Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/108891
Title: Potensi Pengembangan Kawasan Berbasis Transit Oriented Development (TOD) di Sekitar Titik Transit Kabupaten Bogor
Other Titles: The Potential of Transit Oriented Development (TOD) at The Transit Areas in Bogor Regency
Authors: Rustiadi, Ernan
Hidayat, Janthy Trilusianthy
Wilza, Nedalia
Issue Date: 2021
Publisher: IPB University
Abstract: Kabupaten Bogor sebagai salah satu hinterland dalam Kawasan Perkotaan Jabodetabekpunjur yang berbatasan langsung dengan Jakarta, telah mengalami perkembangan dari aspek penduduk maupun wilayahnya. Pesatnya pertumbuhan penduduk yaitu sebesar 4,6% per tahun pada periode 2011-2019 dan tingginya jumlah komuter yang berkegiatan utama di luar Kabupaten Bogor yaitu sebesar 408.874 orang/hari pada tahun 2019 dapat berimplikasi pada peningkatan luas lahan terbangun di Kabupaten Bogor. Wilayah ini juga terkoneksi dengan sistem transportasi massal dalam lingkup wilayah Jabodetabek yang dapat mendukung mobilitas komuter. Kebutuhan akan kemudahan aksesibilitas dan adanya bangkitan aktivitas ekonomi akibat kegiatan transit menjadikan kawasan di sekitar titik transit berpotensi berkembang menjadi kawasan permukiman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kawasan transit berdasarkan pertumbuhan permukiman dan ketersediaan fasilitas serta tingkat potensi penerapan konsep TOD di area sekitar titik transit berbasis moda angkutan rel (stasiun). Lokasi pengamatan adalah di kawasan sekitar tujuh stasiun kereta perkotaan jenis commuterline yang meliputi Stasiun Cibinong, Stasiun Bojonggede, Stasiun Citayam, Stasiun Nambo, Stasiun Cilebut, Stasiun Parung Panjang, dan Stasiun Tenjo, serta dua stasiun kereta api antarkota yang meliputi Stasiun Maseng dan Stasiun Cigombong. Perkembangan kawasan transit dianalisis pada radius 1500-5000 m dari stasiun yang merupakan kawasan pendukung dalam konteks perencanaan TOD. Pertumbuhan kawasan permukiman diidentifikasi berdasarkan perubahan luas lahan terbangun pada periode 2000-2020 dengan metode overlay peta landuse. Perkembangan fasilitas dianalisis dengan metode skalogram menggunakan data Podes tahun 2011-2019. Sementara lokasi potensial TOD diidentifikasi dalam kawasan inti yang berada pada radius 800 m dari titik transit dengan menggunakan metode AHP-TOPSIS. Keseluruhan hasil analisis kemudian menjadi dasar dalam merumuskan arahan pengembangan kawasan transit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya jumlah penduduk dan komuter di Kabupaten Bogor telah berimplikasi pada perkembangan kawasan di sekitar titik transit berbasis rel yang terlihat dari pertumbuhan lahan terbangun, ketersediaan fasilitas, serta peningkatan jumlah dan kepadatan populasi di sekitar stasiun. Kawasan transit stasiun kereta commuterline cenderung memiliki kepadatan dan atau laju pertumbuhan permukiman yang tinggi. Selain itu pola pertumbuhan permukiman di sebagian besar kawasan transit stasiun kereta commutterline cenderung membentuk pola radial dari titik stasiun kemudian meluas ke area sekitarnya. Hal ini membuktikan bahwa pertumbuhan permukiman berkaitan erat dengan kebutuhan akan kemudahan aksesibilitas berbasis rel. Kepadatan dan pertumbuhan permukiman yang tinggi pada periode 2000-2020 ditemui di kawasan transit Stasiun Cilebut, Stasiun Citayam, dan Stasiun Bojonggede. Sementara ketersediaan fasilitas permukiman yang baik pada tahun 2019 ditemui di kawasan transit Stasiun Cibinong, Stasiun Citayam, Stasiun Bojonggede, dan Stasiun Cilebut. Oleh karena itu empat kawasan transit ini dapat dikategorikan sebagai kawasan cepat tumbuh yang dapat diarahkan menjadi pusat pelayanan. Berdasarkan analisis tingkat kesesuaian pengembangan TOD yang diidentifikasi melalui pemenuhan prinsip transit, density, diversity, dan kebijakan tata ruang di sembilan stasiun di Kabupaten Bogor ditemui bahwa konsep TOD paling potensial dikembangkan di kawasan transit Stasiun Cibinong diikuti oleh kawasan transit Stasiun Bojonggede, Stasiun Citayam, dan Stasiun Cilebut. Sementara itu kawasan transit Stasiun Parung Panjang dan Stasiun Tenjo memiliki tingkat potensi sedang dan kawasan transit Stasiun Maseng, Stasiun Cigombong, serta Stasiun Nambo memiliki tingkat potensi rendah.
Bogor Regency as one of hinterlands in the Jabodetabek Urban Area which is directly adjacent to Jakarta, has been growing rapidly for its population and regional development. The rapid population growth of 4.6% per year on the period 2011-2019 and the high number of commuters, which is 408,874 people/day in 2019 had implications for an increase of built-up area in Bogor Regency. This area is also connected by a mass transportation system within the Jabodetabek area that can support the mobility of commuters. The need of good accessibility and economic activity due to transit activities make the transit area potential to develop into a residential area. This study aims to determine the development of the transit area based on the growth of settlements and the availability of facilities and also the potential implementation of the Transit Oriented Development (TOD) concept in area around rail-based transit points (station) in Bogor Regency. The observation locations are in the area around seven commuterline train stations which include Cibinong station, Bojonggede station, Citayam station, Nambo station, Cilebut station, Parung Panjang station, and Tenjo station, as well as two inter-city train stations, including Maseng station and Cigombong station. The development of the transit area is analyzed at a radius of 1500-5000 m from the station which is known as a supporting area in TOD planning. The growth of residential areas was identified based on changes of the built-up areas in the period 2000-2020 by overlaying land use maps. The development of the facility was analyzed by the scalogram method using Podes data period 2011-2019. Meanwhile, potential TOD locations were identified in the core area within a radius of 800 m from the station using the AHP-TOPSIS method. The results of these analysis were used as reference in making transit area development recommendations. The results show that the high number of residents and commuters in Bogor Regency has implications for the development of the area around the rail-based transit point which is known from the growth of built-up areas, the availability of facilities, as well as an increase in the number and population density around the station. Transit areas of commuterline stations tend to have high density and/or high residential growth. In addition, the pattern of residential growth in most transit areas of commuterline stations tends to form a radial pattern from the station point and then extends to the surrounding area. So it can be interpreted that settlement growth is closely related to the need of rail-based accessibility. The high density and growth of settlements in the period 2000-2020 was found in the transit area of Cilebut station, Citayam station and Bojonggede station. Meanwhile, the availability of good residential facilities in 2019 was found in the transit area of Cibinong station, Citayam station, Bojonggede station, and Cilebut station. Therefore, these four transit areas can be categorized as fast-growing areas that can be promoted to become central places. Based on the analysis of potential TOD locations that identified through the fulfillment of the principles of transit, density, diversity and spatial policies at nine stations in Bogor Regency, it was found that the most potential areas to be developed with the TOD concept are the transit area of Cibinong station, followed by the transit area of Bojonggede station, Citayam station, and Cilebut station. Meanwhile, the transit area of Parung Panjang station and Tenjo station have medium potential and the transit area of Maseng station, Cigombong station, and Nambo station have low potential.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/108891
Appears in Collections:MT - Professional Master

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover.pdfCover685.62 kBAdobe PDFView/Open
A156190324_Nedalia Wilza.pdf
  Restricted Access
Fullteks27.59 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran1.13 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.