Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/109569
Title: Model Pencegahan Penyakit Berbasis Lingkungan Berdasarkan Indeks Kerawanan Penyakit di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu
Other Titles: Environmental-Based Disease Prevention Model Based on Disease Vulnerability Index in Kepahiang Regency, Bengkulu Province.
Authors: Hasim, Hasim
Pasaribu, Fachriyan
Hardjomidjojo, Hartrisari
Denis, Rica
Issue Date: Oct-2021
Publisher: IPB University
Abstract: Penyakit berbasis lingkungan di kabupaten Kepahiang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Penyakit ini jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat akan menyebabkan kematian, seperti dehidrasi pada diare, kebocoran plasma pada penderita DBD dan kematian pada pasien TB jika tidak ditangani dengan tepat. Kejadian penyakit berbasis lingkungan menjadi salah satu standar pengukuran bagi Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM), Derajat Kesehatan dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Tingginya angka kejadian penyakit berdampak pada rendahnya derajat kesehatan masyarakat sebagi tujuan dari pembangunan di bidang kesehatan. Diperlukan strategi pencegahan yang tepat untuk mengatasi peningkatan angka kejadian penyakit berbasis lingkungan yaitu dengan membuat model pencegahan penyakit berdasarkan indeks kerawanan pada suatu daerah dan pada waktu tertentu. Tujuan penelitian adalah menentukan dimensi dan indikator penyebab penyakit berbasis lingkungan, menyusun model pencegahan penyakit berdasarkan indeks kerawanan penyakit dan menyusun strategi pencegahan penyakit berbasis lingkungan berdasarkan indeks kerawanan. Metode yang digunakan dalam perhitungan indeks kerawanan pada penelitian ini adalah metode Indeks Pembangunan Desa (IPD) yang dimodifikasi dan diasumsikan bobot indikatornya sama untuk mendapatkan nilai indeks kerawanan penyakit, pembuatan model spasial menggunakan pemrograman berbasis web PHP dan Javascript. Selanjutnya dilakukan simulasi model dalam bentuk angka dan pemetaan untuk memodifikasi skor indikator yang akan mempengaruhi nilai indeks kerawanan penyakit tersebut. Setelah itu dilakukan analisis secara deskriptif berdasarkan simulasi model untuk menentukan strategi yang mungkin dilakukan untuk melakukan pencegahan penyakit berbasis lingkungan. Berdasarkan identifikasi dimensi dan indikator yang telah dilakukan maka didapatkan 7 dimensi yaitu pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, kesehatan lingkungan, kependudukan, perilaku masyarakat, pengendalian penyakit dan pemerintah yang disusun menjadi 23 indikator. Dimensi yang berlaku umum untuk ketiga penyakit tersebut adalah dimensi pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, kependudukan, pengendalian penyakit dan pemerintah, sedangkan dimensi kesehatan lingkungan dan dimensi perilaku masyarakat bersifat khusus untuk masing-masing penyakit. Model spasial yang dihasilkan menggambarkan zona potensi rawan untuk masing-masing penyakit. Hasil perhitungan indeks kerawanan didapatkan besaran indeks kerawanan penyakit tertinggi di Kabupaten Kepahiang adalah indeks kerawanan penyakit DBD yaitu 2,771. Indeks kerawanan penyakit TB adalah 2,654 dan yang paling rendah adalah indeks kerawanan terhadap Diare sebesar 2,215. Indeks kerawanan ketiga penyakit tersebut termasuk dalam kategori potensi rawan. Strategi pencegahan penyakit berbasis lingkungan disusun dengan 3 skenario, yaitu skenario slowly, moderat dan crash program. Penyusunan strategi pencegahan diare dapat dilakukan dengan strategi menambahkan alokasi anggaran untuk sosialisasi stop BABS dan sosialisasi cuci tangan pakai sabun yang anggarannya bersumber dari APBD< BOK dan APBDes, sosialisasi dilakukan secara berkala dan melibatkan pemerintah desa dan tokoh masyarakat serta petugas Puskesmas, penguatan kebijakan tentang pencegahan penyakit menular juga harus dilakukan untuk memberikan dasar hukum penganggaran pencegahan penyakit secara berkesinambungan. Strategi pencegahan penyakit DBD dapat dilakukan melalui peningkatan anggaran untuk sosialisasi, pelaksanaan program pembersihan sarang nyamuk yang difasilitasi pemerintah desa secara rutin, penambahan dokter, laboran dan apoteker. Strategi pencegahan penyakit TB dapat dilakukan strategi penambahan anggaran sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan agar dapat memperbaiki perilaku sehat dalam rangka pencegahan TB, melakukan pendampingan dalam penyembuhan dengan cara minum obat secara teratur.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/109569
Appears in Collections:DT - Multidiciplinary Program

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover.pdf
  Restricted Access
Cover482.69 kBAdobe PDFView/Open
full text.pdf
  Restricted Access
Fullteks4.11 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran487.51 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.