Karakteristik Fluks Karbon Dioksida (CO2) Pertanaman Kelapa Sawit pada Lahan Gambut dan Lahan Mineral

Abstract

Perkebunan kelapa sawit memiliki potensi sebagai penyerap CO2, hal ini terkait dengan produksi biomassa tanaman yang tinggi dan perluasan areal perkebunan yang dinamis. Net ekosystem exchange (NEE) dihitung dengan menggunakan metode eddy correlation untuk mengetahui kemampuan kelapa sawit dalam menyerap CO2, menunjukkan dinamika NEE diurnal dan harian, dan mengetahui pengaruh faktor iklim terhadap dinamika NEE pada ekosistem kelapa sawit, serta mengetahui dinamika ekosistem kelapa sawit yang berkontribusi besar dalam pertukaran CO2 di lahan gambut dan lahan mineral. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CO2 diserap pada siang hari dan dilepas pada malam hari. Karbon dioksida pada lahan gambut sebagian besar dilepaskan dan karbon dioksida pada tanah mineral sebagian besar diserap. Nilai NEE meningkat dengan meningkatnya radiasi global dan PAR. Korelasi antara NEE dan PAR menunjukkan nilai R2 sekitar 0,9, nilai korelasi (R2) NEE dan suhu udara sekitar 0,2, dan radiasi global sekitar 0,9. Semakin tinggi nilai curah hujan, asimilasi CO2 semakin rendah. Semakin tinggi kandungan air tanah (KAT), semakin besar pula penyerapan CO2. Akumulasi nilai NEE di PTPN VI, Batanghari, Jambi menunjukkan bahwa CO2 cenderung diserap sedangkan di PT Kimia Tirta Utama, Riau, CO2 cenderung dilepaskan.

Oil palm plantations have the potential as a CO2 absorber, this is related to the high production of plant biomass and the dynamic expansion of plantation areas. Net ecosystem exchange (NEE) was calculated using the eddy correlation method to determine the ability of oil palm to absorb CO2, show the dynamics of diurnal and daily NEE, and determine the influence of climatic factors on the dynamics of NEE in the oil palm ecosystem, as well as determine the dynamics of the oil palm ecosystem which contributes greatly in CO2 exchange in peat and mineral soils. The results showed that CO2 was absorbed during the day and released at night. Carbon dioxide in peatlands is mostly released and carbon dioxide in mineral soils is mostly absorbed. The NEE value increases with increasing global radiation and PAR. The correlation between NEE and PAR shows an R2 value of about 0.9, a correlation value (R2) of NEE and air temperature of about 0.2, and a global radiation value of about 0.9. The higher the rainfall value, the lower the CO2 assimilation. The higher the soil water content (KAT), the greater the absorption of CO2. The accumulated NEE values at PTPN VI, Batanghari, Jambi indicate that CO2 tends to be absorbed while at PT Kimia Tirta Utama, Riau, CO2 tends to be released.