, tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik yang terukur lebih rendah dibandingkan penjamah pangan. Tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik terhadap pencegahan Covid-19 penjamah dan pengantar pangan masuk ke dalam kategori baik (> 80%). Nilai terukur pada aspek praktik lebih rendah dibandingkan variabel pengetahuan dan sikap. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap tidak selalu diteruskan menjadi praktik pencegahan Covid-19. Aspek pengetahuan, sikap, dan praktik saling terkait satu sama lain. Responden yang memiliki pengetahuan dan sikap terhadap pencegahan Covid-19 yang baik diharapkan akan meneruskannya ke dalam praktik yang baik dan konsisten melakukan tindakan pencegahan terhadap penyebaran Covid-19. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya persamaan model struktural pada penjamah dan pengantar pangan terkait keamanan pangan. Pada penjamah pangan, pengetahuan memiliki hubungan positif terhadap sikap (β = 0.398; p < 0.05), sikap memiliki hubungan positif terhadap praktik (β = 0.417; p < 0.05), dan pengetahuan memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap praktik keamanan pangan (β = 0.311; p < 0.05). Pada responden pengantar pangan, pengetahuan (β = 0.322; p < 0.05) memiliki hubungan positif terhadap sikap, sikap (β = 0.342; p < 0.05) memiliki hubungan positif terhadap praktik, dan pengetahuan (β = 0.136; p < 0.05) memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap praktik keamanan pangan. Persamaan model struktural antara penjamah dan pengantar pangan juga ditemukan pada pencegahan penularan Covid-19. Untuk responden penjamah pangan, pengetahuan (β = 0.324; p < 0.05), sikap (β = 0.543; p < 0.05), dan pengetahuan (β = 0.125; p <0,05) memiliki hubungan positif terhadap praktik pencegahan Covid-19. Sementara itu, pada model untuk pengantar pangan, pengetahuan (β = 0.251; p < 0.05), sikap (β = 0.373; p < 0.05), dan pengetahuan (β = 0.147; p < 0.05) memiliki hubungan positif terhadap praktik pencegahan Covid- 19. Terdapat kesenjangan antara model penjamah dan pengantar pangan yang dapat berpengaruh terhadap keamanan pangan dan praktik pencegahan Covid-19 pada layanan pesan antar daring makanan di Jabodetabek. Studi ini juga membuktikan bahwa variabel sikap merupakan prediktor terbesar bagi praktik keamanan pangan dan pencegahan Covid-19. Peningkatan sikap terhadap keamanan pangan dan pencegahan Covid-19 dapat menjadi strategi dalam peningkatan praktik keamanan pangan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/109692
Appears in Collections:MT - Professional Master

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover397.18 kBAdobe PDFView/Open
Draft Thesis - Zakki Final.pdf
  Restricted Access
Fullteks11.76 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran785.42 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.