Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/108350
Title: Globalisasi dan Dampaknya terhadap Sektor Rill.
Authors: Achsani, Noer Azam
Irawan, Tony
Anggraeni, Lukytawati
Feriansyah
Issue Date: 2021
Publisher: IPB University
Abstract: Perkembangan era globalisasi dan modernisasi telah membawa isu perekonomian ke arah babak baru. Globalisasi yang mulai akseleratif pada pertengahan tahun 1990 dipandang telah mempengaruhi berbagai mekanisme perekonomian global dan regional. Hal ini menjadikan globalisasi sebagai salah satu variabel penting yang seharusnya diperhitungkan dalam menjawab berbagai tantangan ekonomi. Setidaknya terdapat tiga isu penting yang menjadi perdebatan secara teoritis mengenai dampak globalisasi terhadap perekonomian sehingga penting untuk dijawab secara empiris. Adapun ketiga isu globalisasi yang menjadi pokok permasalahan penting, yaitu: pertama, peran liberalisasi ekonomi sebagai hasil cipta dari proses globalisasi terhadap perekonomian masih menyisihkan perdebatan secara konseptual dan empiris di banyak literatur; kedua, globalisasi telah menciptakan perubahan struktur perekonomian dan memberikan efek yang beragam terhadap perekonomian yang memiliki karakteristik dan kondisi yang berbeda; ketiga, dibawah globalisasi, kebijakan moneter dan fiskal dalam mempengaruhi sektor riil menjadi kurang efektif dan tidak independen. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis pengaruh globalisasi terhadap kinerja sektor riil pada berbagai kelompok kawasan dunia; (2) Menganalisis pengaruh liberalisasi perdagangan dan keuangan terhadap kinerja sektor riil pada berbagai kawasan dunia; (3) Menganalisis pengaruh kebijakan makroekonomi terhadap kinerja sektor riil dengan mempertimbangkan aspek globalisasi dan liberalisasi ekonomi. Sektor perekonomian yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu: sektor primer (pertanian), sektor sekunder (industri) dan sektor tersier (jasa). Globalisasi yang menjadi variabel penjelas dalam penelitian ini juga terbagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu: indeks globalisasi yang dikeluarkan oleh Dreher (2002), indeks liberalisasi perdagangan atau openness yang dikeluarkan oleh World Development Indicator (WDI) dan indeks liberalisasi keuangan yang dikeluarkan oleh Lane dan Milessi-Fereti (2006). Sementara itu, objek penelitian yang menjadi fokus penelitian terdiri dari: (1) kawasan negara berdasarkan kelompok pendapatan, yaitu: high income, upper middle income, lower middle income, dan low income; (2) kawasan negara berdasarkan kelompok regional, yaitu: Asia Pasifik, Afrika, Amerika Latin dan Carribean, dan Eropa, Amerika dan Australia. Dengan metode regresi data panel dinamis, penelitian ini menggunakan data sekunder dengan time series frekuensi 1 tahunan dari tahun 1998 – 2018 dan cross-section terdiri dari 79 negara di berbagai kawasan dunia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa globalisasi memiliki hubungan negatif signifikan terhadap sektor pertanian, industri dan jasa. Diantara ketiga sektor tersebut, globalisasi memberikan efek negatif yang besar terhadap sektor pertanian. Sementara itu, liberalisasi perdagangan memiliki hubungan negatif signifikan hanya terhadap sektor pertanian, dan hubungan positif signifikan kepada sektor industri dan jasa. Hal ini menunjukkan bahwa globalisasi yang semakin meningkat dari waktu ke waktu akan mempercepat perubahan struktur perekonomian. Perubahan struktur perekonomian di bawah rezim globalisasi dapat disebabkan karena peralihan sektor ekonomi dari tradisional ke modern yang mendorong dominansi aktivitas perekonomian di bidang industri dan jasa. Globalisasi, berdasarkan hasil empiris juga semakin meningkatkan proses deindustrialisasi khususnya pada negara-negara berdasarkan kelompok negara high income, lower middle income, low income, dan Asia Pasifik. Akan tetapi, pengaruh globalisasi terhadap proses deindustrialiasi terhadap empat kelompok negara diatas memiliki proses yang berbeda. Proses deindustrialisasi pada kelompok negara high income dan Asia Pasifik lebih disebabkan karena adanya realokasi kegiatan manufaktur dan industri di negara-negara berkembang dan perubahan struktur perekonomian dari industri ke sektor jasa. Sementara itu, proses deindustrialisasi yang terjadi pada kelompok negara lower middle dan low income lebih disebabkan karena adanya proses deindustrialisasi prematur karena kegagalan proses industrialisasi di negara-negara tersebut. Hasil lainnya globalisasi memberikan efek negatif signifikan paling besar terhadap kelompok negara Afrika untuk sektor pertanian dan jasa, sementara globalisasi memberikan efek positif signifikan paling besar terhadap kelompok negara Eropa, Amerika dan Australia untuk sektor industri dan jasa. Hasil empiris juga menunjukkan secara signifikan bahwa tingginya globalisasi akan mempertipis hubungan positif kebijakan fiskal terhadap sektor pertanian, industri dan jasa, sedangkan peran kebijakan moneter dibawah globalisasi tidak ditemukan kondisi yang demikian. Globalisasi yang semakin akseleratif tidak mempertipis hubungan positif kebijakan moneter terhadap sektor pertanian, industri dan jasa. Ini menunjukkan bahwa kebijakan moneter dibawah rezim globalisasi tetap terandalkan jika dibandingkan dengan kebijakan fiskal dalam mempengaruhi sektor riil. Hasil ini sejalan dengan teori yang mengungkapkan bahwa dibawah nilai tukar mengambang dan perekonomian terbuka, kebijakan moneter lebih efektif dibandingkan dengan kebijakan fiskal dalam mempengaruhi perekonomian. Hasil ini juga diperkuat dengan temuan empiris bahwa kebijakan fiskal secara signifikan semakin tidak efektif dalam mempengaruhi sektor riil ketika aliran barang dan jasa serta aliran modal semakin terintegrasi. Perbaikan aspek-aspek pertanian menuju berkelanjutan berbasis teknologi dan inovasi sudah semestinya diimplementasikan dan dijadikan sebuah gerakan global, industrialisasi di bidang pertanian sudah semestinya didorong dengan penggunakan teknologi tepat guna dan tetap memperhatikan aspek lingkungan, dan kebijakan subsidi pertanian sudah selayaknya dilakukan oleh otoritas pemerintah negara di dunia. Stabilitas sistem keuangan di tengah-tengah globalisasi harus diperketat dan diperkuat oleh peran bank sentral dengan mengendalikan sektor keuangan bernilai guna bagi sosial dan ekonomi secara keseluruhan khususnya bagi ekonomi yang dianggap produktif. Kebijakan fiskal ekspansif dibawah rezim globalisasi juga sepatutnya dijaga agar tidak melewati ambang batas defisit agar kebijakan fiskal tidak meningkatkan defisit neraca perdangangan, serta dalam rangka menjaga stabilitas nilai tukar yang mendorong pada kegiatan ekspor, kebijakan makroekonomi campuran (mixed policy) sudah semestinya dilakukan oleh otoritas moneter dan pemerintah.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/108350
Appears in Collections:DT - Economic and Management

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
H463170198_Feriansyah.pdf
  Restricted Access
Fullteks3.08 MBAdobe PDFView/Open
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover486.19 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.