Prioritas Wilayah Intervensi Demam Berdarah Berbasis Analisis Spasial Suhu Udara (Studi Kasus: Kota Bogor).

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di Kota Bogor. Perubahan iklim dikhawatirkan akan memperburuk kejadian DBD di masa depan karena peningkatan suhu udara memicu pertumbuhan, perkembangan, dan aktivitas nyamuk menjadi semakin intensif. Terbatasnya sumberdaya yang tersedia membuat diperlukannya penentuan lokasi-lokasi prioritas aksi adaptasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan lokasi target aksi intervensi adaptasi bidang kesehatan di Kota Bogor serta mengidentifikasi pilihan aksi adaptasi di bidang kesehatan. Data masukan yang digunakan dalam penelitian antara lain data jumlah kasus DBD Kota Bogor per kelurahan tahun 2017-2019, data jumlah dan kepadatan penduduk per kelurahan tahun 2019, data suhu udara maksimum historis dan proyeksi. Hasil analisis menunjukkan hampir seluruh kelurahan di Kota Bogor termasuk wilayah prioritas aksi adaptasi. Sebanyak 14 kelurahan masuk kedalam kelas prioritas 1, satu kelurahan merupakan wilayah prioritas kelas 2, 49 kelurahan wilayah moderat dan 4 kelurahan merupakan wilayah aman. Kecamatan Tanah Sereal menjadi wilayah target intervensi dikarenakan hampir seluruh kelurahan di kecamatan tersebut masuk kedalam wilayah prioritas aksi adaptasi. Aksi adaptasi difokuskan pada pemberdayaan masyarakat dengan memanfaatkan informasi iklim. Pilihan aksi adaptasi yang dapat dilakukan misalnya menentukan waktu optimum pelaksanaan PSN berdasarkan informasi iklim, pembentukan pokja, dan modifikasi iklim mikro untuk menghambat pertumbuhan nyamuk.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is still a serious public health problem in Bogor City. It is feared that climate change will worsen the incidence of DHF in the future because an increase in air temperature triggers the growth, development, and activity of mosquitoes to become more intensive. The limited resources available make it necessary to determine the priority locations for adaptation actions. The purpose of this study is to determine the location of the target for adaptation interventions in the health sector in the city of Bogor and identify options for adaptation actions in the health sector. The input data used in the study include data on the number of DHF cases in Bogor City in each village in 2017-2019, data on the number and density of population in each village in 2019, historical and projected maximum air temperature data. The results of the analysis show that almost all urban villages in Bogor City are included in priority areas for adaptation actions. A total of 14 villages are classified as priority class 1, one village is a class 2 priority area, 49 villages are moderate areas and 4 villages are safe areas. Tanah Cereal sub-district is the target area intervention action because almost all villages in the sub-district are included in the priority areas for adaptation action. Adaptation actions are focused on empowering communities by utilizing climate information. Adaptation action options that can be taken are, for example, determining the optimum time for the implementation of PSN based on climate information, formation of working groups, and modification of the microclimate to inhibit mosquito growth.