Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/109202
Title: Piper yellow mottle virus pada Lada: Status Penyakit, Karakter Genetik, Potensi Tular Biji dan Serangga serta Upaya Eliminasinya
Other Titles: Piper yellow mottle virus in black pepper: Disease Status, Genetic character, Transmission through Seed and Insect, and Elimination.
Authors: Hidayat, Sri Hendrastuti
Mutaqin, Kikin Hamzah
Soekarno, Bonny Poernomo Wahyu
Wahyuno, Dono
Miftakhurohmah
Issue Date: 13-Sep-2021
Publisher: IPB University
Abstract: Lada merupakan salah satu komoditas perkebunan yang bernilai ekspor bagi Indonesia, dengan produksi berada di peringkat kedua setelah Vietnam. Dalam upaya peningkatan produksi lada, beberapa kendala dihadapi, diantaranya serangan hama dan penyakit. Penyakit belang akibat virus merupakan salah satu penyakit utama pada tanaman lada, yang masih memerlukan beberapa kajian untuk penentuan strategi pengendaliannya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan utama mempelajari penyebab penyakit belang Piper yellow mottle virus (PYMoV) untuk mengetahui karakter genetik, status tular serangga dan biji, serta upaya eliminasinya. Survei penyakit dilakukan di sentra pertanaman lada, yaitu di Lampung dan Bangka serta di daerah bukan sentra, yaitu di Sukabumi (Jawa Barat) pada varietas Natar-1, Petaling-1 dan Ciinten. Penyakit belang lada telah menyebar di seluruh lokasi dan pada varietas lada yang diamati, dengan insidensi mencapai 100%, terutama pada varietas Natar-1 dan Petaling-1. Berdasarkan hasil deteksi, PYMoV ditemukan baik pada tanaman tidak bergejala maupun tanaman bergejala belang, mosaik dan kerdil. Infeksi Cucumber mosaic virus (CMV) terdeteksi pada gejala lebih kompleks, dan selalu ditemukan sebagai infeksi ganda dengan PYMoV. PYMoV isolat Bangka, Lampung dan Sukabumi memiliki keragaman genetik yang tinggi, terbagi menjadi empat kluster, yaitu tiga kluster Indonesia serta satu kluster dekat dengan isolat India (DQ836237) dan Cina (MF996373 dan MF996374). Isolat CMV dari Bangka dan Sukabumi memiliki kedekatan dengan isolat Indonesia asal tanaman kumis kucing dan pisang. Berdasarkan frekuensi virus yang terdeteksi di lapangan, PYMoV merupakan patogen utama penyakit belang. Seperti anggota famili Caulimoviridae lainnya, PYMoV memiliki dua bentuk di dalam jaringan tanaman inangnya, yaitu bentuk endogenus (tidak aktif), dan episomal (aktif). Dalam penelitian ini, berhasil dilakukan deteksi bentuk endogenus PYMoV secara polymerase chain reaction (PCR), dan bentuk episomal secara reverse transcription-PCR (RT-PCR). Analisis sikuen bentuk endogenus dan episomal asal satu tanaman, mengonfirmasi sebagai isolat yang sama. Hasil ini mengindikasikan bahwa deteksi PYMoV dari tanaman dapat dilakukan berdasarkan salah satu bentuk saja, endogenus atau episomal. Bentuk endogenus ditemukan lebih banyak daripada bentuk episomal, dan berpotensi teraktivasi menjadi episomal sehingga deteksi keberadaan PYMoV pada tanaman lada lebih tepat dilakukan secara PCR. Penyebaran PYMoV secara primer di lapangan adalah melalui bahan tanam (bibit), dan serangga vektor berpotensi sebagai agens pemencaran virus secara sekunder. Survei awal pada pertanaman lada di Sukabumi menemukan Ferrisia virgata dan Planococcus minor. Pada tanaman lada muda di rumah kaca di Bogor, selain kedua kutu putih tersebut, ditemukan juga Paracoccus marginatus. Deteksi PYMoV pada ketiga spesies kutu putih yang ditemukan, mengonfimasi perannya sebagai serangga pembawa PYMoV. Uji penularan PYMoV melalui F. virgata dan Pl. minor membuktikan perannya sebagai vektor, dengan tingkat penularan berturut - turut sebesar 46,67 dan 40,00%. Kemampuan Pa. marginatus dalam menularkan PYMoV perlu dievaluasi dengan uji penularan pada tanaman lada sehat. Evaluasi pengaruh penyakit yang diakibatkan oleh virus terhadap produksi tanaman diperlukan untuk memperoleh informasi arti penting penyakit secara ekonomi. Tanaman lada tanpa perawatan menunjukkan peningkatan keparahan penyakit sebesar 50%, dan penurunan produksi sekitar 22% pada tahun 2019, dibandingkan data tahun 2018. Pada kurun waktu tahun 2019 sampai 2020, dengan penyiangan gulma dan pemupukan sebanyak dua kali, masih terjadi peningkatan keparahan penyakit sebesar 11%, namun mampu mempertahankan hasil panen. Aplikasi pestisida selain menurunkan populasi Pl. minor dan F. virgata, juga berhubungan dengan menurunnya insidensi penyakit dan frekuensi PYMoV. Di lain pihak, pada tingkat keparahan penyakit yang tinggi, populasi Pl. minor dan F. virgata tidak berpengaruh nyata terhadap keparahan penyakit dan produksi lada. Pengaruh nyata terjadi antara interaksi keparahan penyakit dan hasil panen, dengan kontribusi sebesar 43,08%, membuktikan bahwa infeksi virus merupakan salah satu faktor penyebab penurunan produksi lada. Kemampuan tular biji merupakan salah satu strategi virus untuk bertahan pada bahan tanam dan meningkatkan penyebarannya. PYMoV endogenus dan episomal terdeteksi pada buah lada, mengindikasikan bahwa kegiatan pemuliaan dengan menggunakan biji harus memperhatikan kesehatan tanaman induknya. Sifat tular biji PYMoV diperkuat dengan bukti bahwa PYMoV terdeteksi pada bibit varietas Petaling-1 dan Ciinten, baik bibit yang ditumbuhkan di laboratorium maupun bibit jatuhan. Keberadaan PYMoV pada bibit jatuhan membuktikan potensinya sebagai sumber inokulum di lapangan. Upaya eliminasi PYMoV pada setek batang diperlukan untuk memperoleh bahan tanam lada bebas virus. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah secara elektroterapi, yaitu mengalirkan arus listrik pada bahan tanam. Aplikasi elektroterapi dilakukan menggunakan rangkaian alat sederhana yang mudah diperoleh. Kombinasi perlakuan konsentrasi NaCl, tegangan arus listrik dan waktu aplikasi yang digunakan belum sepenuhnya mengeliminasi PYMoV pada bibit lada, namun mampu meningkatkan pertumbuhan bibit, yaitu tinggi tanaman, jumlah daun dan panjang ruas batang. Perlakuan dengan konsentrasi NaCl 1,0 M pada tegangan 9 Volt, selama 5 menit mampu mengeliminasi PYMoV pada bibit lada sebesar 40% dengan tetap mempertahankan pertumbuhan bibit lada. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi pengetahuan dan rekomendasi terkait strategi pengendalian penyakit belang pada tanaman lada. Skrining tanaman induk bebas virus secara PCR dan aplikasi elektroterapi pada setek lada terinfeksi PYMoV dapat dilakukan untuk memperoleh bahan tanam bebas virus. Pencabutan dan eradikasi bibit jatuhan di lapangan dapat memusnahkan sumber inokulum virus di lapangan. Penyiangan gulma, pemupukan dan pengendalian serangga vektor diharapkan dapat menekan penyebaran penyakit belang dan meningkatkan produksi lada.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/109202
Appears in Collections:DT - Agriculture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover4.25 MBAdobe PDFView/Open
A362170031_Miftakhurohmah.pdf
  Restricted Access
Fullteks25.76 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran2.67 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.