Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/109422
Title: Strategi Pengelolaan Ekosistem Mangrove Berkelanjutan Berbasis Sistem Sosial-Ekologi di Pesisir Kabupaten Demak
Authors: Wardiatno, Yusli
Adrianto, Luky
Bengen, Dietriech G
Nurjaya, I Wayan
Handayani, Setyo
Issue Date: 2021
Publisher: IPB University
Abstract: Pesisir Kabupaten Demak mengalami perubahan garis pantai yang sangat signifikan dalam beberapa dekade terakhir, pada pesisir Kecamatan Sayung tercatat perubahan garis pantai mencapai 5 km ke arah daratan. Erosi pantai yang terjadi sangat mengkhawatirkan dan mengancam kehidupan sosial ekonomi mayarakat. Berbagai upaya penanggulangan erosi pantai telah dilakukan pemerintah maupun swasta baik dengan hard structure maupun soft structure diantaranya dengan rehabilitasi mangrove. Kegiatan rehabilitasi dilakukan untuk memulihkan ekosistem mangrove agar mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Pengelolaan ekosistem mangrove di pesisir Kecamatan Sayung dewasa ini mengalami banyak tantangan mulai dari masalah ekologi, ekonomi, sosial dan kelembagaan. Dibutuhkan suatu rumusan strategi yang memadukan berbagai aspek sehingga pengelolaan ekosistem mangrove dapat berjalan dengan optimal, berkelanjutan dan dapat berkontribusi dalam upaya penanganan erosi pantai di pesisir Sayung. Tujuan umum penelitian ini yaitu merumuskan strategi pengelolaan ekosistem mangrove berkelanjutan berbasis sistem sosial-ekologi di pesisir Kabupatten Demak. Adapun tujuan khususnya adalah : 1) menganalisis dinamika luasan ekosistem mangrove, 2) memetakan keseimbangan jasa ekosistem mangrove, 3) menduga nilai ekonomi dan elatisitas jasa ekosistem mangrove, 4) menganalisis persepsi dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ekosistem mangrove, 5) menilai status keberlanjutan pengelolaan ekosistem mangrove di, 6) merumuskan strategi mata pencaharian alternatif bagi masyarakat pesisir Kecamatan Sayung. Hasil penelitian menunjukkan dinamika luasan mangrove di pesisir Kecamatan Sayung dari tahun 2003 hingga 2020 secara umum menunjukkan peningkatan. Hal tersebut membuktikan keberhasilan program rehabilitasi ekosistem mangrove yang dilakukan oleh berbagai pihak. Peningkatan luasan mangrove akan lebih maksimal apabila terdapat pelindung dari kuatnya arus dan gelombang. Dibutuhkan integrasi yang tepat dengan langkah lain agar mangrove dapat berkembang dengan baik. Keberhasilan rehabilitasi salah satunya ditentukan oleh persepsi dan partisipasi masyarakat. Hasil analisis menunjukkan persepsi masyarakat terhadap ekosistem mangrove berada pada kategori baik. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ekosistem mangrove berada pada kategori tinggi. Tingkat partisipasi perlu dipertahankan dan ditingkatkan agar pengelolaan ekosistem mangrove dapat berkelanjutan. Ekosistem mangrove di pesisir Kecamatan Sayung memiliki berbagai jasa ekosistem yang terdiri atas jasa pendukung, jasa penyedia, jasa pengaturan dan jasa budaya. Surplus jasa penyedia dijumpai pada penghasil ikan, penghasil kepiting, penghasil udang, penghasil kerang dan penghasil larva. Surplus yang tinggi terdapat pada penghasil buah dan penyedia pewarna alami. Pada jasa budaya, tempat berteduh dan rekreasi mengalami surplus ketersediaan. Pada jasa pengaturan, surplus rendah terjadi pada penyerap karbon dan pengatur kualitas air, sedangkan defisit rendah ditemukan pada penahan arus dan gelombang, penahan angin kencang dan badai serta pencegah intrusi air laut. Rehabilitasi mangrove di pesisir Kecamatan Sayung perlu terus dilakukan untuk meningkatkan luasan ekosistem mangrove, mengingat ketersediaan jasa pengaturan pada komponen yang terkait dengan perlindungan pantai berada pada neraca seimbang cenderung defisit. Hasil analisis keberlanjutan menunjukkan bahwa ketiga desa memiliki nilai keberlanjutan dimensi ekologi, ekonomi, sosial dan kelembagaan kesemuanya berada di atas 50%, yang berarti pengelolaan ekosistem mangrove tergolong berkelanjutan. Atribut pengungkit atau faktor yang berpengaruh terhadap keberlanjutan pada dimensi ekologi adalah erosi pantai dan kondisi osenaografi. Atribut pengungkit dimensi ekonomi adalah penghasilan masyarakat. Atribut pengungkit dimensi sosial antara lain kearifan lokal, tingkat pendidikan masyarakat dan partisipasi masyarakat. Atribut pengungkit pada dimensi kelembagaan adalah pengawasan, dan pengelolaan ekosistem mangrove. Untuk mempertahankan dan meningkatkan status keberlanjutan pengelolaan ekosistem mangrove di pesisir Kecamatan Sayung, maka atribut pengungkit dari setiap dimensi perlu diperhatikan dan ditingkatkan. Konsep mata pencaharian alternatif dengan pendekatan CLSA perlu dirumuskan sebagai solusi atas permasalahan ekonomi sebagai dampak dari erosi pantai. Berdasarkan pertimbangan aspek teknis (minat masyarakat, ketersediaan bahan baku/sumber daya alam, ketersediaan tenaga kerja dan peluang pasar) dan kelayakan usaha, maka mata pencaharian alternatif yang layak dikembangkan adalah usaha budidaya kerang darah (prioritas 1) dan usaha penggemukan kepiting bakau (prioritas 2). Strategi optimasi pengelolaan ekosistem mangrove di Kabupaten Demak dapat dicapai dengan fokus prioritas strategi yaitu : 1) Rehabilitasi dan konservasi ekosistem mangrove, 2) Peningkatan partisipasi masyarakat, 3) Pengawasan dengan melibatkan masyarakat, 4) Pengembangan ekowisata. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam rangka perlindungan terhadap keberadaan ekosistem mangrove adalah dengan menjadikannya kawasan konservasi atau sabuk hijau di sepanjang pantai. Rehabilitasi atau penanaman mangrove di pesisir Kecamatan Sayung perlu dikombinasikan dengan bangunan pantai, karena kondisi oseanografi relatif kuat. Keberhasilan rehabilitasi dan konservasi ekosistem mangrove salah satunya ditentukan oleh partisipasi masyarakat. Walaupun partisipasi berada pada kategori tinggi, pendampingan dan pengarahan secara berkesinambungan masih dibutuhkan. Pengawasan partisipatif yang melibatkan masyarakat setempat dapat menjadi solusi atas kurangnya SDM aparatur yang bertugas. Masyarakat sebagai pengguna yang tinggal dan bersentuhan langsung dengan ekosistem tersebut diharapkan dapat melakukan pengawasan terhadap kelestarian ekosistem mangrove. Ekowisata merupakan salah satu alternatif program yang dapat diterapkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat sebagai upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan ekosistem mangrove.
Description: Pengelolaan Ekosistem Mangrove
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/109422
Appears in Collections:DT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover.pdfCover2.28 MBAdobe PDFView/Open
Disertasi_Setyo Handayani_C262170061 Watermark.pdf
  Restricted Access
Fullteks4.83 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran3.44 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.