Sebaran Titik Panas sebagai Indikator Kebakaran Hutan dan Lahan pada berbagai Tutupan Lahan di Kabupaten Kutai kartanegara, Kalimantan Timur

Abstract

Kalimantan Timur selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2016 hingga tahun 2020 mengalami kebakaran hutan dan lahan, khususnya di beberapa Kabupaten. Salah satu kabupaten yang memiliki titik panas (hotspot) terbanyak yaitu Kabupaten Kutai Kartanegara. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi sebaran spasial titik panas dan menganalisis hubungan curah hujan dengan titik panas sebagai indikator terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2019–2020. Data titik panas yang digunakan diperoleh dari FIRMS, Data tutupan lahan dari KLHK, data adminitrasi Kabupaten Kutai Kartanegara dan data curah hujan dari Badan Pusat Statistika. Data yang diperoleh diolah dengan aplikasi Arcgis 10.3, Microsoft excel dan MINITAB 18. Hasil penelitian menunjukkan titik panas yang terdeteksi pada tahun 2019 hingga tahun 2020 di Kabupaten Kutai Kartanegara mencapai 5.323 titik panas. Kebakaran hutan dan lahan paling banyak terjadi pada tutupan lahan belukar dan belukar rawa. Kebakaran hutan dan lahan tahun 2019 diduga karena terjadi anomali iklim yang menyebabkan curah hujan lebih rendah. Hasil uji korelasi curah hujan dan titik panas memiliki korelasi negatif, yaitu penurunan curah hujan diikuti dengan kenaikan titik panas.

East Kalimantan for the last five years, from 2016 to 2020, experienced forest and land fires, especially in several districts. One of the regencies that has the most hotspots is Kutai Kartanegara Regency. This study aims to identify the spatial distribution of hotspots and analyze the relationship between rainfall and hotspots as an indicator of forest and land fires in the Kutai Kartanegara Regency in 2019–2020. The hotspot data used was obtained from FIRMS, land cover data from the Ministry of Environment and Forestry, administrative data from Kutai Kartanegara Regency, and rainfall data from the Central Statistics Agency. The data obtained were processed using the Arcgis 10.3 application, Microsoft excel, and MINITAB 18. The results showed that the hotspots detected in 2019 to 2020 in Kutai Kartanegara Regency reached 5,323 hotspots. Most forest and land fires occur in scrub and swamp cover. The forest and land fires in 2019 were thought to be due to a climate anomaly that caused lower rainfall. The results of the correlation test between rainfall and hotspots have a negative correlation, namely a decrease in rainfall followed by an increase in hotspots.