Evaluasi Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (BEKERJA) di Desa Bojonkembar Kabupaten Sukabumi Jawa Barat

Abstract

Pemerintah pada tahun 2019 Indonesia menyelenggarakan program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (BEKERJA) dengan membagikan ayam kampung unggul balitbantan (KUB) umur 14 minggu kepada masyarakat di 18 Kabupaten. Penelitian dilakukan untuk mengkaji pelaksanaan dan keberhasilan pemeliharaan ayam KUB pada program BEKERJA di Desa Bojongkembar Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pengamatan yang dilakukan meliputi karakteristik penerima bantuan program, pendamping program dalam memelihara ayam KUB, kesesuaian rencana program dengan pelaksanaan program yang meliputi input (bantuan program), proses (manajemen pemeliharaan yang dilakukan peternak) dan output (performa produksi ayam KUB). Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan input pemberian bantuan program BEKERJA berjalan sesuai ketentuan dengan nilai pencapaian 89,06%. Sedangkan nilai ketercapaian proses produksi dan performa produksi ayam masih sangat rendah (masing-masing 48,59% dan 59,11%) dengan kendala utama adalah biaya pakan ayam dan penanganan penyakit.

In 2019, Indonesian government conducted the Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera Program (BEKERJA) by donating pullets (4 weeks old) of Kampung Unggul Balitnak chicken (KUB) to people who were located in the 18 districts in Indonesia. The aim of the researh was to examine the implementation and success of KUB chicken farming in the BEKERJA Program at Village Bojongkembar District Sukabumi West Java. The research observed the characteristics of farmers and supervisor in KUB chicken caring, the suitability of the program with farmer activities during the program, including input (program assistance), process (good chicken farming applied by farmer), and output (performances of KUB chicken). The result showed that input of BEKERJA Program is suitable with the program regulation with a value of 89,06%. However the achivement values in process of production and output were still under standard (48,59% and 59,11%, respectively). The main problem is cost of feed and disease management.