Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/109026
Title: Hubungan Fungsi Keluarga dan Intensitas Penggunaan Media Sosial dengan Penyimpangan Perilaku Remaja (Kasus di SMA PGRI Leuwiliang, Kabupaten Bogor)
Authors: Sumarti, Titik
Virianita, Ratri
Lucas, Ferdinando
Issue Date: 2021
Publisher: IPB University
Abstract: Keluarga sebagai salah satu agen sosialisasi, seharusnya mengajarkan peranperan yang harus dijalankan oleh setiap individu, dalam hal ini individu remaja dengan sebaik mungkin. Keluarga di Indonesia dipertanyakan keberadaannya dalam menjalankan fungsi-fungsinya (terjadi disfungsi keluarga). Hal ini dapat terjadi baik pada keluarga utuh (lengkap ayah dan ibu dan tinggal serumah), maupun keluarga tidak utuh (orang tua bercerai atau pisah, salah satu orang tua bekerja jauh, salah satu orang tua meninggal dunia, atau kedua orang tua meninggal dunia). Selain keluarga, media sosial juga merupakan salah satu agen sosialisasi yang mempengaruhi kehidupan keseharian remaja. Penerapan fungsi keluarga yang tidak maksimal dan intensitas penggunaan media sosial yang berlebihan diduga berhubungan dengan penyimpangan perilaku remaja yang kerap menjadi masalah bagi orang tua. Untuk menjawab permasalahan penerapan fungsi keluarga, intensitas penggunaan media sosial dan penyimpangan perilaku remaja, maka memunculkan pertanyaan sebagai berikut: (1) Bagaimana tingkat penyimpangan perilaku remaja? (2) Apakah tingkat penerapan fungsi keluarga memiliki hubungan dengan tingkat penyimpangan perilaku remaja? (3) Apakah tingkat intensitas penggunaan media sosial memiliki hubungan dengan tingkat penyimpangan perilaku remaja? Penelitian ini memiliki tujuan: (1) Mengidentifikasi karakteristik remaja yang cenderung melakukan penyimpangan perilaku remaja; (2) Menganalisis tingkat penyimpangan perilaku remaja; (3) Menganalisis tingkat penerapan fungsi keluarga dan hubungannya dengan tingkat penyimpangan perilaku remaja; (4) Menganalisis tingkat intensitas penggunaan media sosial dan hubungannya dengan tingkat penyimpangan perilaku remaja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk pembuktian atau konfirmasi, menguji hipotesis menggunakan data penelitian (angka-angka) dan analisis menggunakan statistik nonparametrik, didukung data kualitatif, menggunakan metode survei, di mana peneliti menanyakan ke beberapa orang (responden) tentang keyakinan, pendapat, karakteristik suatu obyek dan perilaku yang telah lalu atau sekarang dari diri mereka dengan menyebarkan kuesioner yang diisi oleh responden (siswa/siswi usia 16 sampai dengan 18 tahun) pada SMA PGRI Leuwiliang Kelas XII, yang terletak di Desa Cibeber I, Kabupaten Bogor, diwakili oleh 107 sampel (terbagi atas: 53 remaja laki-laki dan 54 remaja perempuan sebagai representasi remaja di pedesaan). Penyimpangan perilaku remaja mencakup 15 (lima belas) jenis penyimpangan yang dibagi menjadi 2 (dua) kategori penyimpangan perilaku, yaitu: (1) Primer (ringan) meliputi: malas beribadah, melawan orang tua, terlambat pulang ke rumah, malas belajar, membuang sampah sembarangan, bermain game online lupa waktu, mendukung pernikahan pada usia muda (pernikahan dini); dan (2) Sekunder (berat) meliputi: menyebarkan berita hoax (berita bohong), mencuri, berjudi, minum-minuman keras, terlibat perkelahian pelajar, ugal-ugalan saat berkendara di jalan, melakukan seks bebas, menggunakan narkoba yang merupakan modifikasi kategori penyimpangan perilaku dari Darwis. Benang merah dengan Teori Kontrol Sosial Hirschi bahwa penyimpangan perilaku remaja terkait dengan tindakan menyangkal/delinkuen pada akhirnya menjadi tindakan nakal karena bertentangan dengan keinginan dan harapan orang lain (keluarga, sekolah, dan masyarakat), beresiko hukuman jika perilaku atau perbuatan dilakukan remaja, membutuhkan waktu dan tenaga untuk melakukannya dan menjalani konsekuensi dari perilaku dan bertentangan dengan keyakinan moral masyarakat pada umumnya. Hasil penelitian pada tingkat penyimpangan perilaku remaja menerangkan frekuensi (kekerapan) yang paling mendominasi adalah: malas beribadah (48,6%), terlambat pulang ke rumah (51,4%), malas belajar (60,7%), membuang sampah sembarangan (56,1%) dari total 107 sampel (termasuk kategori penyimpangan perilaku primer atau ringan). Penerapan fungsi keluarga yang tidak maksimal ditengarai dapat memicu penyimpangan perilaku remaja, baik pada keluarga utuh maupun keluarga tidak utuh. Secara statistik menjelaskan bahwa pada keluarga utuh, tidak terdapat hubungan antara tingkat penerapan fungsi keluarga dengan tingkat penyimpangan perilaku remaja (zhitung < Ztabel = 0,696 < 1,96). Sedangkan pada keluarga tidak utuh, terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat penerapan fungsi keluarga dengan tingkat penyimpangan perilaku remaja (zhitung > Ztabel = 3,01 > 1,96). Intensitas penggunaan media sosial dapat diartikan sebagai lama waktu seorang remaja dalam menggunakan media sosial yang terbentuk dari beberapa variabel, yaitu: (1) Tingkat Kebutuhan Personal; (2) Tingkat Kebiasaan Individu; (3) Tingkat Penggunaan Platform Media Sosial; (4) Tingkat Penerapan Konteks Sosial; (5) Tingkat Pemanfaatan Isi Media yang merupakan modifikasi teori dari McQuail. Hasil penelitian pada tingkat intensitas penggunaan media sosial menjelaskan bahwa tingkat penerapan konteks sosial untuk intensitas berkomunikasi secara langsung (tatap muka) dan tingkat pemanfaatan isi media untuk penggunaan media sosial, bermain game online dalam jangka waktu yang pendek (kurang dari 1 jam), baik pada keluarga utuh maupun tidak utuh termasuk dalam kategori skor rendah. Sebagai implikasinya, remaja menjadi kurang berkomunikasi secara langsung (tatap muka) karena bermain game online dalam jangka waktu yang panjang (lebih dari 1 jam). Secara statistik menjelaskan bahwa pada keluarga utuh, tidak terdapat hubungan antara tingkat intensitas penggunaan media sosial dengan tingkat penyimpangan perilaku remaja (zhitung > Ztabel = -1,842 >-1,96), kemudian pada keluarga tidak utuh, juga menerangkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat intensitas penggunaan media sosial dengan tingkat penyimpangan perilaku remaja (zhitung < Ztabel = 1,033 < 1,96). Penerapan 8 (delapan) fungsi keluarga sangat penting dilakukan orang tua secara intens, terus menerus. Sebaiknya orang tua atau keluarga inti dapat bijaksana mengatur waktu penggunaan media sosial dan mengawasi kontenkonten yang dikonsumsi remaja sesuai dengan norma-norma pada masyarakat Indonesia secara umum, sehingga pertumbuhan remaja menjadi pribadi dewasa yang berkualitas dapat terwujud.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/109026
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover318.71 kBAdobe PDFView/Open
Ferdinando Lucas_Sosped_I353180151.pdf
  Restricted Access
Fullteks21.01 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran819.52 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.