Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/109208
Title: Pengaruh Konflik Orang Tua-Remaja, Gaya Pengasuhan, dan Self Esteem Terhadap Risiko Depresi pada Remaja
Other Titles: The Effect of Parent-Adolescent Conflict, Parenting Style, and Self Esteem on the Risk of Depression in Adolescents.
Authors: Hastuti, Dwi
Riany, Yulina Eva
Jannah, Kholifatul
Issue Date: 2021
Publisher: IPB University
Abstract: Wabah Coronavirus yang dinyatakan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia pada Bulan Maret 2020 telah banyak menimbulkan masalah kesehatan mental. Berbagai upaya dan kebijakan pemerintah dalam menanggulangi penyebaran COVID-19 di antaranya pemberlakuan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan pemberlakuan pembatasan sosial yang menimbulkan rasa takut dan kecemasan. Rasa takut dan cemas yang berlangsung lama dapat memicu risiko terjadinya depresi. Kelompok usia remaja kelompok usia yang memiliki risiko lebih berat dibandingkan dengan usia dewasa dan anak-anak, hal ini dikarenakan masa remaja merupakan masa transisi periode anak-anak menuju dewasa, yang mana tidak semua remaja dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi pada dirinya dan lingkungannya. Peran keluarga menjadi sangat penting, karena keluarga adalah tempat pertama dan utama bagi perkembangan anak remaja. Faktor keluarga dalam hal ini gaya pengasuhan yang diterapkan orangtua, merupakan salah satu penyebab risiko munculnya gejala depresi remaja. Selain gaya pengasuhan, konflik orang tua remaja, self esteem remaja juga menjadi faktor penyebab munculnya risiko depresi remaja. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menganalisis hubungan karakteristik keluarga, karakteristik remaja, konflik orang tua-remaja, gaya pengasuhan, dan self esteem dengan risiko depresi pada remaja serta menganalisis pengaruh langsung konflik orang tua-remaja, gaya pengasuhan, dan self esteem terhadap risiko depresi pada remaja. Disamping itu, menganalisis pengaruh tidak langsung konflik orang tua-remaja dan gaya pengasuhan terhadap risiko depresi pada remaja, yang dimediasi oleh self esteem. Penelitian ini dilakukan secara online pada bulan Februari tahun 2021, dengan menggunakan google form dan melibatkan 555 responden dari empat Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Bekasi. Penelitian ini menggunakan desain non-probability dengan teknik Voluntary Sampling. Data primer yang dikumpulkan meliputi karakteristik remaja, karakteristik keluarga, gaya pengasuhan, konflik orang tua-remaja, self esteem dan risiko depresi pada remaja. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur risiko depresi remaja dimodifikasi dari Patient Health Questionnaire (PHQ-9) oleh Kroenke et al. (2001), alat ukur ini sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, dengan nilai Cronbach alpha sebesar 0,777. Alat ukur Gaya pengasuhan dimodifikasi dari Parental Authority Questionaire (Buri 1991), dengan Cronbach alpha masing masing dimensi adalah: pengasuhan otoritatif 0,803; otoriter 0,819 dan permisif 0,778. Kemudian konflik orang tua-remaja diukur dengan alat ukur yang dimodifikasi dari Conflict Behaviour Questionnaire (CBQ) yang terdiri dari CBQ Father dan CBQ-Mother yang dibuat oleh Prinz et al. (1979), dengan nilai Cronbach alpha 0,880 untuk CBQ-father dan 0,835 untuk CBQ-mother. Alat ukur self esteem dimodifikasi dari Rosenberg Self Esteem Scale (RSES) yang dibangun oleh Rosenberg (1965), dan didapatkan nilai Cronbach alpha 0,828. Semua data yang terkumpul diolah dengan menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science, dan Path Analysis untuk menganalisis pengaruh antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks rata-rata risiko depresi remaja berada pada kategori rendah. Remaja perempuan memiliki indeks rata-rata 38,40 dan remaja laki-laki memiliki indeks rata-rata 28,28. Remaja melaporkan terdapat 20,9% tidak mengalami gejala depresi, 37.5% mengalami risiko gejala depresi ringan, 22,7% mengalami risiko gejala depresi sedang, 13,2% dengan risiko gejala depresi sedang-berat dan 5,8% mengalami risiko gejala depresi berat. Berdasarkan jenis kelamin, remaja perempuan yang mengalami risiko gejala depresi ringan hingga berat berjumlah 300 orang (54,05%) dan remaja laki-laki yang mengalami risiko gejala depresi ringan-berat berjumlah 139 (25,04%). Risiko depresi berhubungan dengan usia remaja, remaja yang usianya lebih tua memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi. Penelitian ini menunjukkan bahwa gaya pengasuhan orang tua cenderung otoritatif dengan nilai indeks rata-rata 65,54. Indeks rata-rata untuk gaya pengasuhan otoriter dan permisif adalah 48,81 dan 47,44. Selanjutnya konflik orang tua-remaja berada pada kategori rendah dengan indeks rata-rata konflik ibu remaja 18,83 dan indeks rata-rata konflik ayah-remaja 20,04. Remaja melaporkan 94,05% mengalami konflik rendah dengan ibu dan 92,97% mengalami konflik rendah dengan ayah. Self esteem remaja pada penelitian ini berada pada kategori rendah dengan indeks rata-rata remaja laki-laki 57,68 dan remaja perempuan 50,64. Remaja melaporkan 70,8 % memiliki self esteem rendah, dan 29,18 % memiliki self esteem sedang dan tinggi. Gaya pengasuhan (authoritative, authoritarian atau permissive), konflik orang tua-remaja, self esteem dan risiko depresi remaja memiliki hubungan signifikan satu sama lain. Self esteem memiliki hubungan negatif dengan depresi, semakin rendah self esteem remaja maka semakin tinggi risiko remaja mengalami gejala depresi. Hasil uji analisis jalur menunjukkan bahwa gaya pengasuhan otoritatif berpengaruh signifikan negatif terhadap risiko depresi. Gaya pengasuhan otoriter dan permisif berpengaruh positif signifikan terhadap risiko depresi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin otoritatif gaya pengasuhan orang tua maka risiko depresi remaja semakin rendah, sebaliknya semakin otoriter dan permisif gaya pengasuhan orang tua maka remaja semakin berisiko mengalami depresi. Konflik orang tua-remaja berpengaruh positif signifikan terhadap risiko depresi. Kemudian self esteem remaja berpengaruh negatif signifikan terhadap risiko depresi. Hal ini berarti semakin tinggi konflik orang tua-remaja, semakin tinggi remaja mengalami risiko depresi dan semakin tinggi self esteem remaja, risiko depresi pada remaja semakin rendah. Selain itu gaya pengasuhan otoritatif berpengaruh secara tidak langsung terhadap risiko depresi dimediasi self esteem dan konflik orang tua remaja. Gaya pengasuhan otoriter berpengaruh secara tidak langsung terhadap risiko depresi dimediasi oleh konflik orang tua-remaja. Self esteem remaja memiliki pengaruh paling besar terhadap risiko depresi (43,4%). Implikasi dari hasil penelitian ini adalah pentingnya membangun self esteem remaja agar remaja terhindar dari risiko depresi.
Description: -
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/109208
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover_I251190041_KHOLIFATUL JANNAH_.pdf
  Restricted Access
Cover582.33 kBAdobe PDFView/Open
I251190041_KHOLIFATUL JANNAH.pdf
  Restricted Access
Full Tex1.48 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran_I251190041_KHOLIFATUL JANNAH.pdf
  Restricted Access
Lampiran751.19 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.