Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/108252
Title: Pengendalian Penyakit Darah menggunakan Asap Cair dan Bakteri Penghasil AHL-laktonase melalui Priming pada Plantlet Pisang Cavendish
Other Titles: Blood Disease Control Using Wood Vinegar and AHL-lactonase Producing Bacteria through Priming in Cavendish Banana Plantlet
Authors: Giyanto
Nawangsih, Abdjad Asih
Sulistiani, Erina
Nurrahmawan, Muhammad Evan
Issue Date: 5-Aug-2021
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Citation: Nurrahmawan ME, Giyanto, Nawangsih AA, Sulistiani E. 2021. Pengendalian penyakit darah menggunakan asap cair dan bakteri penghasil AHL-laktonase melalui priming pada plantlet pisang Cavendish
Abstract: Bibit kultur jaringan rentan terhadap penyakit darah yang disebabkan oleh Ralstonia syzygii subsp. celebesensis pada awal pertumbuhan di lapangan. Pra-pengondisian bibit melalui priming dapat meningkatkan respon ketahanan dan pertumbuhan. Asap cair (AC) tempurung kelapa dan bakteri penghasil AHL-laktonase dilaporkan memacu pertumbuhan pisang Cavendish dan menekan kejadian penyakit darah. Namun, aplikasi kedua agens tersebut dalam priming ketahanan pada bibit pisang Cavendish belum dilaporkan. Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh AC dan isolat bakteri Bacillus cereus strain DBK2 penghasil AHL-laktonase sebagai agens priming terhadap pertumbuhan dan aktivitas enzim ketahanan pada bibit pisang Cavendish serta pengendalian penyakit darah. Tahapan penelitian mencakup uji fitotoksisitas AC, uji pengaruh AC terhadap pertumbuhan dan aktivitas enzim ketahanan plantlet pada fase induksi perakaran, isolasi bakteri R. syzygii subsp. celebesensis, uji toksisitas AC secara in vitro, penyediaan isolat bakteri penghasil AHL-laktonase, uji pengaruh bakteri penghasil AHL-laktonase terhadap pertumbuhan dan aktivitas enzim ketahanan plantlet pada fase aklimatisasi, dan efikasi kombinasi AC dan bakteri penghasil AHL-laktonase dalam pengendalian penyakit darah in vivo. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan AC pada konsentrasi ≥1,5% (AC ≥1,5%) bersifat fitotoksik dengan gejala meliputi klorosis, nekrosis dan kematian plantlet disertai lendir, sedangkan perlakuan AC pada konsentrasi ≤1,0% (AC ≤1,0% ) bersifat nonfitotoksik. Pertumbuhan plantlet pada fase induksi perakaran yang optimum terjadi pada perlakuan AC 0,1% dan AC 0,3%. Kedua konsentrasi AC tersebut juga dapat meningkatkan aktivitias enzim ketahanan plantlet pada 2, 4, dan 6 hari setelah tanam (HST), kemudian menurun pada 30 HST. Perlakuan AC menunjukkan sifat antibakteri yang diindikasikan dengan terbentuknya zona hambat dan penurunan nilai kerapatan sel R. syzygii subsp. celebesensis. Kombinasi AC dan isolat bakteri B. cereus strain DBK2 penghasil AHL-laktonase yang diaplikasikan dalam penelitian ini berpengaruh terhadap pertumbuhan dan penekanan penyakit darah. Perlakuan AC 0,1% + DBK2 dapat memacu seluruh peubah pertumbuhan secara optimum, serta meningkatkan aktivitas peroksidase sebesar 1036,36% dan polifenol oksidase sebesar 6038,89%. Perlakuan AC 0,1% + DBK2 juga dapat memperpanjang masa inkubasi hingga 18 hari setelah inokulasi, menekan intensitas layu hingga 48.33%, laju infeksi hingga 85,14%, dan AUPDC hingga 71,97%; dengan peningkatan aktivitas peroksidase sebesar 875% dan polifenol oksidase sebesar 1600%. Berdasarkan hasil tersebut, AC dan bakteri B. cereus strain DBK2 penghasil AHL-laktonase berpotensi digunakan sebagai agens priming ketahanan pada bibit pisang Cavendish hasil kultur jaringan.
Description: -
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/108252
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover.pdfCover405.41 kBAdobe PDFView/Open
Tesis_Muhammad Evan Nurrahmawan_A352180011_FINAL.pdf
  Restricted Access
Fullteks2.53 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran650.4 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.