Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/108509
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Rustiadi, Ernan | - |
dc.contributor.advisor | Pravitasari, Andrea Emma | - |
dc.contributor.author | Adiputra, Muchamad Subhans | - |
dc.date.accessioned | 2021-08-17T01:14:38Z | - |
dc.date.available | 2021-08-17T01:14:38Z | - |
dc.date.issued | 2021 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/108509 | - |
dc.description.abstract | Wilayah yang cukup strategis dan mobilitas yang tinggi di wilayah selatan Kabupaten Tangerang mengakibatkan banyaknya masyarakat yang datang dari segala kalangan untuk bertempat tinggal pada lokasi ini. Perkembangan Kabupaten Tangerang yang seperti saat ini tidak sebanding dengan banyaknya kecamatan yang masih memiliki permukiman kumuh, karena tingkat kepadatan penduduk yang tinggi menjadi salah satu aktor penyebab mengapa permukiman menjadi kumuh. Untuk menangani permukiman kumuh di Kabupaten Tangerang, pemerintah pusat bersama dengan Pemerintah Kabupaten Tangerang telah melakukan penanganan intensif sejak tahun 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi pola persebaran spasial permukiman kumuh di Kabupaten Tangerang; (2) Menganalisis keterkaitan hubungan antara tingkat perkembangan wilayah dan Zona Nilai Tanah (ZNT) terhadap permukiman kumuh di Kabupaten Tangerang; (3) Menganalisis keragaman spasial faktor-faktor yang memengaruhi permukiman kumuh di Kabupaten Tangerang; (4) Merumuskan strategi penanganan permukiman kumuh berbasis kewilayahan. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data lokasi permukiman kumuh dan baseline permukiman kumuh tahun 2016 dan 2018 dari Satuan Kerja KOTAKU dan instansi terkait Kabupaten Tangerang. Metode analisis yang digunakan adalah identifikasi sebaran permukiman kumuh tahun 2016 dan 2018 menggunakan data lokasi kumuh serta pengurangan luas kumuh sampai tahun 2018 menggunakan ArcGIS 10.1, yang ditumpang susun dengan peta administrasi Kabupaten Tangerang. Selanjutnya digunakan analisis spasial berupa analisis Indeks Moran, analisis Moran’s scatterplot, analisis Local Indicator of Spatial Autocorrelation (LISA), analisis Spatial Mean Center, dan analisis Standard Deviational Ellipse. Analisis hubungan perkembangan wilayah terhadap permukiman kumuh berupa analisis skalogram, analisis nilai rataan Zona Nilai Tanah (ZNT), dan analisis korelasi. Analisis faktor-faktor yang memengaruhi permukiman kumuh berupa analisis regresi berganda dan analisis Geographic Weighted Regression (GWR), serta analisis deskriptif kuantitatif untuk strategi penanganan permukiman kumuh berbasis kewilayahan di Kabupaten Tangerang. Hasil penelitian menunjukkan sebaran permukiman kumuh tahun 2016 – 2018 masih tetap terkonsentrasi pada bagian utara maupun selatan Kabupaten Tangerang, namun luasanya sudah mengalami pengurangan. Hal itu ditunjukkan dari hasil analisis Indeks Moran pada tahun 2016 yang memiliki pola sebaran spasial persentase KK permukiman kumuh mengelompok, namun pada tahun 2018 pola sebaran spasial yang terjadi adalah acak (random). Berdasarkan pola hubungan spasial pada tahun 2016, desa/kelurahan dengan pola spasial High-High Cluster berada di pusat kota, dan pada tahun 2018 desa/kelurahan dengan pola spasial HighHigh Cluster berada di selatan Kabupaten Tangerang. Hasil analisis Spatial Mean Center dan Standard Deviation Ellipse juga menunjukkan pergerakan ke arah selatan Kabupaten Tangerang. Hal tersebut disebabkan penanganan permukiman kumuh oleh pemerintah sampai dengan tahun 2018 diprioritaskan di pusat kota, sedangkan pada wilayah selatan Kabupaten Tangerang kurang mendapatkan penanganan secara terpadu. Variabel Indeks Perkembangan Kelurahan (IPK) dan nilai rataan Zona Nilai Tanah (ZNT) memiliki korelasi cukup lemah positif, nilai rataan ZNT dengan persentase luas permukiman kumuh memiliki korelasi lemah positif, sedangkan variabel IPK dengan persentase luas permukiman kumuh tidak memiliki korelasi yang signifikan. Faktor-faktor yang memengaruhi permukiman kumuh di Kabupaten Tangerang adalah jumlah titik kumuh tiap desa/kelurahan (JTKUM), persentase hunian tidak memiliki Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), dan persentase kawasan yang terkena genangan (GEN). Terlihat permukiman kumuh di Kabupaten Tangerang dipengaruhi oleh faktor fisik maupun non fisik. Hasil GWR menunjukkan masing-masing faktor yang memengaruhi permukiman kumuh memberikan pengaruh yang berbeda-beda pada setiap lokasi amatannya. Berdasarkan hasil overlay diketahui bahwa seluas 172,47 ha (74%) permukiman kumuh berada di dalam kawasan permukiman. Kemudian sisanya seluas 59,51 ha (26%) berada di luar kawasan permukiman. Hal tersebut mengindikasikan lemahnya pengendalian pemanfaatan ruang di Kabupaten Tangerang. Arahan penanganan permukiman kumuh di Kabupaten Tangerang dengan menerapkan prioritas penanganan pada masing-masing desa/kelurahan berupa prioritas penanganan tinggi pada 2 (dua) desa/kelurahan, prioritas penanganan sedang pada 17 desa/kelurahan, dan prioritas penanganan rendah pada 25 desa/kelurahan, dengan mempertimbangkan kejelasan status penguasaan lahan pada permukiman kumuh tersebut. Prioritas penanganan tinggi diarahkan untuk peremajaan permukiman kumuh skala kawasan, pemukiman kembali dengan pendirian rumah susun sewa untuk masyarakat berpenghasilan rendah pada titik lokasi sesuai hasil GWR, serta konsolidasi lahan di kawasan perkotaan. Prioritas penanganan sedang diarahkan untuk peremajaan permukiman kumuh skala kawasan, pemugaran permukiman kumuh tiap-tiap bangunan dan sarana prasarana lingkungan, konsolidasi lahan di kawasan perkotaan, serta program peningkatan pendidikan dasar dan penertiban Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) di wilayah selatan Kabupaten Tangerang. Prioritas penanganan rendah diarahkan untuk pemugaran permukiman kumuh tiap-tiap bangunan beserta sarana prasarana lingkungan, program peningkatan fasilitas sarana dan prasarana di wilayah utara Kabupaten Tangerang. Pada semua prioritas jika tidak memiliki kejelasan status lahan diarahkan untuk penanganan pemukiman kembali. Selain itu diarahkan penanganan terkait aspek ekonomi dan sosial untuk dapat mengentaskan permukiman kumuh agar terciptanya pembangunan di Kabupaten Tangerang yang berkelanjutan antara lain dengan program pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah dan edukasi hidup bersih sehat untuk mengubah perilaku penghuni permukiman kumuh. | id |
dc.language.iso | id | id |
dc.publisher | IPB University | id |
dc.title | Strategi Penanganan Permukiman Kumuh di Kabupaten Tangerang Berdasarkan Keragaman Spasial Faktor yang Mempengaruhinya | id |
dc.type | Thesis | id |
dc.subject.keyword | coping strategy | id |
dc.subject.keyword | GWR | id |
dc.subject.keyword | multiple regression | id |
dc.subject.keyword | slum settlement factor | id |
dc.subject.keyword | spatial distribution pattern | id |
Appears in Collections: | MT - Economic and Management |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
Full Text.pdf Restricted Access | Full Text | 4.09 MB | Adobe PDF | View/Open |
Abstrak.pdf Restricted Access | Abstrak | 157.46 kB | Adobe PDF | View/Open |
Bab 1 Pendahuluan.pdf Restricted Access | Bab 1 Pendahuluan | 96.81 kB | Adobe PDF | View/Open |
Bab 2 Tinjauan Pustaka.pdf Restricted Access | Bab 2 Tinjauan Pustaka | 404.41 kB | Adobe PDF | View/Open |
Bab 3 Metode.pdf Restricted Access | Bab 3 Metode | 382.75 kB | Adobe PDF | View/Open |
Bab 4 Gambaran Umum Wilayah Penelitian.pdf Restricted Access | Bab 4 Gambaran Umum Wilayah Penelitian | 384.54 kB | Adobe PDF | View/Open |
Bab 5 Hasil dan Pembahasan.pdf Restricted Access | Bab 5 Hasil dan Pembahasan | 1.65 MB | Adobe PDF | View/Open |
Bab 6 Simpulan dan Saran.pdf Restricted Access | Bab 6 Simpulan dan Saran | 14.81 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.