Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/108506
Title: Kajian Tata Kelola Kawasan Konservasi dalam Mendukung Resiliensi Terumbu Karang di Perairan Bali dan Lombok
Other Titles: Study on Governance of Marine Conservation Area in Supporting Coral Reef Resilience in Bali and Lombok Waters
Authors: Adrianto, Luky
Madduppa, Hawis
Prabuning, Derta Purwita Dhine
Issue Date: 2020
Publisher: IPB University
Abstract: Pemutihan karang terjadi pada tahun 2010 dan 2016 di perairan Bali dan Lombok. Tingkat kerusakan ekosistem pasca pemutihan karang tidak hanya bergantung pada intensitas tekanan namun juga dipengaruhi kemampuan ekosistem, pengelolaan, dan tata kelola. Pengelolaan telah dilakukan melalui inisiasi Taman Wisata Perairan (TWP) Buleleng Timur dan TWP Gili Matra. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menilai status terumbu karang, pengelolaan, dan tata kelola; (2) menguraikan proses tata kelola dalam mendukung resiliensi; dan (3) menyusun rekomendasi pengembangan pengelolaan pemutihan karang dan tata kelola resiliensi terumbu karang. Lokasi penelitian adalah di TWP Buleleng Timur dan Gili Matra. Data primer, yaitu interview, sedangkan data sekunder berupa dokumen dan catatan arsip terkait pengelolaan kawasan diambil pada bulan Januari – April 2019. Data sekunder lainnya, yaitu data biofisik terumbu karang dan pemutihan karang diambil pada tahun 2009 hingga 2017. Metode untuk menjawab tujuan penelitian pertama adalah analisi kuantitatif untuk kondisi terumbu karang dan kesenjangan tematik dengan pendekatan kualitatif. Kedua, Hystorical Analysis digunakan untuk pencocokan kejadian pada ekosistem dan tata kelola. Ketiga, Analytic Network Process untuk mendapatkan input pengelolaan dan tata kelola. Terumbu karang mengalami penurunan tutupan karang keras pasca kejadian pemutihan karang di kedua lokasi penelitian. Rerata pemutihan karang pada tahun 2010 sebesar 8,70% (SE±1,96) dan tahun 2016 sebesar 43,00% (SE±12,56) di TWP Buleleng Timur, sedangkan di TWP Gili Matra sebesar 42,80% (SE±6,70). Data deret waktu karang keras menunjukkan adanya penurunan persen tutupan pada tahun 2010 di perairan dangkal dan dalam di TWP Beleleng Timur. Pada tahun 2016 kembali terjadi penurunan tutupan karang keras di perairan dalam di TWP Buleleng Timur dan Gili Matra, sedangkan di perairan dangkal terjadi peningkatan tutupan karang keras di TWP Buleleng Timur dan penurunan tutupan karang keras di TWP Gili Matra. Framework Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (EKKP3K) pada aspek pengelolaan dan tata kelola dapat menjawab semua kebutuhan pengelolaan pemutihan karang dan tata kelola resiliensi. Penilaian kesenjangan pengelolaan pemutihan karang menunjukkan bahwa TWP Buleleng Timur mencapai skor 66,67% dari semua pertanyaan kebutuhan pengelolaan, sedangkan TWP Gili Matra 76,19%. Penilaian kesenjangan tata kelola resiliensi, TWP Buleleng Timur mencapai skor 70,58% dari semua pertanyaan kebutuhan pengelolaan, sedangkan TWP Gili Matra 82,35%. Hasil analisis tata kelola dan kondisi terumbu karang menunjukkan bahwa tata kelola belum dapat menjawab degradasi ekosistem. Namun dari sisi peran aktif masyarakat, kegiatan rehabilitasi habitat, dan kapasitas intitusi tata kelola telah terlaksana. Tata kelola di kedua lokasi penelitian mampu menjadi faktor dalam meningkatnya partisipasi, rehabilitasi habitat, dan peningkatan kapasitas pengelola. Pengelola terumbu karang perlu melakukan prioritas dalam menyelesaikan masalah pada ekosistem terkait pengelolaan dan tata kelola. Integrasi pengelolaan pemutihan dan resiliensi pada Rencana Pengelolaan dan Zonasi perlu dilakukan. Hal tersebut diikuti oleh peningkatan partisipasi masyarakat dan stakeholder terkait. Dengan terlaksananya rencana pengelolaan dan tata kelola di atas, resiliensi alamiah terumbu karang mendapat dukungan dalam menghadapi tekanan dari pemutihan karang.
Coral bleaching occurred in 2010 and 2016 in Bali and Lombok. The amount of damage depends on not only the intensity of the threat but also on the ability of reefs, management, and governance to copes with it. Coral reef management was conducted through the initiation of a marine protected area (MPA) of Buleleng Timur and MPA Gili Matra. This research aims to (1) assess coral reef condition, management, and governance; (2) analyze governance process in supporting resilience; and (3) arrange priority recommendation of coral bleaching management and governance in supporting resilience. Marine protected areas of Buleleng Timur and Gili Matra were selected as the study area. Data collection was conducted regarding primary and secondary data. Primary data of interviews and secondary data of document and archive records were collected from January – April 2019. Other secondary data of coral reef benthic and coral bleaching was collected in 2009 – 2017. The method to cope with the first objective was the quantitative analysis and thematic gap with qualitative approaches. Second, historical analysis was used to reviewed timeline activities of governance and ecosystem. Third, the analytic network process gets management and governance input. Coral reefs experienced a decrease in hard coral post-bleaching events in the two study locations. The average coral bleaching in 2010 was 8.70% (SE ± 1.96), and in 2016 was 43.00% (SE ± 12.56) in MPA of Buleleng Timur, while in MPA of Gili Matra was 42.80% (SE ± 6.70). Time series data of hard coral shows a decrease of hard coral cover in 2010 in shallow and deep waters in the MPA of Buleleng Timur. In 2016 there was also a decline in deep waters in MPA of Buleleng Timur and Gili Matra, while shallow waters experienced an increase of hard coral cover in MPA of Buleleng Timur and a decrease of hard coral cover in the MPA of Gili Matra. The management and governance aspect of the Technical Guidelines for Evaluating the Management Effectiveness of Aquatic, Coasts, and Small Islands Conservation Areas (EKKP3K) can address all of the coral bleaching management and resilience governance needed. The result of the gap analysis of coral bleaching management shows that the MPA of Buleleng Timur achieved an evaluation score of 66.67% of all management questions; in comparison, the MPA of Gili Matra was 76.19%. The result of the gap analysis of governance in supporting resilience shows that the MPA of Buleleng Timur achieved an evaluation score of 70.58%, while the MPA of Gili Matra was 82.35%. The analysis result of governance and coral reef conditions shows that governance has not yet been able to answer the degradation of the ecosystem. Meanwhile, it answered community participation, habitat rehabilitation, and capacity of governance, institutions. Governance of both MPAs was a factor of participation, habitat rehabilitation, and capacity increases. The reef manager needs to prioritize ecosystem problems. Considering coral bleaching management and governance resilience to MPA’s management and zoning is needed. Community and stakeholder participation is also necessary. With the implementation of the management and governance plan, the natural reef resilience will be strengthened to cope with coral bleaching.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/108506
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover1.54 MBAdobe PDFView/Open
C252160151_Derta Prabuning.pdf
  Restricted Access
Fullteks2.04 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran1.16 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.