Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/109479
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorNovianti, Tanti-
dc.contributor.advisorMulatsih, Sri-
dc.contributor.authorHeatubun, Alfred Leonard-
dc.date.accessioned2021-09-30T00:06:50Z-
dc.date.available2021-09-30T00:06:50Z-
dc.date.issued2021-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/109479-
dc.description.abstractProduk Domestik Bruto (PDB) merupakan indikator pengukur tingkat perkembangan ekonomi, pendapatan dan kesejahteraan sebuah negara. Komponen ekspor menjadi bagian PDB melalui identitas pendapatan nasional sehingga peningkatan ekspor berdampak pada pertumbuhan PDB. Bank Indonesia (2016), ekspor berperan cukup besar pada pertumbuhan ekonomi. Nilai ekspor dalam PDB 17.90 – 26.45%, atau rata-rata 22.39% tahun 1990 – 2020. Nilai impor sekitar 16.23 – 27.63% atau rata-rata 21.38%. Dari nilai ekspor dan impor ini, share net ekspor dalam PDB selama 30 tahun rata-rata sebesar 1.01%. Ekspor industri manufaktur sebagai komponen utama dalam total ekspor nasional, mengkontribusi 73.62 – 80.91%, atau rata-rata 78.30% dalam 10 tahun terakhir (2010 – 2020), sedangkan ekspor pertanian, pertambangan dan penggalian hanya mengkontribusi 21.70%. Pemerintah Indonesia mendukung pengembangan industri manufaktur dalam upaya meningkatkan ekspor nasional. Penelitian bertujuan untuk (1) mengidentifikasi perkembangan ekspor industri manufaktur, juga PDB dan variabel yang menentukannya; dan (2) menganalisis dampak ekspor industri manufaktur dan variabel pengaruh lainnya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Data yang digunakan adalah data triwulan I tahun 1993 hingga triwulan I 2021. Analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif untuk tujuan (1) dan metode VECM untuk tujuan (2). Hasil penelitian menunjukkan perkembangan nilai-nilai ekspor industri manufaktur, juga PDB dan variabel penentu yang didefisinikan dalam penelitian ini cenderung meningkat setiap tahun. Namun pada tahun 2020 dan 2021 sekarang, nilai-nilai variabel tersebut mengalami penurunan akibat pandemi covid-19. Terdapat hubungan jangka panjang antara PMA, PMDN, penyerapan tenaga kerja, impor bahan baku dan penolong, impor barang modal, dan ekspor industri manufaktur dengan PDB. Hubungan variabel PMDN, impor barang modal dan ekspor industri manufaktur dengan PDB adalah positif, sedangkan PMA, penyerapan tenaga kerja, dan impor bahan baku dan penolong hubungannya negatif. Guncangan PMDN memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi. Rekomendasi, pemerintah perlu meningkatkan ekspor industri manufaktur melalui fasilitasi impor bahan bahan baku dan penolong serta impor barang modal. Implementasi fasilitasi ini dilakukan melalui Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) yang merupakan kemudahan kepabeanan bagi perusahaan mengimpor bahan baku industri. Pemerintah juga perlu mendorong peningkatan PMA dan PMDN di mana PMA dilakukan via OSS (Online Single Submission) untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha dan Izin Operasional atau Izin Komersial, sedangkan PMDN didorong melalui sosialisasi PP No.1/2007 Jo. No.62/2008 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk penanaman modal di bidang-bidang usaha tertentu dan/atau di daerah-daerah tertentu.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAnalisis Dampak Ekspor Industri Manufaktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesiaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordmanufacturing industry exportsid
dc.subject.keywordeconomic growthid
dc.subject.keywordthe role of production factorsid
Appears in Collections:MT - Economic and Management

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover734.11 kBAdobe PDFView/Open
Alfred Leonard Heatubun.pdf
  Restricted Access
Fullteks1.5 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran896.87 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.