Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/107462
Title: Pencemaran Udara Partikulat dan Timbal serta Potensi Risikonya Terhadap Kesehatan Masyarakat di Kota Bogor
Authors: Yani, Moh
Hidayat, Rahmat
Ihsan, Iif Miftahul
Issue Date: 2021
Publisher: IPB University
Abstract: Partikulat dan timbal merupakan zat pencemar yang dihasilkan oleh aktivitas antropogenik seperti aktivitas transportasi dan industri. Konsentrasi partikulat dan timbal dipengaruhi oleh sumber pencemar serta cuaca, sehingga dapat berfluktuasi setiap waktu. Selain berfluktuasi setiap waktu, keberadaan partikulat dan timbal di perkotaan dapat berbahaya terhadap kesehatan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variasi diurnal dan musiman konsentrasi partikulat dan timbal di Kota Bogor serta menganalisis karakteristik risiko partikulat dan timbal terhadap kesehatan masyarakat Kota Bogor. Data konsentrasi PM2,5 dan PM10 diperoleh dari Center for Climate Risk and Opportunity Management (CCROM-SEAP), yang diukur secara real-time dan kontinyu. Pengukuran tersebut dilakukan untuk menganalisis variasi diurnal dan musiman konsentrasi PM2,5 dan PM10 dari Januari 2019 sampai Juni 2020. Untuk memperoleh variasi diurnal antara siang dan malam hari dilakukan uji komparasi menggunakan uji independent t-test two tailed, sedangkan untuk memperoleh variasi musiman menggunakan analisis korelasi dengan peubah bebasnya adalah curah hujan. Perhitungan karakteristik risiko dari paparan partikulat dan timbal dapat menggunakan metode analisis risiko kesehatan lingkungan (ARKL). Karakteristik risiko dapat dinyatakan sebagai tingkat risiko (RQ) untuk zat pencemar yang tidak mempunyai efek karsinogenik, dan risiko kanker (CR) untuk zat pencemar yang mempunyai efek karsinogenik. Untuk menghitung tingkat risiko dan risiko kanker partikulat dan timbal terhadap kesehatan masyarakat Kota Bogor dapat menggunakan data konsentrasi partikulat yang terdiri dari PM2,5, PM10, dan TSP serta Pb yang diperoleh dari hasil pengukuran manual di setiap kecamatan. Selain itu, data laju pernafasan, waktu paparan, frekuensi paparan, durasi paparan, berat badan, serta waktu rata-rata juga diperlukan untuk melakukan perhitungan dimana data tersebut diperoleh dari survey kuisioner terhadap responden laki-laki dan perempuan di masing-masing kecamatan. Berdasarkan hasil pengukuran di CCROM SEAP, rentang konsentrasi PM2,5 dan PM10 masing-masing sebesar 3,78 µg/m3 hingga 63,69 µg/m3 dan 14,93 µg/m3 sampai 118,22 µg/m3 dengan rata-rata konsentrasi PM2,5 dan PM10 sebesar 24,38 µg/m3 dan 54,22 µg/m3. Pada siang hari, konsentrasi PM2,5 umumnya lebih tinggi daripada malam hari dengan rata-rata 25,9 µg/m3 dan 22,7 µg/m3. Berbanding terbalik dengan PM2,5, rata-rata konsentrasi PM10 pada malam hari lebih besar dari malam hari sebesar 54,9 µg/m3 dan 53,5 µg/m3. Berdasarkan uji independent t-test two tailed, terdapat perbedaan rata-rata konsentrasi PM2,5 pada siang dan malam hari, namun tidak terdapat perbedaan rata-rata konsentrasi PM10 pada siang dan malam hari. Selama periode bulan kering dan bulan basah, konsentrasi PM2,5 berada pada rentang 7,78 µg/m3 sampai 63,69 µg/m3 dan 5,76 µg/m3 sampai 31,96 µg/m3 dengan rata-rata konsentrasi PM2,5 masing-masing sebesar 32,91 µg/m3 dan 17,65 µg/m3. Konsentrasi PM10 periode bulan kering dan bulan basah berada pada rentang 20,24 µg/m3 sampai 118,22 µg/m3 dan 15,30 µg/m3 sampai 81,94 µg/m3, dengan rata-rata konsentrasi PM10 pada bulan kering dan bulan basah masing-masing sebesar 70,07 µg/m3 dan 44,85 µg/m3. Analisis korelasi Pearson menunjukan bahwa terdapat hubungan antara curah hujan dan konsentrasi PM2,5 dan PM10, dimana semakin tinggi curah hujan, akan mengurangi tingkat konsentrasi PM2,5 dan PM10 di atmosfer (r = –0,49; r = –0,50). Penduduk laki-laki di Tanah Sareal, Bogor Utara dan Bogor Selatan masing-masing memiliki tingkat risiko PM2,5 lebih dari 1, sedangkan penduduk perempuan yang memiliki tingkat risiko PM2,5 lebih dari 1 terjadi pada penduduk perempuan di Tanah Sareal. Untuk polutan PM10, penduduk laki-laki di Kecamatan Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Selatan dan Tanah Sareal masing-masing memiliki tingkat risiko lebih dari 1. Penduduk laki-laki dan perempuan di masing-masing kecamatan memiliki tingkat risiko TSP lebih dari 1. Berbanding terbalik dengan TSP, penduduk laki-laki dan perempuan memiliki tingkat risiko Pb kurang dari 1. Tingkat risiko lebih dari 1 menunjukan bahwa risiko kesehatan dari paparan agen risiko di wilayah tersebut ada, sehingga perlu dikendalikan atau perlu adanya manajemen risiko. Perhitungan risiko kanker di setiap kecamatan di Bogor pada setiap segmen penduduk laki-laki dan perempuan lebih kecil dari 10-6 yang berarti timbal tidak menimbulkan risiko bagi masyarakat yang terpapar.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/107462
Appears in Collections:MT - Multidiciplinary Program

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover71.14 MBAdobe PDFView/Open
P052190251_Iif Miftahul Ihsan.pdf
  Restricted Access
Fullteks17.51 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran19.71 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.