Efisiensi Jaringan Distribusi Rantai Pasok Komoditas Cumi-Cumi di Kabupaten Belitung

Abstract

Squid or Loligo sp. is one of the leading marine commodities in Belitung Regency with a catch of 3458 tons and has an exchange rate of Rp 224.770.000.000 in 2019. The efficiency of the distribution network is affected by the length of the supply chain, high marketing margins, transaction costs, supply volume, and the price of the final product. This study aims to map the supply chain distribution network, identify the amount of marketing margin and transaction costs, determine efficient distribution channels and provide recommendations for improvements to the selected channels. The result of mapping used value stream mapping shows that there are six alternative channels with channel 4 as the longest channel. The export for consumer transportation process consumes the largest cost and time among other stakeholders. The highest efficiency channel is the channel with low price margins and transaction costs, has a high supply volume and has a marketing efficiency value of <50%. Channel 5 is the most efficient channel with a margin of 10.000 IDR, transaction fee of 33.385 IDR, supply volume of 142 Kg/day, and has a marketing efficiency value of 38,15%. The recommendation for improvement are aimed at channels with the lowest efficiency values that are channels 1 dan 4 through the formation of squid fishing communities. It is Hoped this community will be able to meet consumer needs to buy squid at a cheaper price with good quality and increase producer income.

Cumi-cumi atau Loligo sp. merupakan salah satu komoditas laut unggulan di Kabupaten Belitung dengan hasil tangkapan 3458 ton dan memiliki nilai tukar sebesar Rp 224.770.000.000 pada tahun 2019. Efisiensi jaringan distribusi dipengaruhi oleh panjangnya rantai pasok, tingginya margin pemasaran, biaya transaksi, dan volume pasokan serta harga produk ditingkat akhir. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan jaringan distribusi rantai pasok, mengidentifikasi besarnya margin pemasaran dan biaya transaksi, menentukan saluran distribusi yang efisien dan memberikan rekomendasi perbaikan pada saluran terpilih. Hasil pemetaan menggunakan value stream mapping menunjukkan terdapat enam saluran alternatif dengan saluran 4 sebagai saluran terpanjang. Proses transportasi konsumen ekspor menghabiskan biaya dan waktu terbesar diantara stakeholder lainnya. Saluran dengan efisiensi tertinggi merupakan saluran dengan margin harga dan biaya transkasi rendah, memiliki volume pasokan yang tinggi serta memiliki nilai efisiensi pemasaran < 50%. Saluran tersebut adalah saluran 5 dengan margin pemasaran Rp 10.000, biaya transaksi Rp 33.385, volume pasokan 142 Kg/hari, dan memiliki nilai efisiensi pemasaran 38,15%. Rekomendasi perbaikan ditujukan pada saluran dengan nilai efisiensi terendah yaitu saluran 1 dan 4 melalui pembentukan komunitas nelayan cumi-cumi. Harapannya komunitas ini mampu memenuhi kebutuhan konsumen untuk membeli cumi-cumi dengan harga yang lebih murah dengan kualitas yang baik serta meningkatkan pendapatan produsen.