Analisis Persepsi Dan Estimasi Willingness To Pay (WTP) Masyarakat Terhadap Alternatif Pengelolaan Sampah TPS 3R (Studi Kasus: Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan)

Abstract

Keterbatasan lahan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Cipeucang untuk menampung timbulan sampah akan berimplikasi pada timbulnya Tempat Penampungan Sementara (TPS) secara liar di Kota Tangerang Selatan. TPS liar menggunakan sistem konvensional yang akan menimbulkan dampak negatif pada lingkungan pemukiman, salah satunya di Kelurahan Pondok Karya. Paradigma sistem konvensional harus ditinggalkan dan diperbaharui dengan pola pendekatan berbasis masyarakat seperti TPS 3R (reduce, reuse, recycle). Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengidentifikasi upaya pemerintah terhadap rencana penyelenggaraan TPS 3R, (2) mengidentifikasi persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah saat ini dan tingkat partisipasi terhadap rencana penyelenggaraan TPS 3R, (3) mengestimasi nilai Willingness to Pay (WTP) masyarakat, dan (4) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTP masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode analis deskriptif, analisis skala likert, Contingent Valuation Methode (CVM), dan analisis regresi logistik ordinal. Hasil penelitian menunjukan adanya upaya pemerintah berupa peningkatan kegiatan sosialisasi serta pemberian bantuan dana pada pembangunan TPS 3R. Masyarakat sangat setuju bahwa pengelolaan sampah saat ini tidak layak baik dari aspek sosial, lingkungan, maupun ekonomi. Tingkat partisipasi masyarakat sangat tinggi untuk mendapat pengelolaan sampah yang lebih baik. Rataan nilai WTP sebesar Rp 40.100/KK/bulan akan digunakan untuk pembiayaan operasional TPS 3R. Faktor yang mempengaruhi besaran nilai WTP adalah lama tinggal, tingkat pendapatan, status tempat tinggal, dan pendidikan.

The problem of limited capacity of Cipeucang landfill (TPA) to accommodate the urban waste cause the emergence of illegal temporary landfill (TPS) in South Tangerang. The illegal TPS is using the conventional waste management system which creates negative effects for the surrounding residential areas, including Kelurahan Pondok Karya. The conventional waste management system must be replaced with the new community-based approach , such as TPS 3R (reduce, reuse, recycle). The aims of this study are; (1) identifying the government plan to execute TPS 3R; (2) identifying people’s perception regarding to the current waste management and people’s participation level to TPS 3R execution plan; (3) estimating people’s Willingness to pay, and; (4) analyzing the factors that influence people’s WTP. This study used a descriptive analytical method, likert scale, Contingent Valuation Method (CVM), and ordinal logistic regression. The result of this study shows that government has conducted socialization on TPS 3R and provide budget for TPS 3R establishements. People strongly agree that the current waste management is not feasible in social, environmental and economic aspects. People's level of participation to get a better waste management was high. Mean of WTP value was Rp 40.100,00/household/month and would be used to finance the TPS 3R operational costs. Factors that influenced the WTP are period of stay, level of income, residence status, and level of education.