Pengaruh Kebijakan Non-Tarif terhadap Ekspor Kayu Manis Indonesia ke Negara Tujuan Utama

Abstract

Kebijakan non-tarif yang paling banyak diberlakukan untuk produk pertanian yaitu Sanitary and Phytosanitary dan Technical Barriers to Trade. Indonesia merupakan negara penghasil kayu manis terbesar di dunia, permintaan terhadap rempah-rempah diperkirakan akan terus meningkat sehingga kayu manis menjadi salah satu komoditas pertanian ekspor yang sangat potensial untuk dikembangkan. Kebijakan non-tarif yang diberlakukan oleh negara tujuan perlu diperhatikan karena dapat memengaruhi ekspor kayu manis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemberlakuan kebijakan non-tarif oleh negara tujuan dan menganalisis pengaruh kebijakan non-tarif terhadap ekspor kayu manis Indonesia. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode analisis deskriptif dengan pendekatan Inventory dan analisis regresi data panel tahun 2006-2019 ke sepuluh negara tujuan yaitu Amerika Serikat, Belanda, Vietnam, Brazil, Thailand, India, jerman, Malaysia, Prancis dan Kanada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kanada merupakan negara yang paling banyak menerapkan kebijakan non-tarif terutama kebijakan SPS sebanyak 362 kebijakan, sedangkan kebijakan TBT paling banyak diterapkan oleh Amerika Serikat sebanyak 87 kebijakan. Kebijakan SPS berpengaruh positif terhadap ekspor kayu manis, sedangkan kebijakan TBT berpengaruh negatif. GDP per kapita negara tujuan dan nilai tukar riil berpengaruh positif terhadap ekspor kayu manis, sedangkan harga ekspor kayu manis berpengaruh negatif. Harga impor pala dan populasi negara tujuan tidak berpengaruh terhadap ekspor kayu manis.

Sanitary and Phytosanitary (SPS) and Technical Barriers to Trade (TBT) are the most commonly used non-tariff measures for agricultural products. Indonesia is the world's largest cinnamon producer, the demand for spices is predicted to continue to rise. Non-tariff measures may have an impact on cinnamon exports. The aim of this study is to describe how destination countries implement non-tariff measures and to analyse the effects of non-tariff measures on Indonesian cinnamon exports. This study used a descriptive analysis method based on the Inventory approach and panel data regression analysis for 10 destination countries: the United States, the Netherlands, Vietnam, Brazil, Thailand, India, Germany, Malaysia, France, and Canada from 2006 to 2019. The results showed that Canada implemented the most non-tariff measures especially the SPS policy with 362 policies, while the TBT policy was mostly implemented by the United States with 87 policies. The SPS policy has a positive effect on cinnamon exports, while the TBT policy has a negative effect. GDP per capita and the real exchange rate have a positive effect, while export prices have a negative effect. The import price of nutmeg and the population of the destination country have no effect on cinnamon exports.